Devan merapihkan bukunya dan alat tulis yang tadi ia gunakan ketika belajar. Matanya menatap tubuh seorang gadis yang ia kagumi sejak dulu.
Kakinya melangkah mendekati Luna yang sedang mengetik sesuatu diponselnya.
"Lun, kantin ga?" tanya Devan sambil menumpukan kedua tangannya di meja Luna.
Gadis itu menyelesaikan ketikkannya kemudian menoleh, "Ayo. Ke kelas Anna sama Liana dulu ya." katanya lalu berdiri.
Devan mengangguk. Ia juga sekalian menghampiri Billy yang sekelas dengan Liana dan Anna.
Mereka berdua berjalan berdampingan. Luna masih fokus dengan ponselnya. Ia beberapa kali tersenyum.
Alex
Lagi apa?
Mau ke kelas anna sm liana.
Sendiri?
Sama devan.
Devan terus.
Dia ngajakin, masa luna tolak.
Jgn terlalu deket ya.
Iya.
Alex tumben udh bangun.
Abis begadang ngerjain tugas.
Jgn keseringan, nanti sakit.
Iya.
Yaudah. Luna mau mkn dlu. Bye.
Bye.
Luna menyimpan ponselnya ke dalam saku roknya.
"Siapa?" tanya Devan.
"Al—, eh, Kak Alex." jawab Luna.
Setelah itu tidak ada percakapan diantara mereka. Luna berdiri di depan kelas Anna dan Liana. Tidak lama, kedua gadis tersebut keluar bersama dengan Billy.
Luna berdiri di tengah-tengah kedua temannya. Sedangkan Devan dan Billy dibelakang.
"Makin deket aja lo sama Luna." kata Billy pelan.
Devan menoleh sekilas, lalu kembali menatap ketiga gadis yang sedang bercanda di depannya. "Iya, deket, tapi sebagai temen."
Billy langsung tertawa kencang. "Dibilang, sama Liana aja tuh. Cantik, pinter, ramah juga."
"Kenapa ga lo aja sih yang deketin Liana? Gue maunya Luna."
"Wess, gue udah punya cewek bro."
Devan tidak membalas dan menatap punggung Liana yang berada tepat di depannya.
🌈🌈🌈
"Bye, Luna."
"Bye." balas Luna sambil melambaikan tangannya.
Luna menatap punggung Anna yang menjauh. Liana sudah pulang duluan tadi. Sekarang ia sendirian.
Luna mengeluarkan ponselnya dari dalam saku. Ia membaca pesan dari Natalia yang mengatakan kalau supirnya akan sedikit telat menjemputnya karena anaknya sedang sakit.
Gadis dengan tas berwarna pink itu, melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolah. Ia memutuskan untuk menunggu di halte yang terletak tidak jauh dari sekolah. Karena kalau menunggu di sekolah, terasa sepi dan sedikit menyeramkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister Complex
Jugendliteratur[ Completed ] Xavier Alexander Skye memiliki seorang adik sejak tiga tahun yang lalu. Adik yang berbeda jenis dengannya itu, ditemukan oleh ayahnya di sebuah toko permen dan berakhir dirumah Alex, menjadi adik angkat Alex. Sungguh gadis itu sangat c...