Sinar matahari pagi mengintip di sela-sela tirai jendela yang bernuansa abu itu. Kamar yang sebelumnya terlihat gelap kini mulai dimasuki cahaya sedikit demi sedikit, memerlihatkan seorang laki-laki yang masih nyenyak dalam tidurnya. Samar-samar terdengar kicauan burung yang saling bersahutan. Namun, laki-laki itu tidak terusik. Ia malah semakin menaikkan selimutnya hingga leher. Hingga...
Brak!
"Kakak! Kak Alex! Bangunn!" teriak Luna, berusaha membangunkan laki-laki itu—Alex.
Alex hanya menggerakkan sedikit tubuhnya. Selimut yang tadinya hanya sebatas leher, kini dinaikkan hingga menutupi seluruh tubuhnya.
Luna merasa sebal. Pasalnya, hari ini—Sabtu, Alex berjanji mengajaknya jalan-jalan. Tetapi yang mengajak, masih terlihat nyenyak dalam tidurnya. Padahal sekarang sudah jam 9 pagi.
Pelan-pelan Luna naik ke atas tempat tidur Alex. Ia loncat-loncatan di atas kasur Alex. "Kakak! Ayo bangun! Katanya mau ajak aku pergi!"
Akhirnya Alex merasa terusik. Tanpa membuka matanya, Ia berucap pelan, "Besok aja deh, Na. Kakak ngantuk."
Ya jelas masih ngantuk. Semalam Alex baru sampai di rumah tepat jam 12 malam, akibat terlalu asik bermain game di rumah keenan.
Luna berhenti meloncat-loncat. Ia membuka mulutnya, terkejut. Menyebalkan sekali Alex, dia yang mengajak, dia juga yang membatalkan. Luna terdiam sebentar di tempatnya. Ia sedang mencari ide, bagaimana caranya supaya Alex mau bangun.
Alex yang merasa sudah tidak ada yang mengganggunya, mengubah posisi tidurnya menjadi telentang. Lalu menurunkan selimutnya sebatas dada, dann kembali tidur. Melihat posisi tidur Alex, muncul sebuah lampu menyala di atas kepala Luna.
Tiba-tiba Luna menjatuhkan dirinya di atas tubuh Alex. Alex reflek membuka matanya. Kini wajah Luna tepat berada di atas wajahnya. Tubuh Luna memang tidak terlalu berat, tapi tetap saja Alex merasa terkejut. Siapa yang tidak terkejut, saat sedang tidur ditimpa seseorang.
"Kamu ngapain sih? Hm?" tanya Alex dengan suara khas bangun tidurnya.
"Gangguin kakak. Ayo bangun, Luna mau jalan-jalan," rengek Luna.
Alex menghembuskan napasnya, "Kalo kakak gamau gimana?"
"Yah, gituu. Yaudah aku pergi sama Liana, Anna aja," ambek Luna sambil bersiap untuk bangun dari tubuh Alex.
Namun, Alex malah mengeluarkan tangannya dari selimut dan menarik pinggang Luna. Karena hal itu, Luna kembali jatuh di atasnya.
"Aduh! Kakak! Kenapa aku ditarik?" tanya Luna.
"Aduh! Luna! Kok kamu berat sih?" bukannya menjawab, Alex malah mengikuti gaya bicara Luna, lalu terkekeh.
Luna berdecak, "Kakak, mah, ngeselin. Misi dong, Kak."
"Gamau." Lalu kembali memejamkan matanya.
Tangan Luna yang terhimpit di atas dada Alex Ia gunakan untuk menopang tubuhnya, agar tidak terlalu menempel pada tubuh Alex.
"Ish kakak!"
"Kak!"
"Kak Alex!"
"Lepasin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister Complex
Teen Fiction[ Completed ] Xavier Alexander Skye memiliki seorang adik sejak tiga tahun yang lalu. Adik yang berbeda jenis dengannya itu, ditemukan oleh ayahnya di sebuah toko permen dan berakhir dirumah Alex, menjadi adik angkat Alex. Sungguh gadis itu sangat c...