Seorang perawat wanita yang rambutnya tersanggul rapi memasuki ruanganmu untuk memeriksa kondisimu menjerit seketika. Ia melihatmu dengan pergelangan tanganmu yang bersimbah darah. Dengan cepat kakinya melangkah, menekan tombol darurat di dekat nakas.
"Hei, apa yang kau lakukan?" tanyanya panik seraya mencoba menghentikan pendarahanmu dengan kapas yang ia bawa bersama beberapa obatmu.
Kau menepis tangannya dengan satu tanganmu yang sehat. "Aku ingin mati!"
Perawat yang usianya sekitar akhir dua-puluhan itu membelalak. "Ya Tuhan!"
Beberapa detik kemudian seorang dokter datang bersama tiga perawat ke ruanganmu. Kau memberontak, kau tidak ingin diobati. Hanya kematian hampa yang saat ini kau inginkan.
Lelah dengan berontakanmu sang perawat itu bangkit, menghadap sang dokter yang dari wajahnya masih terlihat muda. "Dia mencoba bunuh diri, Dok." tuturnya.
Dokter itu segera menghampirimu dengan tatapan matanya yang lembut, sama seperti tatapan Renjun saat pertama kali kalian bertemu. Saat dokter itu semakin dekat kau dapat melihat name tag-nya yang bertuliskan 'Jae Hyun Jung'.
Ia memegang pergelangan tanganmu lembut. Dengan telaten ia melepas kapas yang digunakan sang perawat untuk menghentikan pendarahanmu sementara. Setelah ia melihat lukamu, ia menoleh pada beberapa perawat di belakangnya. "Tidak perlu dijahit, lukanya tidak dalam."
Sang perawat mengangguk lalu salah satunya maju ke depan, memberikan nampan berisi beberapa alat yang tidak kau mengerti.
"Ingin mati?" tanya dokter itu lembut sembari mengobati tanganmu. Kau ingin berontak sebenarnya tapi energi positif yang ia pancarkan tak mampu membuatmu merealisasikannya.
"Iya."
"Kenapa?"
Kau memutar kedua bola matamu. "Jung Jaehyun, pernahkah kau sendiri?"
Dokter itu tertawa lirih. "Dulu sekali."
"Seperti apa rasanya?"
"Seperti ingin mati setiap saat, mungkin?"
"Kalau begitu mengapa kau mengobatiku? Kau tahu bagaimana rasanya sendiri, bukan?"
Ia memberikan beberapa tetes obat yang rasanya perih sekali begitu mengenai lukamu. Kau meringis menunduk menatapnya yang masih telaten mengurus lukamu.
"Aku bertahan Park Soora dan aku ingin kau juga bertahan sepertiku hingga kebahagiaan datang padamu."
"Tidak akan ada kebahagiaan untukku." jawabmu tegas.
"Pasti ada. Hanya bentuknya yang berbeda."
"Kau seorang dokter yang bertugas mengobati seseorang. Kalau begitu bisa bantu aku mengobati orang lain?"
Jaehyun diam sebentar menyelesaikan pengobatannya. Setelah itu ia bangkit berdiri membuatmu harus mendongak ke atas. "Bisa. Ingin mengobati siapa?"
"Pasien di sini juga."
"Apa dia pasienku?" tanyanya penasaran.
Kau menggeleng. "Tapi mungkin kau pernah melihatnya."
"Siapa namanya?"
"Huang Renjun. Pasien yang kecelakaan bersamaku."
Jaehyun mengangguk-angguk polos. "Bantuan apa yang bisa kuberikan?"
"Tolong obati hatinya yang telah lama membusuk ditubuhnya."
"Maaf?"
"Karena hatinya membusuk jiwanya ikut rusak. Tolong obati bagian itu."
Jaehyun yang kebingungan menoleh pada empat perawat dibelakangnya dan mereka menggeleng serempak.
Tbc
┐(´д`)┌

KAMU SEDANG MEMBACA
ESCAPE | Huang Renjun
Fiksi Penggemar[COMPLETED] "Aku akan selalu bersamamu, Renjun." "Kau tak boleh bersamaku." "Mengapa?" "Hidupku, kau tahu kematian selalu mengikutiku." Dia kabur dan menghilang. Lalu bukankah 'dia' yang telah pergi tak akan pernah kembali? UPDATE SETIAP HARI SENIN...