👫 twenty four - aw!

32.6K 1.6K 37
                                    

"Kita harus ngapain lagi?" tanya seorang gadis.

Lawan bicaranya, menoleh. "Nanti dulu. Biarin Angel dulu yang berulah." katanya kemudian tersenyum miring.

"Emangnya Kak Angel bakal lakuin apa?" tanya gadis itu.

"Angel bakal misahin Alex dan Luna, abis itu, baru kita lakuin rencana kita."

Gadis itu mengangguk. "Gabisa dipercepet? Ayah udah setuju sama rencana kakak?"

"Cheryl, justru itu rencana Ayah. Katanya, kita bales dendamnya saat Luna udah ga dijaga Alex. Itu akan lebih mudah."

"Oh, oke. Aku ikut aja."

"Yaudah, kamu masuk kelas sana."

Cheryl mengangguk lalu pergi dari gudang sekolah meninggalkan kakaknya.

Drrt. Drrt.

"Halo."

"Lo dimana?"

"Ini gue lagi jalan ke kelas."

"Cepetan dong. Gue mau liat pr fisika lo."

"Iya sabar. Gue tutup."

Orang itu memasukkan ponselnya ke dalam saku. Ia berjalan ke arah pintu gudang lalu membukanya.

Matanya membulat saat melihat orang yang kini berdiri didepannya.

"Kak Keenan?"

Keenan menaikkan sebelah alisnya dan tersenyum misterius.

🌈🌈🌈

Angel berjalan menuju toilet yang ada di ujung koridor. Matanya menangkap sosok Alex yang berjalan berlawanan arah dengannya sedang menatap ponselnya. Dan bagusnya, tanpa kehadiran Luna yang biasanya selalu menempel pada jam istirahat ini.

Kaki jenjang itu berjalan cepat menghampiri sang pujaan hati. Lupa, jika tujuan utamanya adalah ke toilet untuk touch up make up-nya.

"Alex!" sapanya riang.

"Kak Alex!" teriak seseorang bersamaan dengan sapaan dari Angel. Hingga semua orang yang ada di sekitar koridor itu melihat ketiganya.

Alex menaikkan pandangannya. Matanya langsung menangkap kehadiran Angel didepannya yang menatap tajam ke arah belakangnya.

Alex juga menoleh ke belakangnya dan menemukan Luna-nya berdiri diam tidak jauh darinya.

"Lun?" panggil Alex.

Angel langsung menatap Alex yang menghampiri Luna. Ia menghentakkan kakinya dan kembali menatap tajam Luna.

"Kenapa, Lun?"

Luna melirik Angel yang menatapnya. "Ah, ga-gajadi. Kakak ke Kak Angel aja." katanya sambil takut-takut menatap mata Alex.

Tadinya Luna ingin meminjam ponsel Alex untuk melanjutkan game masak-masakkannya yang tadi pagi. Namun, melihat tatapan tajam Angel ia jadi sedikit takut.

Alex melirik Angel sekilas yang langsung disambut senyuman manis yang membuatnya mual.

Tangan Alex merangkul bahu Luna dan mengajaknya pergi darisana. "Tumben nyuruh kakak deket-deket sama Angel, biasanya ngomel mulu kalo Angel udah ngedeketin kakak."

Luna meremas kedua tangannya. Ia menengok kebelakang, melihat Angel yang sudah mengepalkan tangannya.

"Ya gapapa." Luna menghela napasnya. Biarkan saja Angel. Toh, besok juga ia sudah tidak bisa begini lagi dengan Alex.

Sister ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang