"Dimana Chenle?!" tanya Nyonya Huang dengan nada suara yang mulai meninggi.
"Masih ada Renjun disini, Ma." isak Renjun memelas seraya menggenggam erat punggung tangan Mamanya.
"Chenle! Mama ingin Chenle bukan anak sepertimu!"
PLAK!
Renjun ditampar. Kau yang berada disana segera menghampiri Renjun yang jatuh terduduk akibat tamparan keras Nyonya Huang.
Kau mengusap lembut pipi Renjun seraya menahan perasaanmu yang saat ini campur aduk. Antara takut, khawatir, dan gelisah.
"Soora, Mamaku tidak jahat. Ia hanya sedang bersedih." ujarnya ketakutan.
Selepas itu ia langsung berdiri lagi untuk menghampiri Mamanya. Nyonya Huang yang melihat itu segera mengangkat vas bunga yang terletak di nakas.
"Jangan mendekatiku! Kau pembawa sial!"
Seakan tuli pada ancaman Nyonya Huang, Renjun tetap menghampirinya.
Diulurkannya tangan kurus itu pada sang Mama. "Ma, Renjun mohon."
"Sialan kau!"
PRANG!
Vas itu dibanting mengenai tangan Renjun yang terulur. Darah Renjun menetes dan ia hanya menatap nanar tangannya.
Kau menjerit melihatnya dan lagi-lagi menghampiri Renjun yang tampak menyedihkan. Lucas dan Tantenya Renjun langsung masuk ke dalam kamar untuk menenangkan Nyonya Huang yang saat ini histeris.
Nyonya Huang terus-terusan memanggil nama Chenle. Sedangkan Renjun berkali-kali diumpatnya.
"Renjun, tanganmu," isakmu tertahan.
Ia mengacak rambutnya dan menangis kencang. Begitu pilu hingga kau tak sampai hati melihatnya.
Renjun memelukmu dengan sangat erat dan menangis di tengkukmu. Kau balas memeluknya.
Untuk saat ini kau membiarkan Renjun menangis dan memelukmu. Disamping itu kau juga merasakan bahwa punggungmu juga mulai basah.
Bukan air mata, itu darah dari tangan Renjun yang memelukmu.
Tbc
(T⌓T)

KAMU SEDANG MEMBACA
ESCAPE | Huang Renjun
Fiksi Penggemar[COMPLETED] "Aku akan selalu bersamamu, Renjun." "Kau tak boleh bersamaku." "Mengapa?" "Hidupku, kau tahu kematian selalu mengikutiku." Dia kabur dan menghilang. Lalu bukankah 'dia' yang telah pergi tak akan pernah kembali? UPDATE SETIAP HARI SENIN...