ESCAPE | Huang Renjun

11

Disekolah kau tak bisa fokus pada pelajaran karena terus memikirkan Huang Renjun.

Saat jam istirahat pun kau hanya terus menatap buku pemberian Renjun itu dengan nanar. Renjun yang kau temui kemarin adalah Renjun yang berbeda saat kau temui di toserba.

Renjun adalah anak yang baik, ramah, dan sabar.

Bukan Renjun yang keji hingga dengan teganya menjambak rambutmu.

***

"Kak Lucas!" serumu begitu kau mengetahui postur tubuh seseorang yang sedang duduk di salah satu bangku taman dekat sekolahmu.

Lucas menoleh dan melambaikan tangannya mengisyaratkan kau untuk bergabung dengannya.

"Maaf atas perlakuan Renjun kemarin."

"Apa yang salah dengannya?"

"Sudah kuceritakan bukan bahwa ia rutin ke psikiater?"

"Untuk meminimalisir perubahan kejiwaannya."

"Tapi sayangnya perubahan itu akhir-akhir ini justru datang."

"Maksudmu, Renjun tidak normal?" tanyamu dengan menekan kata terakhir. Bagaimana pun juga kau takut jika yang ada dipikiranmu benar.

"Ia normal, tentu saja. Tapi terkadang jika emosinya memburuk ia bisa menyakiti siapa saja yang ada di dekatnya."

Ah, jadi ini jawaban atas apa yang ia perbuat kemarin padamu?

"Kau pernah disakitinya?"

"Tidak—maksudku, belum. Sejauh ini hanya kau yang pernah ia sakiti."

"Hanya aku?" tanyamu memastikan.

"Baru kali ini ia menunjukkan emosinya. Kata dokternya pun, ini terjadi mungkin, karena Renjun menganggapmu sebagai orang terdekatnya."

"Orang terdekatnya?"

"Ya semacam sahabat, kau tahu bukan bahwa persahabatan dijalin oleh dua orang atau lebih dengan memiliki ikatan timbal balik? Dalam kasus Renjun kata dokternya, mungkin saja Renjun merasa telah membuatmu bahagia dan ia balas menuntut kebahagiaan yang seharusnya ia dapatkan juga darimu."

Ah, sial!

Buku itu justru membuatmu harus terjebak dalam lingkaran setan yang dibuat Renjun.

Tbc

( ´◔ ‸◔‘)