13

784 127 2
                                        

Kau mendatangi Renjun di rumah Lucas. Ia berbaring di ranjang besarnya dengan infus yang terpasang di punggung tangan kirinya.

Ia tampak lemah sekarang hingga kau lagi-lagi merasa kasihan dengan kondisinya. Wajahnya begitu damai hingga tak terlihat sosok iblis disana.

Ia tampan, seperti peri yang pernah kau lihat di film.

Ketika kau mengusap rambutnya pelan tiba-tiba ia menggeliat. Tak lama kedua kelopak matanya terbuka.

Renjun langsung menatapmu dan jujur kau takut jika ia melakukan hal yang sama seperti yang pernah ia lakukan padamu. Namun dugaanmu salah, ia justru tersenyum lembut dengan mata teduhnya.

"Hai?" sapanya.

Kau berjengit sesaat dengan reflek menarik segumpal rambutmu yang berada di sisi tubuhmu ke belakang yang tak mungkin terjangkau oleh tangannya.

"Hai juga."

Renjun yang melihat pergerakanmu langsung duduk. Setelahnya ia mencondongkan tubuh ke arahmu dan mengelus pucuk kepalamu lembut.

Kau gementar, tentu saja. Takut jika ia tiba-tiba bertindak seperti hari sebelumnya.

"Aku menyakitimu ya?" tanyanya lembut.

"Tid—tidak." jawabmu terbata.

"Kau berbohong."

Ia menatapmu lekat.

"Matamu berbohong, Soora. Aku benci orang yang berbohong."

"M—maaf." tundukmu.

Dengan cepat Renjun menarik dagumu hingga matanya benar-benar menusuk di kedua fokusmu.

"Kau tahu mengapa aku benci orang yang berbohong?"

Kau menggeleng takut.

"Itu menunjukkan tak ada rasa kepercayaan orang itu pada orang lain."

Ia melepaskan tangannya dari dagumu lalu kembali berbaring.

Setelah berbaring Renjun menatapmu dengan senyum ramahnya hingga matanya hampir tak terlihat.

"Nah Soora, apa yang membuatmu tak percaya padaku?"

Hatimu mencelos saat itu juga.

















Tbc

(•̩̩̩̩_•̩̩̩̩)

ESCAPE | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang