Lusa adalah hari dilaksanakannya kemah tahunan yang wajib diikuti oleh seluruh siswa dan siswi. Setelah kemarin kepala Luna yang ketimpuk bola, dan badannya yang masih agak panas, Luna tidak diperbolehkan ke sekolah.
Kini, gadis yang kulitnya seputih susu itu sedang tidur di kamar kakaknya, karena ac dikamarnya terasa panas dan baru besok di service. Lagian kamar Alex terasa lebih adem dengan nuansa hitam dan abu. Makanya, Luna lebih suka tidur di kamar kakaknya.
Selain lebih suka tidur di kamar Alex, Luna juga lebih suka memakai hoodie milik Alex. Padahal Ia juga punya banyak hoodie. Alasannya, karena milik Alex itu, wangi parfum Alex dan oversize di tubuh Luna. Kan Luna pengen kaya orang-orang korea gitu, yang pakai baju oversize.
Dengan selimut tebal dan hoodie milik Alex yang membungkus tubuhnya, Luna tidur dengan nyaman sambil memeluk boneka teddy bear putih miliknya.
Jam sudah menunjuk ke angka setengah tiga, ketika Alex masuk ke dalam kamarnya. Ia baru saja pulang dari sekolah. Ia meletakkan tasnya di samping meja belajar, lalu melepas sepatunya.
Alex tersenyum tipis melihat Luna yang tidur dengan pulas diranjangnya. Alex jadi ingat kejadian tadi pagi ketika sarapan.
Alex sedang memakan sarapannya ketika tiba-tiba Luna duduk disebelahnya dengan seragam yang melekat ditubuh kecilnya. Alex menolehkan kepalanya menghadap Luna, begitu juga dengan Xaverick dan Fiona.
Semalam, Alex dimarahi oleh Xaverick karena Luna jatuh sakit. Dan Alex terima saja, mungkin memang salahnya yang kurang memerhatikan Luna. Lagipula Ia juga tahu kalau Xaverick pasti akan memarahinya.
"Kenapa? Kok pada ngeliatin aku?" heran Luna melihat satu persatu orang yang ada di meja makan tersebut.
Alex meminum dulu susunya. "Kamu mau sekolah? Muka masih pucet begitu."
"Luna, kamu ga usah sekolah ya? Kamu belum sembuh banget." kata Fiona lembut.
Luna memanyunkan bibirnya. "Tapi aku mau sekolah. Boleh ya?" tanya Luna dengan puppy eyes andalannya. Kalo Alex sih udah pasti luluh tapi tidak dengan Xaverick dan Fiona.
"Luna, nanti kamu tambah sakit kalo maksa sekolah. Mending dirumah aja ya, sayang?" ucap Xaverick.
Muka Luna terlihat sedih, Alex benar-benar tidak tega. Tapi Ia juga takut Luna malah tambah sakit jika dipaksa pergi ke sekolah.
"Kakak, bantuin aku biar bisa sekolah." Luna kembali mengeluarkan puppy eyes nya. Alex reflek menghindari tatapan tersebut.
"Kamu lusa kemah kan, Lun? Pilih, sekarang kamu sekolah tapi besok ga boleh ikut kemah, atau sekarang istirahat, besok boleh kemah?" tanya Xaverick.
Bibir Luna kembali maju. "Yaudah, iya, aku ga sekolah."
"Kamu abis ini ganti baju, terus kalo mau tidur di kamar kakak aja. Ac kamar kamu belum bener kan?" Alex mengusap kepala Luna.
"Iya." jawab Luna pasrah. Hari ini Ia sangat ingin masuk sekolah, karena ada ulangan matematika. Tapi, ya, sudahlah.
Sambil tetap memerhatikan Luna yang terlelap, Alex membuka satu persatu kancing seragamnya kemudian melepasnya dari tubuhnya.
Puas memandangi wajah polos Luna, Alex menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Tubuhnya benar-benar gerah setelah hampir seharian beraktivitas di sekolah.
✖️✖️✖️
Seorang pria berjas rapih dengan sepatu pantopelnya yang terlihat mengkilap, sedang duduk di sofa yang ada di ruang kerja kantornya. Terlihat ponsel berwarna hitam dengan gigitan apel yang sudah menjadi ciri khasnya, menempel pada telinga kanannya.
Dengan satu kaki di silangkan dikakinya yang lain, pria itu menyenderkan tubuhnya pada sofa. Walaupun sudah berumur, namun pria tersebut tetap terlihat tampan.
"Lo kapan balik?" tanya pria itu kepada seseorang di sebrang telpon.
"Gue gatau. Gue takut pas nanti kembali, semua malah jadi kacau." sahut pria lain yang ada di seberang sana.
"It's almost three years. Don't you miss your family? Your daughter?"
"I do really miss them. Tolong jaga mereka buat gue, Rick."
"I'll do the best, bro. Cepet balik." kemudian pria itu menutup telponnya.
Ia menyimpan ponselnya di saku celana bahannya. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan. Sungguh, menyimpan rahasia sebesar ini, kadang membuatnya merasa bersalah dengan orang-orang yang bersangkutan.
Tapi mau bagaimana lagi, Ia tetap harus merahasiakannya. Demi keselamatan dia.
✖️✖️✖️
Luna mengerjapkan matanya, ketika mendengar suara gemericik air dari kamar mandi. Ia merenggangkan tubuhnya lalu mengucek kedua matanya.
Tanpa Ia sadari, suara gemericik itu sudah berhenti dan kini, Alex sudah keluar dari kamar mandi dalam keadaan shirtless dengan celana selututnya dan handuk untuk mengeringkan kepalanya. Alex hanya mengamati Luna yang sangat menggemaskan ketika bangun tidur.
Merasa ada orang yang memerhatikan dirinya di ujung kamar, Luna langsung mengarahkan pandangannya ke sana. Ia melihat Alex yang berdiri di sana sedang mengeringkan rambutnya.
Bola mata Luna hampir keluar, saat menyadari kakaknya itu tidak memakai baju. "Astaga! Kak Alex!! Bajunya kemana?!" reflek Luna menaikkan selimut hingga menutupi seluruh badannya.
Suara tawa menggema di kamar bernuansa hitam ini. Tentu saja itu adalah suara Alex yang sudah tidak bisa menahan tawanya saat melihat raut wajah Luna ketika terkejut tadi.
"Kakak! Ih, pake dulu bajunya!" Luna merasa kesal, sebab Alex masih tertawa sambil memegangi perutnya yang terdapat pahatan sempurna itu.
Kasihan melihat Luna yang tampak kesal, akhirnya Alex meredakan tawanya kemudian masuk ke dalam walk in closet untuk memakai baju.
"Udah, Lun." kata Alex.
Perlahan Luna menurunkan selimutnya, dan melihat Alex yang kini telah memakai kaus abu-abu lengan pendek. Luna menggembungkan pipinya kesal. Alex senang sekali mengganggunya.
Melihat Luna yang tampak merajuk dengan pipi gembung seperti itu, membuat Alex semakin gemas dengan Luna. Ia mencubit kedua pipi Luna, lalu menekannya kedalam. Kini muka Luna seperti ikan koi yang ada di kolam belakang rumahnya.
"Kakak! Kenapa nyebelin banget sih?! Pipi aku nanti tambah melar!" teriak Luna kesal.
Alex kembali tertawa sambil menekan-nekan pipi Luna gemas. "Ihh! Sayang banget gue sama lo, Lunaaa!"
✖️✖️✖️
hayo.. siapa tuh pria yang lagi telponan? kepo ga?? kepo dong yaa hehehew. alex sama luna sibling goals bgt ga sii☹️pengen punya abang kaya alex deh:(
aku bakalan rajin update kalo yang vote sama comment nya banyak. satu vote dan comment dari kalian sangat menyemangatiku untuk up😊😊
thanks for reading, don't forget to vote and comment yaa guys!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister Complex
Teen Fiction[ Completed ] Xavier Alexander Skye memiliki seorang adik sejak tiga tahun yang lalu. Adik yang berbeda jenis dengannya itu, ditemukan oleh ayahnya di sebuah toko permen dan berakhir dirumah Alex, menjadi adik angkat Alex. Sungguh gadis itu sangat c...