👫 thirty seven - normal

29.1K 1.4K 28
                                    

"Let's go." ajak Alex sambil menggandeng tangan Luna.

Lagi-lagi, dan akan terus seperti ini, mereka berdua menjadi pusat perhatian di sekolah.

Luna menatap tangannya yang digenggam Alex. Pandangannya kemudian naik ke wajah laki-laki yang berjalan di sampingnya.

Gadis itu tersenyum. Ia senang mengetahui kalau Alex juga memiliki rasa yang sama dengannya. Ya, walaupun sekarang, hubungan mereka tidak jelas. Mereka tentu masih dalam status kakak dan adik.

Setelah kejadian dua minggu yang lalu, Luna kembali bersekolah seperti biasa. Sean kembali ke Paris karena ia harus mengurus perusahaan di sana. Natalia dan Sia ikut dengan Sean.

Luna sebenarnya sedih karena harus kembali ditinggalkan keluarganya. Ia ingin ikut. Tapi mengingat ia juga harus sekolah, Luna mengurungkan niatnya.

Luna juga sedikit mengalami trauma. Ia takut jika pergi sendirian, bahkan ke kamar mandi pun, Luna harus ditemani. Untung saja Liana dan Anna mau menemaninya.

"Belajar yang pinter." Alex mengacak-ngacak rambut Luna.

"Aish! Rambut aku jadi berantakan!" sebal Luna sambil merapihkan rambutnya.

Alex terkekeh gemas. Ia kembali mengacak rambut Luna yang sudah rapih, lalu berlari secepat kilat menuju kelasnya.

"ALEXANDER!!" jerit Luna mengundang beberapa—, eh ralat, mengundang semua pasang mata.

Sejak pernyataan perasaan oleh Alex, Alex menyuruh Luna untuk memanggilnya tanpa embel-embel 'kak'. Ia merasa kalau hubungan mereka lebih dari kakak dan adik, walau belum ada kejelasan.

Sedangkan yang diteriaki, tertawa kencang dan membuat gadis-gadis heboh karena Alex jarang sekali menampakkan tawanya.

Luna masuk ke dalam kelas sambil menghentakkan kakinya. Gadis itu langsung di sambut tawa menyebalkan dari kedua temannya.

"Ihh! Jangan ketawa!" sebal Luna yang malah membuat tawa Anna dan Liana semakin kencang.

🌈🌈🌈

Gadis dengan rambut yang digerai itu masih berekspresi kesal. Saat ini, mereka, Luna, Alex, dan teman-temannya, seperti biasa makan bersama di kantin.

"Lun, udah dong, masa ngambeknya lama banget." bujuk Alex.

Luna hanya diam sambil memakan nasi gorengnya. Ia tidak memperdulikan Alex yang duduk di sebelahnya.

"Lun, aku kasih coklat deh."

"Boneka?"

"Permen?"

"Pulang sekolah ke mall?"

"Ih, maafin dong."

Keenan dan Ryan menatap ngeri Alex. Mereka berdua tidak menyangka kalau yang di depannya ini adalah Alex. Pasalnya, Alex kini sedang merengek-rengek seperti bocah yang tidak diberikan izin bermain.

Alex meletakkan satu kakinya di belakang kursi. Sekarang tubuh Alex menghadap sempurna pada Luna. Ia menumpukan dagunya pada bahu Luna.

"Lunaa, janji deh ga nakal lagi."

Luna tetap diam dan memakan nasi gorengnya dengan tenang.

Ryan sudah menyemburkan tawanya melihat tingkah Alex yang berbeda itu. Sedangkan Keenan hanya mendengus geli. Anna dan Liana daritadi berusaha menahan tawa mereka sambil menggigit sedotan.

Alex menghela napas. Ia duduk kembali seperti semula dan mulai memakan makanannya. Keempat manusia lain yang ada di meja itu masih menonton. Menunggu apa yang selanjutnya akan terjadi.

Sister ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang