26

720 115 2
                                        

Kau berlari mencari Renjun agar tak kehilangan jejaknya. Menurut penuturan orang lain --yang kau tanyai lagi di jalan-- ia melihat bahwa Renjun berjalan menuju ke arah taman.

Kau segera mencari ke taman. Berkeliling sambil menajamkan penglihatanmu, takut jika Renjun terlewat dari atensimu.

Ketika kau hampir selesai menyusuri taman, kau melihat bahwa Renjun tengah berdiri mematung di depan kolam ikan.

Perlahan kau mendekatinya dan menepuk pundaknya. Saat Renjun menoleh kau mundur beberapa langkah untuk antisipasi. Namun yang kau lihat saat ini adalah senyum lembut yang terpancar di wajahnya.

Meski wajahnya masih terlihat sangat sembab.

"Kau mencariku, Soora?" dari sorot matanya saja kau tahu bahwa Renjun terharu.

Kau mengangguk ragu.

Sesaat kemudian ia memelukmu erat. Kau balas memeluk Renjun tanpa berkata apapun walau sebenarnya kau ingin mewawancarainya saat ini.

Punggung Renjun naik turun dan kau merasa bahwa ia sedang menangis di pelukanmu.

"Kenapa?" tanyamu seraya mengelus lembut punggung Renjun. Jika sudah seperti ini, kau tak bisa membiarkannya, seolah lupa tentang betapa gilanya sosok di pelukanmu itu.

"Aku tak pernah dicari, baru kau yang mencariku."

Oke, bagi Renjun kau yang pertama lagi dalam hal ini. Sebelumnya ia juga mengatakan bahwa kaulah orang pertama yang digenggamnya.

"Lucas?" tanyamu sangsi.

Ia melepas pelukanmu dan menatapmu jengkel bak anak kecil yang merajuk. "Dia mencariku karena perlu."

"Lalu aku?"

"Kau mencariku karena...karena apa, Soora?" jawabnya balik bertanya.

Kau mengerjapkan mata sejenak. "Hmm, entahlah."

Jujur kau sendiri tak tahu mengapa harus mencari Renjun sekeras ini. Yah, awalnya kau melakukannya karena harus membantu Lucas.

Tapi jika dipikir-pikir kembali kau bisa saja langsung kabur dan tak pernah kembali di hadapan keluarga Lucas agar kau tak memiliki hubungan dengan Renjun.

Mungkinkah perasaan iba?

Atau hal lain yang bergejolak di dalam hatimu ketika ia bersikap manis seperti ini?

"Ayo pulang, Renjun." ujarmu pada akhirnya.

Renjun menggeleng. "Aku tidak bisa kembali."

"Mengapa?"

"Disana banyak kenangan buruk."

Kau mendengus kecil lalu mengusap rambutnya lembut meski ia lebih tinggi darimu. "Tapi kau harus meminta maaf pada Lucas. Bagaimana pun juga ia sepupumu."

Renjun mengangguk patuh. Kau mengernyit sejenak namun cepat-cepat memberi senyum padanya.

Lihat, ia bisa berubah secepat ini!

"Tapi aku harus meminta maaf padamu dulu, Soora."

"Eh?"

"Maafkan aku. Maaf karena aku telah menyakitimu." ujarnya terlihat menyesal seraya menggenggam kedua tanganmu erat.

Kau mengangguk. "Ya, aku memaafkanmu."

Jujur kau tak bisa berkata 'tidak'. Penuturan Renjun terlihat sangat tulus. Kau pikir mungkin ia bisa berubah bukan?

"Terima kasih." jawabnya seraya memelukmu kembali.

"Setelah ini, bisakah kau menjadi temanku lagi?"

Kau diam. Tak tahu harus menjawab apa.



















Tbc
・゚゚・(>д<)・゚゚・

ESCAPE | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang