Alex membuka matanya perlahan. Keadaan kamarnya masih gelap. Mungkin sekarang baru jam setengah enam pagi.
Laki-laki dengan kaos hitam itu mulai mengumpulkan nyawanya. Ketika ia akan merenggangkan badannya, ia merasakan ada sesuatu yang menempel pada tubuh bagian kirinya.
Perlahan ia melirikkan matanya, takut-takut ada mbak kunti nyasar ke kamarnya. Dan ternyata yang menempel pada tubuhnya lebih cantik dari mbak kunti. Secara tidak langsung, Alex bilang kalau mbak kunti itu cantik.
"Luna?" gumam Alex. Seingatnya, semalam Luna tidak menginap. Lalu, kenapa tiba-tiba ada di sini?
Alex memiringkan tubuhnya menghadap Luna. Gerakannya membuat Luna bangun dari tidurnya.
"Hai." sapa Luna lalu kembali memejamkan matanya.
"Dari kapan ada di sini?" tanya Alex tanpa menjawab sapaan Luna.
"Jam setengah lima, mungkin." gumam Luna. "Sut, Luna ngantuk nih, tadi bangun jam empat pagi."
"Ngapain deh pagi-pagi udah di sini aja?" Alex tetap bertanya meskipun nyawa Luna masih berterbangan.
"Luna mau nempel sama Alex terus, sebelum Alex nanti pergi. Udah ih, nanya mulu." Luna menelusupkan wajahnya di leher Alex.
Alex terdiam di tempatnya. Ia baru ingat kalau hari ini adalah keberangkatannya ke Inggris.
Alex menatap gadis mungil yang kini kembali terlelap. Perlahan ia memeluk Luna dan mengelus punggungnya. Rasanya ia ingin terus bersama Luna di sini. Tapi sayangnya, ia tidak bisa.
Merasa kalau Luna sudah kembali tertidur, Alex perlahan menjauhkan dirinya. Ia berhasil duduk di tepi kasur dan kembali menatap Luna yang setia memejamkan matanya.
Alex menghela napasnya dan bersiap untuk mandi. Namun, ketika ia ingin berdiri, kaos belakangnya di tarik.
"Mau kemana?" tanya Luna sedih. Tadi Luna memang sudah terlelap, tapi ketika merasa tempat disebelahnya tiba-tiba kosong, Luna kembali terbangun.
"Mandi."
Alex memperhatikan Luna yang bangun dan mengusap wajahnya. Gadis itu mengumpulkan rambutnya menjadi satu kemudian ia ikat dengan karet rambut yang selalu melingkari tangan mungilnya. Cantik. Bahkan baru bangun tidur pun Luna masih tetap cantik. Alex kembali terpesona dengan Luna.
"Luna, jangan bilang kalo nanti kamu pake celana itu buat nganter aku." kata Alex sambil menunjuk celana jeans pendek yang Luna pakai. Pakaian atasnya sih oke, sweater abu-abu.
Luna merangkak mendekati Alex, lalu memeluknya. Ia terkekeh sebentar, "Iya, Luna pake ini nanti."
Alex mengernyit tidak suka. "Nanti ganti." titahnya yang diangguki Luna.
"Aku mau mandi, lepas dulu."
"Ngga mau."
"Lun,"
"Iya?"
"Aku mandi dulu."
"Nanti aja, ini masih pagi."
"Bentar doang, abis itu terserah kamu mau nempel terus juga gapapa."
Luna tetap menggeleng. Ia lagi nyaman-nyamannya meluk Alex dari samping gini.
"Luna."
Akhirnya Luna mengalah, ia melepaskan pelukkannya. "Yaudah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister Complex
Teen Fiction[ Completed ] Xavier Alexander Skye memiliki seorang adik sejak tiga tahun yang lalu. Adik yang berbeda jenis dengannya itu, ditemukan oleh ayahnya di sebuah toko permen dan berakhir dirumah Alex, menjadi adik angkat Alex. Sungguh gadis itu sangat c...