"Saya nggak bisa."
"Kenapa nggak bisa? Kan cuma pacaran bukannya nikah."
"Saya nggak mau pacaran sama anak kecil."
Rani terbelalak. "Sembarangan bilangin aku anak kecil. Aku udah 17 tahun."
"Bagi saya kamu anak kecil," tutur Adam. "Saya mau pergi."
"Kemana?"
"Yang jelas nggak ada kamu."
"Aku ikut ya," pinta Rani.
"Nggak."
"Ingat permohonan pertama. Kamu nggak boleh ngehindar dari aku."
Adam tidak peduli. Dia melangkah pergi meninggalkan Rani.
"Eh, kok malah pergi." Rani mengejar Adam yang langkahnya cepat sekali.
"Om Adam," teriak Rani sengaja.
Adam berhenti melangkah. "Jangan panggil saya Om."
Rani menyengir kuda. "Lagian main pergi aja. Kamu mau kemana?"
Adam menghela nafas pasrah. Dia menarik tangan Rani.
"Aku mau dibawa kemana?" takut Rani saat Adam tiba-tiba menariknya.
"Katanya ikut."
"Beneran aku diajak?"
Adam mengangguk. Membuat Rani berdebar-debar.
"Masuk," suruh Adam pada Rani. Rasanya ingin loncat saat Adam membukakan pintu mobil untuknya. Rani segera masuk kemobil. Begitu juga dengan Adam.
"Kita mau kemana?" tanya Rani pada Adam yang sibuk menyetir.
"Diem."
Rani menggembungkan pipinya. Tenyata Adam melirik diam-diam.
"Jelek," ejek Adam datar.
"Kamu ngomongin aku jelek? Ish, jahat. Aku panggil Om baru tahu rasa."
Adam tidak menggubrisnya.
Bosan dengan Adam yang diam saja, Rani mengambil ponselnya. Dia mengabari Zira.
Line
Zi, gue pergi sama Om lo.
Mobil gue masih dirumah lo.Oke, hati-hati seyeng.
Tencu.
Rani beralih ke aplikasi kesukaanya, instagram. Dia teringat misi yang belum selesai. Mencari akun Adam.
"Adam," panggil Rani pelan.
"Hm"
"Akun IG kamu apa?"
Adam mengeryit heran. "Lupa."
"Masa akun sendiri lupa," cibir Rani. "Yaudah, pinjem hp kamu boleh?"
"Nggak."
"Please, boleh ya."
"Nih," Adam memberikan ponselnya terpaksa.
"Makasih," girang Rani. Dia langsung membuka instagram milik Adam. Matanya terbelalak saat melihat pengikut Adam lebih banyak dari pengikutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours Last [END]
Teen FictionAWAS BAPER ⚠️ "Suka sama Om-Om? Bodoh amat. Orang gue yang suka," kata Rani kesal. Menyukai seseorang tidak ada salahnya, kan? Lagipula itu adalah hak seseorang. Terserah kalian mau bilang apa. Bagi Rani, laki-laki dewasalah yang pantas menjadi pen...