21 › Even so

5.3K 628 70
                                    

⚠️⚠️⚠️ (ada sedikit doang, tapi tetep diluar tanggung jawab aku kalo kalian nekat baca:"))

.
.
.

Renjun benci kalau harus mengaku ia menyukai Jeno, benci mengakui kalau ia telah jatuh terlalu dalam akan pesona lelaki itu, bahkan benci juga kalau harus mengakui ia.....ketagihan akan sentuhan yang selalu Jeno berikan.

"Unghhh" Tubuhnya melengkung indah, dengan jemari tak bertenaga yang mencengkram lemah punggung telanjang lelaki diatas tubuhnya.

"Saranghae"

Renjun mengangguk lemah setelahnya, bibirnya mengukir senyum cantik ketika Jeno diatasnya menghadiahi dua buah ciuman dikeningnya.

"K-keluarkan!"

"Apa?"

"Ituuuu" Rengek Renjun yang terdengar kehabisan suara pasca permainan panjangnya bersama Jeno.

"Ap—"

"Cepat! Nanti kak Jaem—nghh"

Jeno tersenyum jahil, membawa lagi tubuh telanjang Renjun kedalam dekapan setelah kejantanannya ia tarik keluar dari dalam....eung tak perlu diperjelas kan?

"Jangan tidur Jen!" Renjun mengguncang pelan lengan Jeno ketika melihat lelaki tampan itu memejamkan mata disebelahnya.

"Aku mengantuk baby"

"Nanti kalau kak Jaemin lihat bag—"

"Sudah lihat kok"

"Ap—"

"Daritadi dia berdiri diambang pintu"

Mati saja Renjun.

Kepalanya menoleh kebelakang, dan rentetan kata penuh kutukan meluncur bebas dari bibirnya tanpa suara.

Jaemin benar ada didepan sana, terlihat mematung dengan tatapan yang begitu sulit untuk Renjun artikan.

"K-kakak, Aku b-bisa jelaskan" Renjun terbata, menarik seluruh selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya yang sama sekali tak terlapisi apapun.

Dirinya terlihat panik dan berniat menghampiri Jaemin yang masih membeku ditempat, tapi tak sanggup karena seluruh tubuhnya malah terasa sakit karena permainannya tadi.

"K-kakak ma—"

"Aku pergi"

Demi tuhan Renjun dapat melihat air mata mengalir dipipi Jaemin. Ia sekarang merasa bersalah, apalagi ketika Jaemin melepas paksa cincin dijari manisnya dan membuangnya kesembarang tempat.

Sungguh, harusnya memang Renjun tak pernah jatuh cinta pada tunangan kakaknya sendiri.

"Kenapa tidak bilang kalau ad—"

"Kenapa?"

"Kenapa? Kenapa kau bilang? Kalian hampir menikah Jeno!"

"Lalu?"

"A-aku menghancurkannya" Kepalanya Renjun tundukkan dalam-dalam. Air mata mulai menggenang dan rasa bersalah mulai membuat kepalanya berdenyut.

"K-kak Jaemin pasti sedih. Ini semua sal—"

"Tidak, anak itu tidak akan bersedih"

"Mana mungkin! Kau lihat kan tadi dia menangis se—"

"Kau tidak tahu kan, kalau dia bercumbu dengan temanmu yang datang untuk kerja kelompok tempo hari?"

"H-hah?"

.
.
.

Maap yak, hari ini update lagi hehe:")

With love,
Peen♥

[2] Young, Love, and You || Noren ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang