👫 eightteen - ancaman

30.6K 1.6K 17
                                    

"Naomi, lo jangan bilang-bilang Alex kalo gue yang bully ceweknya. Gue yakin bentar lagi Alex bakal nyari tau." kata Angel di seberang telepon.

"G-gue ga berani, ntar kalo gue yang kena gimana?"

"Pokoknya lo ga boleh bilang, kalo sampe gue tau lo yang ngasih tau Alex, lo akan kehilangan orang tua lo."

"Gila, lo, Ngel. Iya gue gaakan bilang." setelah itu Naomi memutuskan sambungan telponnya.

Naomi duduk di meja belajarnya, mengamati benda-benda yang ada di atas meja berwarna putih itu, lalu ia membuang napasnya.

Gue harus bilang apa sama Kak Alex? batinnya.

Ponselnya tiba-tiba bergetar, menandakan ada pesan masuk. Naomi segera membuka pesan dari nomor tidak di kenal itu.

Ke taman deket sekolah, sekarang.

Begitulah isi pesannya. Naomi ragu, antara ingin datang atau tidak. Namun ia juga penasaran dengan orang yang mengiriminya pesan di sore hari ini.

"Dateng deh, siapa tau penting."

Naomi mengganti bajunya, ia hanya membawa ponselnya dan beberapa lembar uang di kantung celananya. Setelah itu ia meninggalkan kamarnya, untuk menemui si pengirim pesan.

🌈🌈🌈

Sejak Alex pergi mencari pelakunya, Luna hanya terdiam di atas tempat tidurnya. Fiona yang melihatnya menjadi sedih karena ucapannya tidak ada yang dibalas oleh Luna.

"Luna, makan dulu, sayang." bujuk Fiona lembut.

Luna hanya menggelengkan kepalanya. Tubuh Luna kini sudah bersih dan berganti pakaian. Lukanya juga sudah diobati.

Fiona mengerti, mungkin Luna masih shock karena dibully. Bagaimana Fiona bisa tau kalau Luna dibully? Terlihat dari keadaan Luna yang basah kuyup, perut terluka dan pergelangan tangannya yang memerah.

"Makan dong, nanti sakit loh."

"Nanti aja, Ma." jawab Luna pelan.

"Yaudah, Mama taro sini ya, nanti dimakan loh ya." Fiona menaruh nampan berisi makanan ke atas meja belajar Luna.

"Mama keluar dulu." kemudian Fiona hilang di balik pintu.

Luna termenung menatap tangannya yang memerah. Ia mengelus lembut pergelangan tangannya itu. Luna kembali mengingat ke jadian di ruang ganti.

"Makanya jauhin Alex." ucap Angel pelan.

"Aku gamau!" kekeuh Luna.

Angel tertawa sinis membalasnya, tangannya menarik kaos yang dipakai Luna dan mulai mengguntingnya.

Air mata Luna mulai keluar ketika kaos bagian depannya sudah tergunting, membuat perut ratanya sedikit terekspos. Bahkan tanpa sengaja Angel melukai perutnya hingga mengeluarkan sedikit darah.

Angel terkejut melihat darah itu, namun Ia mencoba bersikap biasa saja. "Lo liat nih kalo main-main sama gue."

Luna semakin terisak ketika Angel menyiramnya dengan air dari shower yang ada di seberang bilik ruang ganti—jadi ruang gantinya kayak ada buat mandi juga— selang shower yang panjang, bisa mencapai ke arah Luna. Tanpa perasaan, Angel menyiram seluruh tubuh Luna.

Setelah puas menyiram Luna, Angel mengembalikkan shower ketempatnya. Kemudian kembali berjongkok di depan Luna.

"Lo jauhin Alex, atau lo, bahkan Alex dalem bahaya. Gue beri lo waktu seminggu."

Sister ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang