👫 thirty four - confession

28.8K 1.5K 51
                                    

Brak!

Keempat manusia yang berada dalam ruangan itu sontak menengok ke asal suara. Mereka tidak dapat melihat siapa yang membuka pintu secara kasar tersebut, karena ruangan yang kurang penerangan.

"Siapa di sana?" tanya pria dengan anting dan kalung yang melekat pada tubuhya.

"Angkat tangan!" seru seorang polisi yang tiba-tiba muncul dari kegelapan.

Ketiga pria yang berada di sekitar Luna langsung menegang. Mereka memiliki ancang-ancang untuk kabur. Namun, baru beberapa langkah, punggung ketiganya langsung ditendang oleh ketiga laki-laki dengan wajah yang rupawan.

Ketiga pria tersebut terhuyung ke depan dan langsung diamankan polisi.

Setelah selesai dengan urusannya, Alex langsung berlari menuju ke arah Luna, diikuti Keenan dan Ryan.

Keenan dan Ryan langsung melepaskan ikatan tali yang mengikat tangan Luna, sedangkan Alex menyampirkan jaketnya pada bahu Luna.

Begitu ikatan talinya terlepas, Luna dengan cepat memeluk leher Alex yang sedang menunduk memasangkan jaket pada tubuhnya.

"A-aku takut." isak Luna.

Keenan dan Ryan memilih keluar, menghampiri Xaverick yang masih berurusan dengan polisi.

"Shh, i'm here. I'm sorry." Alex mengelus punggung Luna.

Dengan perlahan, Alex menggendong Luna. Ia sangat hancur melihat keadaan Luna. Pipinya terlihat merah, matanya sembab, rambutnya acak-acakkan dan yang paling membuatnya emosi, kemeja Luna yang sudah terkoyak, memperlihatkan tanktop hitamnya.

Rasanya ia akan membunuh orang-orang yang membuat Luna-nya menderita.

Luna menyembunyikan kepalanya di leher Alex. Ia terus menangis. Antara menangis ketakutan dan kelegaan karena akhirnya kakaknya dapat menemukannya.

Alex masuk ke dalam mobil Xaverick. Di dalam mobil sudah ada Xaverick, Keenan, Ryan dan Fiona. Tidak lama, mobil mulai berjalan meninggalkan tempat tersebut. Xaverick sudah menelepon orang suruhannya untuk membawa motor Alex, Keenan dan Ryan.

Mereka semua tampak memperhatikan Luna yang duduk dipangkuan Alex, masih memeluk leher Alex dan menyembunyikan wajahnya.

"Nih, Luna minum dulu." Keenan menyerahkan sebotol air mineral kepada Alex.

Alex menerima air mineral tersebut dan memberikannya kepada Luna. "Minum dulu."

Luna meminum air tersebut dengan perlahan. Rasanya seperti sudah bertahun-tahun tidak minum.

Begitu selesai, Luna kembali menenggelamkan wajahnya pada leher Alex.

Alex mengelus lembut punggung Luna, "I'm sorry, i'm sorry. Please, jangan menghilang lagi. Aku takut kehilangan kamu. I, i love you, Luna. I really do." Alex berkata dengan pelan. Namun, tidak dengan jantungnya.

Setelah itu ia memeluk erat tubuh Luna yang dibalas pelukan erat pada lehernya.

Xaverick, Fiona, Keenan dan Ryan tersenyum melihat kedua manusia berbeda jenis kelamin tersebut.

Akhirnya, Alex berani mengakui perasaannya.

🌩🌩🌩

Alex meletakkan tubuh Luna dengan hati-hati di atas ranjangnya. Ia mengelus lembut wajah Luna yang sedang terlelap dan menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah cantiknya.

"She's so beautiful." Alex menoleh ke pintu kamarnya. Di sana, Fiona berdiri dengan membawa beberapa pakaian Luna.

Fokus Alex kembali ke wajah Luna. "Yeah."

Sister ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang