50 › Cuddle, dark room, and you

4.7K 528 36
                                    

Jeno benar-benar mengingat jadwal apa yang ia miliki di pukul 9 hari ini.

Biasanya, ia akan terbangun pada pukul tujuh...mempersiapkan dirinya sampai pukul delapan lewat lima belas sebelum akhirnya berangkat ke kantor.

Ung....tentu saja persiapannya itu dengan semua bantuan Renjun. Ekhemm, suaminya yang paling manis sejagat raya.

Tapi hari ini....

"Aku masih mau begini"

Mata cantik itu masih terpejam, memegangi erat tangan Jeno yang memeluk perutnya sejak semalam.

Punggungnya menempel dengan dada telanjang lelaki dibelakangnya. Merasakan debaran halus juga rasa hangat yang masih terasa begitu nyaman untuknya.

"Hm. Lakukan sesukamu"

"Sesekali telat ke kantor tak apa kan?" Renjun menyamankan dirinya, masih memejamkan matanya dengan anggun tanpa  mau ambil pusing pada Jeno yang mulai sibuk menciumi tengkuknya.

"Bahkan kalau kau minta aku untuk tak melepasmu seharian ini.....akan kulakukan" katanya disertai kekehan ringan diakhir.

Diam-diam Renjun malah tersenyum, membalik tubuhnya secara tiba-tiba masih dengan matanya yang setia terpejam.

Ugh, pukul 3 dini hari berolahraga itu melelahkan.

"Kalau begitu aku setuju! Jangan kemana-mana hari ini!..." tangan ringkihnya memeluk Jeno erat, membiarkan tubuh dan wajah keduanya mendekat hingga Renjun sendiri dapat merasakan bagaimana hembusan nafas Jeno menyapa wajahnya "...good morning" dan sebuah kecupan ringan Jeno dapatkan sebagai hadian dari Renjun.

Kekehan halus Jeno yang terdengar menyenangkan membuat Renjun tersenyum makin lebar. Dan ketika mata cantik itu terbuka, hal pertama yang ia lihat....ung, wajah tampan Jeno. Hidung mancungnya, bibir merah mudanya, juga mata tajam penuh keindahan yang tak pernah bosan membuat Renjun jatuh cinta.

"Ugh, pokoknya harus peluk aku seharian ini!"

"hmm, bagaimana kalau tiba waktunya makan siang?"

"Aku mau tetap dipeluk Jeno!"

"Lalu, kalau aku atau kau harus ke kamar mandi?"

"Lakukan bersama!"

Demi tuhan Jeno dibuat gemas sendiri oleh kelakuan Renjun. Senyum tampan itu muncul, membuat Renjun dengan antusias malah terkekeh ketika sadar akan omongannya sendiri.

"saranghae" dengan nada kekanakan Renjun berujar pelan, yang lagi-lagi membuat Jeno gemas dan pada akhirnya mengangguk setuju akan ucapannya.

"Too"

Keningnya dengan sengaja Jeno pertemukan, masih saling terkekeh juga bak remaja yang tengah dimabuk cinta.

"ung~ aku masih mengantuk~"

"Tidurlah lagi" Jeno mengecup keningnya beberapa kali, mengusap lembut juga pipi chubby bak mochi milik Renjun yang masih setia menjadi favoritnya.

"Dingin Jen~"

"Kupeluk"

"Tapi tidak mau tidur~"

"Yasudah, ayo lanjutkan yang semalam"

Belum sempat menjawab, entah sejak kapan tiba-tiba Jeno sudah berada diatas untuk menindihnya.

Mata mungil itu sempat bergetar kaget, tetapi hanya butuh dua detik berikutnya sampai bibir mungil itu malah mengerucut sebal.

"Tidak adil! Jeno sering sekali tidak memberi aba-aba"

"Loh, kenapa harus?"

"Aku kaget ishh"

Kemudian hening untuk beberapa detik. Renjun yang masih pura-pura merajuk juga Jeno yang setia mengaggumi betapa manis Renjun dihadapannya.

"So, mau lanjutkan yang semalam kan?"

Rona kemerahan dipipi Renjun cukup untuk menjawab semuanya. Dengan mata mengerjap polos dihadapan Jeno, cukup untuk memberitahu Jeno kalau si manis itu akan memasrahkan dirinya.

Dan hari itu....Jeno benar melupakan pekerjaanya, menyerahkan semuanya kepada sang asisten walau sebelumnya diceramahi panjang lebar.

Didalam kamar mereka yang gelap, dengan ac menyala dan cahaya matahari yang hanya berani mengintip.....kegiatan mereka berlangsung cukup lama.

.
.
.

Bunaa balik lageeeeee❤

Happy 50 chapter 🎉🎊❤ yayyy, ayo temenin aku sampe chapter-chapter berikutnya yang sampe sekarang belum ketahuan dimana ujungnya hehe❤

With love,
Peen

[2] Young, Love, and You || Noren ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang