Saat pulang sekolah lagi-lagi kau sengaja melewati toserba. Jujur kau masih ingin menemuinya walau hanya sekedar mengembalikan pulpennya.
Kau lihat disana ia sedang duduk terdiam menatap ke arah jalanan. Pakaiannya masih sama seperti kemarin, piama tidur yang hanya berbeda motif. Kau berpikir sebenarnya dia sekolah atau tidak?
Saat atensinya menangkap keberadaanmu dengan segera ia bangkit. Kau tidak berhenti berjalan hingga ia harus terpogoh-pogoh mensejajarkan langkahnya dengan kakimu.
"Maafkan aku." ucapnya menyesal.
Kau berhenti, menoleh dan menatapnya yang lebih tinggi darimu. "Aku tidak marah. Hanya merasa kesal karena kau membawa topik kejadian hari itu."
"Kau memaafkanku?"
"Iya, Huang Renjun."
Ia terperanjat beberapa detik sebelum akhirnya berkata. "Kau mengetahui namaku?"
Kau terkekeh karena sikap lucunya. Lalu kau mengeluarkan pulpen berwarna silver itu dari sakumu. "Kau meninggalkannya."
"Ah pantas saja aku cari tidak ada." jawabnya berbinar sembari mengambil pulpennya.
"Pulpen itu barang berhargamu ya?"
"Tidak juga sih. Tapi ini barang pemberian adikku dan ia ingin aku merawatnya dengan baik."
Kau mengangguk mengerti. Lalu kau menguatkan hati untuk bertanya padanya. "Apa kau bersekolah?"
Tatapannya berubah sayu. "Dulunya..."
"Jadi sekarang?"
"Home schooling."
"Mengapa?"
"Aku sakit." ujarnya tersenyum lembut yang membuat hatimu nyeri seketika.
Tbc
●︿●

KAMU SEDANG MEMBACA
ESCAPE | Huang Renjun
Fanfiction[COMPLETED] "Aku akan selalu bersamamu, Renjun." "Kau tak boleh bersamaku." "Mengapa?" "Hidupku, kau tahu kematian selalu mengikutiku." Dia kabur dan menghilang. Lalu bukankah 'dia' yang telah pergi tak akan pernah kembali? UPDATE SETIAP HARI SENIN...