53 › Cantik

3.8K 496 109
                                    

"ppongie~"

Panggilan lemah lembut Renjun kala itu langsung memenuhi ruangan bernuansa merah muda disana.

Senyum cantiknya muncul, terukir dengan manis bahkan ketika mendapati makhluk menggemaskan didepan sana masih terlihat kusut.

Ah, anak manisnya masih merajuk.

"ppongie~ anak cantik kenapa makin maju bibirnya hm?"

"Mama ishh! Jangan panggil Jinny begitu~ Jinny maluuuuu"

"Kenapa? Dulu kamu senang sekali kalau mama panggil ppongie. Senyum Jinny terlukis lebar, giginya yang kecil-kecil dipamerkan ke mama tiap kali mama panggil begitu"

Bukannya lebih baik, aura hitam disekeliling Lee Jinny malah semakin buruk. Matanya menatap tajam kearah Renjun, masih dengan bibir dipoutkan dengan begitu lucu juga.

"Ppong— ani, Jinny kenapa hm?" Katanya seraya mendekati sang buah hati. Dicurinya sebuah kecupan dikening, bahkan tanpa permisi langsung menduduki sisi kosong diranjang Jinny.

Si penguasa kamar tersebut terlihat berpikir untuk beberapa waktu. Matanya bergetar, bingung antara harus jujur pada Renjun atau tetap diam tapi ia tak sanggup.

"Mama~"

"Apa hm?"

"Ung....Apa Jinny cantik? Sangat cantik? Luar biasa cantik? Hanya Jinny yang paling cantik? Ung? Ung?"

Astaga, Renjun menghela nafas itu kasus ini.

Dapat dipastikan darimana semua sumber pertanyaan tadi. Kalau bukan Lee Jeno, siapa? Lelaki itu selalu mengatakan dengan lantang kalau Jinny adalah satu-satunya makhluk tercantik dimuka bumi.

Ekhemm, bersama Renjun tentunya.

"Kenapa tanya begitu? Bukankah Jinny sudah bosan mendengarnya dari papa?"

"Ung...belum dari mama:'("

"aigoo anak mama yang paling cantik~"

Dan berakhir dengan Renjun membawa Jinny kepangkuannya. Tersenyum begitu cantik, mengusap pipinya lembut, bahkan merapikan helaian-helaian lembut rambut Jinny.

"Ppongie sudah tau kok, kalau papa dan mama setuju Jinny lah yang paling cantik disini"

"Mama~ aku Jinny, bukan ppongie. Ppongie itu makhluk menggemaskan berusia 0-34 bulan....umurku sudah 6 tahun mamaaaa~"

"ah iya iya, Jinny-nya mama sudah besar hehe" kata Renjun dengan dua bonus kecupan lembut dimasing-masing pipi Lee Jinny

"Tapi ma..."

Renjun berhenti sejenak, menatap tepat kedalam mata Jinny ketika anak itu terlihat kembali mempoutkan bibirnya.

"Tadi pagi Jinny dengar dikamar mandi kalau papa bilang mama adalah makhluk paling cantik dirumah ini. Lalu Jinny bagaimanaaaa? Huweee papa menyebalkan!"

Tadi pagi....

Kamar mandi....

Astaga, Jeno masih punya kebiasaan menggombal bahkan ketika mereka sedang bermain-main😖

"ung...Jinny pasti salah dengar"

"Tidak! Jelas sekali, pintunya sedikit terbuka. Lalu Jinny lihat mama dipeluk papa dari belakang, lalu wajah mama ter—"

"CUKUP!"

Entah sudah semerah apa wajahnya dihadapan Jinny sekarang. Renjun tak mau membayangkan

Asdfghjkl

Harusnya Renjun ingat kalau Jinny sudah bangun dan bersiap ke sekolah pagi itu. Harusnya juga, ia menolak keras ketika Jeno memaksa untuk bermain sebentar dikamar mandi. Nyatanya, yang katanya sebentar bahkan membutuhkan waktu sekitar 45 menit sampai Jeno yang tak pernah puas itu sadar.

[2] Young, Love, and You || Noren ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang