Epilog

1.5K 161 19
                                        

Kau menggeliat di atas kasur saat sebuah tangan memelukmu dari belakang. Deru nafasnya dapat kau rasakan melalui ceruk lehermu.

Kau melenguh panjang karena hari ini kau harus bangun pagi. Kau membalikkan tubuhmu menghadap sosok yang merangkum pinggangmu dengan erat. Matanya masih terpejam namun kau yakin bahwa ia pasti menyadari bahwa kau telah berbalik menghadapnya.

"Sudah pagi." ujarmu lembut seraya mengusap poninya yang menutupi matanya. Huh, harusnya dia segera potong rambut tapi katanya lebih baik seperti ini, jadi kau tak bisa menolaknya.

"Lima menit lagi." jawabnya dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur.

Setelah berkata seperti itu ia justru menenggelamkan kepalanya di lehermu.

Kau tersenyum geli. Dia benar-benar manja. "Aku masuk pagi."

"Biasanya juga begitu."

"Kali ini berbeda."

"Kenapa?"

"Ada pasien yang harus segera kutemui."

Dia menggeliat sebentar lalu memelukmu semakin erat.

"Renjun, lepaskan. Ayo bangun." ujarmu seraya berusaha melepaskan rangkumannya.

Sudah dua tahun ini kau menikah dengan Renjun.

Awalnya kau benar-benar ragu harus menerimanya atau tidak. Masa lalunya yang seperti ini membuatmu berpikir dua kali untuk menerimanya.

Lalu Lucas, Jaemin, dan Haechan menyuruh kalian untuk berkencan dahulu. Renjun juga berjanji jika kau menolaknya ia tidak akan melakukan hal-hal buruk yang mengancam nyawamu seperti dulu.

Tidak butuh waktu lama untuk berkencan karena Renjun telah banyak berubah. Berbekal pengetahuanmu, kau tahu bahwa Renjun telah menjadi manusia yang jauh lebih baik dan beradab.

Setelah menikah dengannya terkadang ada saatnya Renjun menjadi marah ketika kau terlihat dekat dengan laki-laki lain, lupa mengabarinya jika kau lembur, membantah ucapannya, atau karena hal-hal kecil lainnya. Jika sudah begitu bukannya takut seperti dulu, kau justru memberi konseling padanya.

Renjun cukup baik dalam menahan amarahnya. Jika dulu ia akan mengeluarkannya begitu saja dengan menyakiti dirinya sendiri atau orang lain, kini ia tahan karena kau selalu mengingatkannya bagaimana susahnya ia berjuang untuk menyembuhkan dirinya.

Seminggu sekali Renjun juga akan membawamu mengunjungi mamanya lalu dilanjut pergi ke makam ayah dan adiknya. Nyonya Huang masih menolak Renjun, tidak ada yang berubah darinya. Biasanya setelah pulang mengunjungi mamanya, Renjun menjadi murung selama semalam penuh.

Kau tidak dapat melakukan banyak hal selain memeluknya dan mengelus rambutnya seraya menuturkan kata-kata penyemangat. Orang-orang seperti Renjun hanya butuh kasih sayang, tidak lebih dari itu.

Setelah menikah dengannya kau juga baru sadar bahwa Renjun adalah lelaki yang romantis dan lembut. Saat kau lembur dan baru pulang ketika malam hari, sesampainya di rumah kau mendapati Renjun telah menunggumu di meja makan dengan hasil masakannya yang terhidang di atas meja.

Ketika kau lelah ia berinisiatif memijit pelipismu. Saat mood-mu buruk Renjun akan mengirimimu bunga dan kue ke rumah sakit tempatmu bekerja. Ia juga tak pernah menolakmu saat kau mengajaknya belanja atau sekedar jalan-jalan di taman terlepas dari pekerjaannya sebagai seorang pewaris yang memiliki banyak tanggung jawab.

Renjun telah berusaha sejauh ini.

Ia lelaki yang baik dan pantas untuk dicintai semua orang.

"Tolong seperti ini sebentar saja." rajuknya masih dengan mata terpejam dan tangannya yang bersikeras memeluk pinggangmu.

ESCAPE | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang