Dua minggu berlalu sejak penawaran itu dan sikap Renjun padamu berubah seratus delapan puluh derajat. Kau sendiri bingung saat mendeskripsikan hubungan kalian.
Kalian bukan sepasang kekasih,
Tapi Renjun memperlakukanmu seolah kau adalah kekasihnya.
Saat itu kau menjawab penawaran Renjun dengan anggukan kecil dan ia langsung memelukmu dengan erat. Membisikkan kata-kata hangat ditelingamu. Ucapannya saat itu sangat lembut, sangat berbeda dari ucapannya yang seperti biasa.
Yah, biasanya pemuda itu selalu mengucapkan hal yang berbau ancaman yang membuatmu selalu ciut setiap menatap mata hitam kelamnya.
Kesehatan Renjun semakin membaik dari hari ke hari. Semakin sehat tubuhnya semakin ceria dirinya.
Seperti saat ini, ia nekat menghampirimu ke sekolahmu dan menghiraukan tatapan aneh murid-murid di sekolahmu. Ia datang mengenakan kemeja putih dengan celana jeans panjang.
Ia mencari dimana kelasmu berada dengan menanyai beberapa murid. Saat ia menemukanmu, sialnya saat itu kau sedang berdiskusi mengenai materi pelajaran bersama Na Jaemin --teman sekelasmu yang menjadi alasan Renjun untuk menyakitimu.
Kau berjengit sedikit lalu dengan cepat berdiri menjauh dari Jaemin.
"Lho kenapa?" tanyanya polos.
"Anu-- aku hanya--"
"Hai, aku Huang Renjun dan kau... Na Jaemin, benar?" ucapnya seraya mengulurkan tangan. Matanya agak menyipit saat melihat name tag Jaemin.
Jaemin menatapmu sejenak sebelum akhirnya menjawab. "Ya, aku Na Jaemin."
"Re--renjun?" tanyamu tergagap.
Renjum menoleh padamu dan tersenyum lembut. "Kenapa? Jangan canggung begitu dong, aku 'kan hanya berkenalan dengan temanmu."
Matamu membulat sempurna. Kau cubit pipimu untuk mengetes kewarasanmu dan rasanya sakit. Tunggu, apa benar ini Renjun? Benarkah ia telah berubah?
"Kau sudah menceritakan tentangku padanya?" tanya Renjun masih dengan senyumannya yang menawan. Bahkan semua siswi dikelasmu memekik tertahan melihat interaksi kalian.
Kau menggeleng singkat.
Renjun menghela nafasnya lalu mempautkan bibirnya. Kamu gemas dan ingin mencubit bibirnya tapi menahan keinginanmu itu karena sadar bahwa sosok di depanmu itu bisa berubah menjadi iblis dalam sekejap.
Tapi tidak dengan semua siswi di kelasmu. Mereka justru berteriak histeris melihat sikap Renjun, seolah ingin memilikinya.
Ia menatap Jaemin bersahabat. "Soora ini agak sulit, ya? Susah sekali mendapatkannya."
Kau mengernyit dan Jaemin hanya tertawa canggung. "Ah, ya, begitulah dia."
"Kau menyukainya?"
Pertanyaan spontan dari Renjun itu membuat Jaemin gelagapan dan membuatmu memandangnya tak percaya.
"Tidak. Hm, aku sudah memiliki kekasih." jawab Jaemin tegas.
Ya memang benar Jaemin telah memiliki kekasih. Kau sudah pernah mendengarnya dari Jaemin tapi kau lupa siapa nama kekasihnya, untuk apa kau mengingatnya? Tidak penting bukan?
"Syukurlah. Kalau begitu aku pinjam Soora sebentar ya? Aku ingin mengucapkan sesuatu padanya."
"Oke."
"Tapi, Jae--"
"Aku akan mengerjakan tugas ini. Sisanya kau kerjakan saja nanti tidak apa-apa. Toh, masih ada waktu seminggu untuk mengumpulkannya." jawab Jaemin seolah tahu isi pikiranmu.
"Terima kasih, Na Jaemin." ujar Renjun seraya menarik tanganmu keluar kelas. Perbuatan Renjun itu sukses membuat semua siswi di kelasmu histeris.
"Renjun kita mau kemana?" tanyamu seraya berusaha melepaskan tangan Renjun yang sejak tadi menggandengmu. Kau risih dengan tatapan semua anak di koridor saat melihat Renjun menggandengmu.
"Ke taman sekolahmu atau rooftop?"
Lah, kok dia malah balik tanya?
"Untuk apa kesana?"
"Aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Sudah saatnya aku mengatakannya agar hubungan kita semakin membaik."
"Maksudmu?"
Renjun tidak menjawab. Ia justru tersenyum ramah dan lembut. "Jadi kau pilih mana? Taman atau rooftop?"
Dan kau benci harus memilih.
Tbc
Σ(⊙▽⊙")
![](https://img.wattpad.com/cover/188920410-288-k491534.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ESCAPE | Huang Renjun
Fanfiction[COMPLETED] "Aku akan selalu bersamamu, Renjun." "Kau tak boleh bersamaku." "Mengapa?" "Hidupku, kau tahu kematian selalu mengikutiku." Dia kabur dan menghilang. Lalu bukankah 'dia' yang telah pergi tak akan pernah kembali? UPDATE SETIAP HARI SENIN...