Karena kemarin ia bilang bahwa dadanya sesak, Renjun memutuskan untuk pulang. Begitu Renjun sudah nampak jauh, Lucas segera berkata padamu bahwa ia akan menemuimu di kedai es krim dekat sekolahmu setelah kau pulang sekolah.
Dan disinilah kau. Duduk diam di salah satu pojok kedai yang mengarah langsung ke jalanan.
Tak berselang lama lonceng pintu kedai bergemerincing. Kau menoleh dan kau dapati sosok laki-laki jangkung itu tengah menelisik setiap kursi di kedai.
Begitu atensinya bertemu denganmu, ia segera menghampirimu.
"Maaf membuatmu menunggu lama."
Kau melirik sekilas jam dinding yang terletak di sisi lain tempatmu duduk. "Tidak juga kok."
"Oh iya, aku Lucas, Wong Lucas. Kakak sepupu Renjun dari garis Ibu." ujarnya seraya mengulurkan tangannya padamu.
Kau sambut uluran tangan itu dengan ramah. "Soora, Park Soora."
"Baiklah Soora aku tak akan berlama-lama disini. Jadi, sejauh mana kau mengenal Renjun?"
Kau mengernyit. Tentu saja kau bingung dengan pertanyaan Lucas yang mengindikasikan bahwa seolah-olah kau telah lama berteman dengan Renjun.
"Renjun tak bercerita padamu?" tanyamu pada akhirnya.
"Menceritakan? Menceritakan apa?"
"Tentangku."
Lucas mendengus lalu memalingkan wajahnya menghadap jalanan yang dipenuhi berbagai kendaraan bermotor.
"Aku memang sepupunya tapi jujur saja aku tak begitu mengenal sosok Renjun." ucapnya.
"Dia anak yang baik."
"Aku tahu itu. Ia selalu mengorbankan apapun yang ia miliki untuk orang lain."
"Ah, begitukah?"
Lucas beralih menatapmu. "Bukankah seharusnya kau tahu hal itu?"
"Aku baru mengenalnya beberapa hari ini. Kau ingat hari dimana kau menjemput Renjun saat hujan di toserba? Itu hari pertama aku bertemu dengannya." jawabmu seraya tersenyum simpul.
Lagi-lagi Lucas mendengus.
"Kukira kau lebih mengenal Renjun. Jika begitu akan mudah bagiku untuk memahaminya."
"Apa yang perlu kau pahami dari Huang Renjun?"
"Hatinya, perasaannya, dan batinnya. Kupikir mereka telah rusak dalam diri Renjun."
Tbc
(p′︵‵。)
KAMU SEDANG MEMBACA
ESCAPE | Huang Renjun
أدب الهواة[COMPLETED] "Aku akan selalu bersamamu, Renjun." "Kau tak boleh bersamaku." "Mengapa?" "Hidupku, kau tahu kematian selalu mengikutiku." Dia kabur dan menghilang. Lalu bukankah 'dia' yang telah pergi tak akan pernah kembali? UPDATE SETIAP HARI SENIN...