Kau berbaring telentang menatap langit-langit kamarmu yang gelap. Penjelasan Lucas barusan membuat otakmu berpikir keras. Begitu sulitkah hidup yang dialami Huang Renjun?
Bahkan kehidupannya jauh lebih sulit dari hidupmu.
Kematian adiknya empat tahun lalu membuat Ibunya depresi berat hingga menimbulkan gangguan kejiwaan.
Penyakit yang hampir mirip seorang Psikopat.
Nyonya Huang begitu terobsesi untuk menyakiti dan membunuh Renjun. Ia begitu karena berpikir bahwa Renjun-lah penyebab kematian Chenle.
Nyawa dibayar nyawa.
Renjun menanggung semua penyiksaan itu selama kurang lebih tiga setengah tahun. Hingga pada akhirnya saat pertemuan keluarga besar di adakan, Renjun datang bersama Ibunya dengan memakai masker dan syal. Jelas hari itu musim panas yang tak memungkinkan seseorang keluar dengan pakaian serba tertutup.
Ayah Lucas yang penasaran segera menghampiri Renjun dan membuka maskernya. Disana terlihat pipi kanan Renjun yang memiliki bekas sayatan. Bahkan lukanya masih terlihat baru.
Begitu Ayah Lucas membuka syalnya terlihat beberapa sayatan di leher Renjun yang bahkan lebih parah. Di lengan, perut, kaki, hampir semua bagian tubuh memiliki luka.
Luka sayat, lebam, dan memar.
Sejak itu Renjun dirawat oleh keluarga Wong karena Ayah Renjun sendiri telah meninggal sejak ia masih kecil. Sedangkan Ibunya dirawat oleh sanak keluarga yang lain. Kata Lucas, Nyonya Huang harus pergi memeriksakan kejiwaannya tiga kali dalam seminggu.
Bukan hanya Nyonya Huang. Renjun pun juga harus ke psikiater tiga kali seminggu mengingat telah lama ia mengalami siksaan Ibunya. Hal itu difungsikan untuk menghilangkan traumanya dan meminimalisir terjadinya perubahan kejiwaan Renjun yang meniru sifat Ibunya.
Disamping itu Renjun juga harus kontrol ke Rumah Sakit untuk mengecek kondisi tubuhnya yang telah memiliki banyak kerusakan.
Yah kau bayangkan saja setiap hari dipukuli, disayat, ditendang, lalu bagian tubuh mana yang masih sehat?
Entah mengapa membayangkan kehidupan Renjun telah mampu membuatmu berpikir untuk memotong tangan Nyonya Huang.
Jika Nyonya Huang tak memiliki tangan, bukankah itu berarti ia tak akan pernah bisa menyakiti Renjun?
Tbc
ヽ(´□`。)ノ
KAMU SEDANG MEMBACA
ESCAPE | Huang Renjun
Fanfiction[COMPLETED] "Aku akan selalu bersamamu, Renjun." "Kau tak boleh bersamaku." "Mengapa?" "Hidupku, kau tahu kematian selalu mengikutiku." Dia kabur dan menghilang. Lalu bukankah 'dia' yang telah pergi tak akan pernah kembali? UPDATE SETIAP HARI SENIN...