"Lucas!"
"Hai!"
"Kukira kau akan terlambat."
"Justru aku yang takut padamu jika aku terlambat." gurau Lucas seraya menepuk bahu Renjun.
Lucas melirikmu yang berada di samping Renjun. Tatapan matanya bergulir pada jemari tanganmu yang digenggam erat oleh Renjun.
Lucas tersenyum padamu dan berkata. "Kau ikut rupanya."
"Aku diajak." jawabmu singkat.
Akibat jawabanmu barusan yang terdengar sedikit ketus Renjun langsung meremas tanganmu. Kau meringis menatapnya namun ia justru tersenyum lembut seolah tak terjadi apa-apa.
Dasar iblis.
***
"Mama?" panggil Renjun pada wanita paruh baya yang sedang duduk di sofa sambil menonton televisi.
Ah, lebih tepatnya menatap kosong pada layar yang menampilkan suguhan berita itu.
"Ma?" panggil Renjun lagi. Kali ini ia mendekat dan berjongkok di bawah sofa untuk melihat wajah sosok wanita yang telah melahirkannya itu.
Wanita itu sama sekali tak menoleh. Renjun mulai terisak dan terus memanggil Mamanya agar wanita itu mau menatapnya barang sekali.
"Mama? Ini Renjun, Ma."
Wanita itu mulai menggulirkan tatapannya.
Renjun lekas menghapus sisa air matanya dan tersenyum pada Mamanya.
"Chenle?"
Disana kau lihat sorot mata Renjun berubah.
Tbc
( '◔ ‸◔')
KAMU SEDANG MEMBACA
ESCAPE | Huang Renjun
Hayran Kurgu[COMPLETED] "Aku akan selalu bersamamu, Renjun." "Kau tak boleh bersamaku." "Mengapa?" "Hidupku, kau tahu kematian selalu mengikutiku." Dia kabur dan menghilang. Lalu bukankah 'dia' yang telah pergi tak akan pernah kembali? UPDATE SETIAP HARI SENIN...