Gadis dengan almamater khas Thalassa Skye High School itu, turun dari motor sport berwarna biru.
Ia tersenyum menatap si pengendara. "Makasih Devan." katanya.
Devan mengangguk dan membalas senyuman gadis itu. "Gue balik ya." pamitnya yang diangguki lawan bicaranya.
Setelah Devan menghilang di belokkan, gadis tersebut berjalan tergesa memasuki rumahnya. Ia menuju dapur mengambil minuman dan camilan untuk ia bawa ke kamarnya.
"Eh, Luna udah pulang." sapa Natalia.
"Hai, Ma." Luna mengecup sekilas pipi Natalia.
"Mau dibawa kemana?" Natalia menatap beberapa camilan yang berada digenggaman tangan Luna.
"Ke kamar. Luna mau ngobrol sama Alex." Luna menghampiri Natalia dan mengecup kembali pipinya. "Bye, Ma."
Luna menjalani harinya seperti biasa. Ia masih bersama Anna dan Liana, meskipun kelas mereka tahun ini berbeda. Kadang ia merasa ada yang kurang. Biasanya ketika istirahat, Luna berkumpul bersama Alex dan teman-temannya. Kini tidak lagi, Luna hanya bertiga bersama Anna dan Liana plus Devan dan temannya, Billy, kadang ikut bergabung.
Setelah Alex lulus, beberapa teman seangkatannya bahkan kakak kelas, terang-terangan mendekatinya. Luna sedikit sebal dengan mereka semua. Tapi gadis itu tetap menolak mereka dengan halus.
Hubungannya dengan Angel juga berjalan dengan baik, mereka kadang suka mengobrol bersama atau makan bersama di kantin. Begitupun dengan Erano, laki-laki yang dulu menjadi musuh Alex, kini sangat baik kepadanya. Beberapa kali Erano membantunya menghindar dari kakak kelas yang ingin mendekatinya. Dengar-dengar, Alex juga menitipkan Luna kepada Erano.
Luna dengan gesit mengeluarkan iPad-nya dari dalam laci. Ia mencari-cari nama Alex dan langsung menghubunginya lewat Skype. Sudah dua hari mereka tidak saling berkomunikasi karena perbedaan waktu dan Luna yang sibuk mengurus lomba basket.
Tidak lama kemudian, muncul wajah Alex di layar iPad-nya.
"Hai." seru Luna.
Di seberang sana, Alex tersenyum. Wajahnya terlihat seperti bangun tidur. "Hai." balasnya serak.
"Baru bangun ya?" tanya Luna sambil melepas almamaternya.
"Iya."
"Ih, singkat banget balesnya. Ga kangen Luna?" Luna mengerucutkan bibirnya.
Alex terkekeh gemas melihat wajah cemberut Luna. "Kangen, kok. Ini lagi ngumpulin nyawa. Bentar, aku cuci muka dulu."
Luna mengangguk. Sambil menunggu wajah Alex muncul lagi di layar, Luna meminum susu yang tadi ia ambil di dapur.
Beberapa menit kemudian, Alex kembali muncul.
"Ga kuliah?" tanya Luna.
"Nanti jam sembilanan."
Luna mengangguk. Ia mengikat rambutnya di depan Alex.
"Ish, cantik banget sih. Ga tahan." gemas Alex.
Luna tertawa sambil membuka bungkus camilan.
"Tadi di sekolah ngapain aja?" tanya Alex yang fokusnya ke arah pipi Luna yang menggembung karena mengunyah keripik.
"Belajar, main."
"Masih ada yang deketin kamu?"
Luna mengangguk sambil mengunyah. "Tapi Kak Erano udah berusaha ngejauhin mereka kok." kata Luna setelah menelan keripiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister Complex
Teen Fiction[ Completed ] Xavier Alexander Skye memiliki seorang adik sejak tiga tahun yang lalu. Adik yang berbeda jenis dengannya itu, ditemukan oleh ayahnya di sebuah toko permen dan berakhir dirumah Alex, menjadi adik angkat Alex. Sungguh gadis itu sangat c...