Tak terhitung lagi sudah berapa banyak makian yang terlontar dari bibir cantik itu.
Renjun masih menatapnya murka. Jeno didepan sana yang kelihatan sekali sangat menyesal.
"Kamu masih berani menemuiku? Menunjukkan wajah brengsek itu didepanku?"
Kalau tak ingat Renjun bisa saja langsung menghajarnya di tempat, Jeno pasti sudah berlari dan mendekap erat si mungil satu itu.
"Renj—"
"Aku tak suka kamu menyebut namaku lagi"
"Kumohon"
Bahkan ketika Jeno sudah bersimpuh pasrah didepannya, yang Renjun lakukan kemudian hanya memalingkan wajah. Terlihat masih begitu tak sudi bahkan untuk melirik mantan pacarnya.
Oh itu, Renjun memaksa untuk mengakhiri hubungan mereka secara sepihak.
"Aku tahu aku salah sayang"
"..."
"Kumohon, maafkan aku kali ini. Aku janji tidak ak—"
"Tidak mau!"
Dengan angkuh Renjun melipat tangannya didepan dada, dengan wajah manis yang terlihat garang. Juga mata cantiknya yang kini malah terlihat berkaca-kaca.
"Kamu jahat! Aku tak suka!"
"Iya, aku tahu. Makanya aku minta maaf, aku janji tidak akan mengulanginya"
"T-tidak hiks percaya!"
Dan saat itu air matanya meleleh, mengingat semua kebodohan Jeno yang membuatnya hampir mati terkena serangan jantung kemarin sore.
"Jeno jahat sekali, hiks aku tidak mau! Aku benci! Pokoknya benci!"
Dengan isakan yang terdengar makin menyedihkan, membuat Jeno rasanya tak tega. Melihat bagaimana si ringkih itu bergetar sesekali ketika menahan tangisnya.
Jeno ingin memeluknya, menghapus air matanya dan membuatnya tersenyum kembali.
"Renjun..." langkahnya Jeno bawa perlahan, menghampiri Renjun disana yang bahkan tak menyadari kalau Jeno makin mendekat.
"Hiks, kenapa? Kenapa Jeno menjadi jahat? Memangnya aku salah ap—ugh"
Rasa hangat menjalar begitu saja disekujur tubuh Renjun. Ketika Jeno memeluknya erat, rasanya begitu nyaman.
Bahkan ketika mulutnya mati-matian menolak Jeno, ia tetap membalas pelukannya. Menenggelamkan wajahnya di dada si Lee dan mulai menangis histeris.
"Maafkan aku ya?"
Renjun masih menggeleng brutal...
"Aku janji tak akan mengulanginya"
"Hiks"
"Njun...."
"..."
"Aku cari Muffin sampai ketemu. Maafkan aku hm?"
"Hiks dia pasti kedinginan diluar hiks sana Jenoooooo"
"Iya iya, aku tahu. Aku janji akan menemukannya"
"Kita! Aku juga mau ikut mencarinya"
Pelukannya terlepas sedikit, menunjukkan bagaimana wajah manis itu terlihat memerah dengan lelehan air mata di pipinya.
"Kamu boleh jadi pacarku lagi kalau Muffin sudah ketemu! Kalau tidak, jangan harap aku sudi bertemu denganmu lagi!"
Jeno terpaku, apalagi ketika satu ciuman di pipi sempat ia dapatkan sebelum Renjun berbalik meninggalkannya.
Ugh....
Jeno tahu Renjun tak akan setega itu mengakhiri hubungan mereka.
Dan kalau bukan karena Jeno yang sengaja meninggalkan anjing peliharaan Renjun di pinggir jalan kemarin sore.......tidak akan seperti ini:'(
"Habisnya dia lebih sayang anjing ketimbang diriku"
Yah, berdoa saja semoga Muffin masih setia menunggu di tempat terakhir kali Jeno meninggalkannya.
.
.
.With love,
Peen♥