65 › reboot

3.5K 398 31
                                    

Renjun tak pernah menyangka, kalau pertengarannya kemarin malam benar-nenar harus membuatnya kehilangan Jeno.

Menuduh kekasihnya itu berselingkuh dan enggan mendengarkan penjelasannya.

Bahkan, tanpa pikir panjang pun ia mengusir Jeno dari apartemen mereka. Sungguh tak mau perduli bagaimana lelaki itu mungkin mati membeku diluar sana.

Sial,

Tapi Renjun kini malah menyesal.

Ia mendapati belasan panggilan telpon di pagi hari. Diberitahu kalau wanita yang semalam bersama Jeno di cafe hanyalah rekan kerjanya yang tengah membutuhkan teman bercerita.

Ah, Renjun jadi malu sendiri ketika wanita itu bahkan terus mengatakan kalau dia tahu semua tentang hubungan manis antara Jeno dan Renjun.

Kini Renjun terjebak ditengah kebisingan kota. Sibuk sendiri mencari keberadaan Jeno yang belum ia temui sampai detik ini.

Ketika Renjun mampir ke kantor atau ketempat lelaki itu biasa kongkow pun tak berhasil Renjun temukan kekasihnya.

Telponnya tak tersambung, dan Renjun sungguh kehabisan akal untuk memikirkan dimana keberadaan Jeno.

Tak mungkin lelaki itu hilang ditelan bumi dalam waktu kurang dari 24 jam.

Renjun lelah. Setelah hampir seharian berlari kesana kemari mencari Jeno tapi tak kunjung ketemu.

Tubuh ringkihnya jatuh bersimpuh dipinggiran trotoar. Tak sadar mulai menangis ketika ia ingat betapa bodohnya ia semalam.

Tangisannya makin histeris, membuat beberapa pejalan kaki nampak khawatir tapi tak sama sekali berniat menenangkan.

"Renjun?"

Wajah manis dengan lelehan air mata itu terangkat, menatap lelaki tampan yang kini berdiri dihadapannya dengan sangat menyedihkan.

"Hiks"

"Kau sedang apa?"

Bukannya berhenti, tangisannya malah semakin menjadi. Membuat yang lebih tinggi didepannya hampir kelimpungan karena beberapa orang mulai menatapnya curiga.

"H-hey, berhentilah menangis. Kau membuatku terlihat seolah akulah penjahatnya"

"Kau memang jahat! Kalian jahat hiks!"

"hah?"

"Hiks, Hyunjiiiinnnn"

Renjun bangkit, berniat menghajar Hyunjin didepannya tapi yang ia lakukan malah memeluk lelaki berbibir tebal itu.

"kau kenapa sih?"

Dengan telaten Hyunjin mengusap bahu Renjun. Sama sekali tak berniat mengambil kesempatan karena ia tahu Jeno bisa saja memenggal kepalanya.

"hiks, j-jeno kemana?"

Nafas Renjun masih tak beraturan, terisak begitu menyedihkan yang mungkin sudah mengotori pakaian Hyunjin.

"ung...itu...."

"katakan padaku! Hiks kau mau kugigit?"

Tentu saja tidak!

Terakhir kali Renjun menggigitnya, bekasnya tak hilang bahkan sampai 3 hari berikutnya.

"Aku tak bis—"

"Hyun— oh? Aku kira Jeje benar menyusulmu"

Dengan santai lelaki dengan Predikat kekasih Huang Renjun itu mendekat.

Hyunjin sendiri bahkan terlihat agak panik. Ia kedapatan tengah memeluk Renjun ketika kekasih si manis itu ada dihadapan mereka.

"Jeno"

Renjun otomatis melepas pelukannya. Menghapus air matanya brutal dan menatap begitu kesal kearah Jeno.

Nafasnya sebisa mungkin ia netralkan dengan cepat. Membuat senyum kecil muncul dibibir Jeno kala itu.

"Ha—"

plak

Suara tamparan terdengar nyaring, bahkan sempat membuat beberapa orang menghentikan langkah hanya untuk memastikan apa yang terjadi.

Pipi si tampan memerah, dengan desisan kecil yang muncul dari bibirnya saat itu.

Mata Renjun pun kembali memerah, menahan tangisnya sebisa mungkin dihadapan Jeno.

"dasar bodoh! Aku membencimu!"

Tapi Renjun tak bisa menahan tangisnya lebih lama lagi.

Ia kembali menangis tersedu.

Jeno dihadapannya hanya tersenyum, merentangkan tangannya dan dengan senang hati langsung disambut oleh Renjun.

"hiks"

"tak apa, maaf membuatmu kecewa"

Renjun hanya menggeleng dengan brutal. Pelukannya pada sang kekasih menguat, tak ingin ditinggal lagi.

"berhentilah menangis, Hyunjin mentertawaimu"

Hyunjin yang di fitnah di situasi mengharukan seperti ini memilih untuk diam. Ingin menampar Jeno tapi tak mungkin ia tega mengganggu momen haru sahabatnya itu.

"jangan hiks tinggalkan aku!"

"Iya"

"Aku mencintai Jeno. Sangat"

"Aku pun. Aku mencintai Renjun. Sangat"

Diam-diam si manis tersenyum, membiarkan bagaimana kekasih tampannya itu menghujani jutaan kecupan dikepalanya.

.
.
.

END
.
WAAAAAAAAHHHHH
MAKASIH, MAKASIH, MAKASIIIIIHHH BANGET.

Makasih buat banyak waktu yang udah kalian luangin buat baca book ini, buat temenan sama aku dan buat semuanya❤

Huhuhuuuuu 65 chapter akhirnya selesaaaiiiiii😭 aku terharu hehehehehe

Aku banyak belajar selama perjalanan book ini berkat kalian semuaaa❤

Mohon di tunggu book selanjutnya ya. Aku usahain yang terbaik buat kedepannya.

Jangan bosen-bosen temenan sama aku huhahahahahahaha❤

Love y'all.

Send a biiiiiggggg love❤

Biggest love,
Peen♥

[2] Young, Love, and You || Noren ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang