34 › don't take it wrong

4.5K 577 39
                                    

Baik Jaemin maupun Haechan, apalagi Chenle benar-benar tak paham dengan apa yang terjadi dengan Jeno.

Ya memang sih, ketiganya bisa dibilang dekat dengan kekasih Renjun itu. Tapi......datang ke kamar asrama mereka dan memilih mampir sambil memasang wajah masam, bukankah itu agak aneh?

"Bukan Lee Jeno yang biasanya"

Suara Chenle itu bahkan tak bisa dibilang sebagai sebuah bisikan. Dirinya yang bermaksud hanya ingin berbisik pada Haechan malah membuat Jeno mengangkat kepalanya dan mereka saling bertatapan.

"Aku mau putus dengan Renjun"

Dan helaan nafas kasarnya terdengar setelah itu.

Ketiga anak bayi pemilik kamar disana menahan nafasnya, merasa begitu terkejut pada pernyataan spontan Jeno yang bahkan....terdengar tak masuk akal?

Masuk akal sebenarnya, tapi itukan hanya kalau yang mengatakan bukan Lee Jeno.

Tak ada angin tak ada hujan, gempa bumi atau tsunami bahkan tak ada tanda-tandanya. Tapi Jeno dengan tiba-tiba mengatakan hal yang mengerikan seperti tadi.

"Tunggu, ada masalah apa kau dengan Renjun?"

Karena setaunya, bahkan semua orang tahu bagaimana bucinnya seorang Lee Jeno terhadap Huang Renjun.

Haechan yang mengaku paling normal itu membuka suaranya, sempat berdeham sekali untuk menyadarkan teman-teman disebelahnya yang terlihat masih kaget.

"Dia berbohong padaku"

Heol....

Seperti dirinya tak pernah bohong saja-_-

"Tentang?" Kali ini Jaemin, ya agak tidak percaya saja kalau makhluk se-angelic Renjun bisa berbohong. Berbohong tentang apa juga? Kalau sampai Jeno minta putus bukankah itu sesuatu yang besar?

Tapi..... Percayalah Renjun itu tipikal anak yang akan merasa berdosa seumur hidup jika berbohong. Jadi Jaemin benar-benar ragu dengan Jeno.

"Jangan bertingkah seperti kau tidak pernah membohonginya Jen"

"Tidak Jaem, bukan begitu. Tapi dia kelewatan"

"Maksudmu?"

Lagi-lagi Jeno menghela nafasnya, terlihat begitu frustasi akan masalahnya sendiri. Wajahnya juga terlihat lelah, khas seseorang yang tak bisa tidur untuk 36 jam karena memikirkan beban hidup.

"Dia membatalkan kencan kami tapi aku melihatnya jalan dengan orang lain"

"huh?"

Mana mungkin, Jeno pasti salah orang.

Renjun yang dikenal anak-anak bukanlah Renjun yang seperti itu. Dari suka berbohong sampai nekat berselingkuh itu bukan Renjun sekali.

"Dia tertawa, makan eskrim bahkan membeli banyak benda. Aku juga melihatnya di gangnam pagi ini"

"..."

Ketiganya bungkam, masih menelaah baik-baik omongan Jeno.

"ciri-cirinya?"

"Sedikit lebih tinggi dariku, pipinya tirus, mata bulat dan rambutnya hitam. Dia ju-"

"Dery"

Haechan memotongnya dengan santai. Wajah seriusnya kini berubah melunak dan menatap penuh kesal kearah Jeno.

"Sumpah ya Lee tolol Jeno..." Haechan memajukan duduknya "....kau harusnya benar-benar mengumpulkan bukti kuat kalau mau menuduh temanku itu tukang bohong!"

Haechan membentaknya, menunjuk Jeno tepat didepan hidung mancungnya juga.

Astaga, bagaimana bisa sih ada makhluk sebodoh Jeno?

"K-kalian...."

"Memangnya hyung belum tahu kalau lelaki yang pergi bersama Renjun ge itu sepupunya?"

"Sepupu?" Kerutan di dahinya muncul, menyerngit keheranan pada Chenle yang ikutan menunjukkan ekspresi tak berminat.

"Kencanmu batal karena Renjun harus menjemputnya di bandara. Ini pertama kalinya Dery ke korea dan kebetulan waktu itu semua orang dirumah Renjun sedang sibuk" Jaemin menjelaskan dengan lembut, berusaha tak tersulut emosi seperti yang Haechan dan Chenle lakukan sebelumnya.

Ya walau dalam hati ia sudah punya niatan membentak Jeno atau mungkin menganiaya-nya karena terlalu bodoh, tapi Jaemin tak berani melakukannya.

Ekhemm, mana bisa ia bersikap kasar pada calon adik ipar:")

"Kedua, tadi pagi Renjun memang pergi ke gangnam. Dery hari ini ulang tahun dan Renjun membawanya jalan-jalan. Salah?"

"Kenapa dia harus berbohong?"

"Karena dia tahu seberapa pencemburunya dirimu. Kalau dia bilang padamu, kemungkinannya hanya dua. Antara tidak diperbolehkan, atau kau akan mengikuti kemanapun Renjun dan Dery pergi"

"..."

Jaemin hampir menggebrak mejanya, benar-benar tak sanggup kalau harus lebih lama berhadapan dengan Jeno.

"Renjun mencintaimu Jeno, tapi dia juga harus punya kebebasan untuk urusannya sendiri"

"..."

"Sampai sini paham?"

Jeno bungkam, tak sama sekali berniat protes dari petuah-petuah yang Jaemin berikan.

Benarkah? Berarti Jeno se-egois itu ya?

"Apakah aku se-"

Cklek

"Aku pul- Jeno?"

Keempatnya terdiam ditempatnya, menoleh bersamaan kearah pintu dimana Renjun disana terlihat tak kalah terkejutnya.

"J-jeno....aku....."

Renjun terlihat gugup didetik berikutnya, mengingat dirinya memang berbohong pada Jeno hari ini. Ia bahkan mengatakan kalau dirinya ada dikamar dan tidak kemana-mana. Tapi......sekarang Jeno memergokinya baru saja pulang.

Dirinya mematung dengan jantung berdegup cepat. Menyiapkan diri juga jikalau kekasih tampannya itu akan memarahinya disana, didepan teman-temannya juga.

"Maafkan aku Renjun"

Bukan wajah marah seperti apa yang Renjun bayangkan sebelumnya. Jeno menghampirinya, terlihat begitu menyesal bahkan langsung memeluknya erat.

"J-jeno?"

"Aku benar-benar minta maaf kalau selama ini hanya membuatmu tertekan"

Jelas saja Renjun kebingungan, dia yang harusnya minta maaf karena ketahuan berbohong malah dihadapi dengan situasi seperti ini.

Ia menatap teman-temannya dibelakang sana, berbicara melalui matanya tentang apa yang terjadi dengan Jeno tapi hanya ditanggapi dengan senyum.

"Aku mencintaimu Renjun, sangat sangat cinta" Katanya sambil menangkup wajah cantik itu. Membelai pipinya lembut dengan ibu jari yang membuat Renjun malah tersipu sendiri.

"Ekhemm, tidak jadi minta putus Jen?"

Jaemin dan Chenle hanya bisa tertawa meledek setelahnya, membiarkan bagaimana Haechan mulai mengompori pasangan didepan pintu sana yang masih asik bermesraan.

"J-jeno mau minta putus denganku? k-kenapa?"

Wajah manis itu terlihat bersedih setelahnya, sedikit mendengakan kepala dan menunjukkan ke jeno matanya yang kini berkaca-kaca.

"U-ungggg s-salah paham saja sayang. J-jangan dengarkan"

Dan setelah itu hanya terdengar ledekan dari tiga orang dibelakang sana "Lemah" disertai tawa menyebalkan yang ingin sekali Jeno musnahkan dari bumi.

.
.
.

Pubg? Mabar skuyyy:")

With love,
Peen♥

[2] Young, Love, and You || Noren ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang