15 › morneed

5.9K 692 83
                                    

⚠️ (dikit)

.
.
.

Piiip piiip

"nghh Renjunnie. asshhh"

Tanpa mau repot mematikan alarm diatas nakas, Jeno tetap melanjutkan kegiatannya.

Ah, semua salah Renjun yang tiba-tiba muncul didalam mimpinya!

Salah Renjun juga yang begitu menggoda didalam mimpinya hingga berakhir dengan Jeno menggagahinya brutal. Tenang, itu hanya didalam mimpi.

Tapi.....

Jeno tegang betulan.

Tangannya sibuk dengan kegiatannya sendiri dibawah sana. Ia yang sejujurnya masih mengantuk bahkan sama sekali tak peduli dengan keadaan. Yang penting hasratnya cepat tuntas dan ia bisa kembali lagi tidur dengan damai.

Dibalik selimut Jeno terus memainkan propertinya, membayangkan kalau tangannya sendiri adalah milik Renjun yang tengah memanjakannya.

Matanya masih terpejam, antara sadar atau memang merasa masih terjebak dimimpinya sendiri.

Bibirnya tersenyum sesekali, menyaksikan bagaimana manisnya Renjun dengan wajah polos seolah benar-benar minta dihajar sampai pingsan.

"Shhh good job baby"

"S-sedikit lagi, mhh pintarnya~"

BRAK

"JEN— O-ow"

Didepan sana, model utama dari fantasi Jeno tiba-tiba muncul. Wajahnya terlihat terkejut, apalagi ketika melihat sesuatu timbul dibalik selimut yang menutupi perut hingga kaki kekasihnya.

"Tunggu dulu ya, tanggung"

Jeno bergumam pelan, ia tahu kalau Renjun didepan pintu sana pasti tengah memperhatikannya.

Masih dengan matanya yang setia terpejam, Jeno tetap sibuk dengan kegiatannya. Semuanya ia lakukan seorang diri dengan khusyuk, rasanya nikmat apalagi dengan bayang bayang wajah manis nan menggemaskan kekasihnya sendiri.

Tangannya terus bergerak semakin cepat, namun berhenti tiba-tiba ketika beban berat ia rasakan diperutnya.

"Kenapa tidak minta tolong?" Suara itu.

"Astaga Renjun, aku hampir selesai" Jeno merengek, matanya terbuka perlahan dan hal pertama yang ia lihat adalah wajah cantik kekasihnya yang dihiasi senyum menawan.

"Mau kubantu?" Kata Renjun menawarkan diri, tubuhnya sedikit ia rendahkan untuk memberikan sebuah kecupan ringan dibibir Jeno.

"Sedikit lagi selesai, kau telat sayang"

"Nono~" Renjun merengek, tangannya bertumpu diperut berotot Jeno dan tak lupa juga ia menatap kekasihnya itu dengan puppy eyes andalan

Jeno menghela nafasnya" Astaga" Jeno mengaku kalah kalau sudah berhadapan dengan kekasihnya ini.

"Kubantu ya? Hehe" Senyum cantik itu muncul. Renjun yang sebelumnya menduduki perut Jeno bahkan langsung berpindah ke.....ummm itu loh....menduduki pusat tubuh Jeno.

Lelaki tampan itu melotot, pusaka berharganya yang tengah tegang diduduki begitu saja oleh kekasihnya.

Jeno bahkan hampir memekik, apalagi ketika kekasihnya yang sok polos itu malah bergerak acak diatas tubuhnya.

Rasanya menyiksa, tapi tak bohong kalau Jeno menikmati juga semua itu.

"Buka ya Jen?"

Lagi-lagi dengan wajah tanpa dosanya Renjun memegangi ujung celana Jeno. Anak itu menariknya sedikit, berniat membukanya perlahan-lahan tapi berlagak sok polos.

Astaga, Jeno yang tadinya berpikir hanya akan butuh waktu singkat untuk mencapai puncak sepertinya berubah pikiran.

Pacar nakalnya ini ternyata minta sekali dikasari dipermainan mereka setelahnya.

"Bocah nakal"

"Biar wlee. Kenapa memang? Mau hukum? Silahkan! Renjun tak takut kok hehe"

Ingatkan Jeno untuk tak terlalu brutal karena ini masih terlalu pagi.

.
.
.

Apa? Mau demo?

With Love,
Penn♥

[2] Young, Love, and You || Noren ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang