"Adam kok diem aja sih?"
Adam tetap fokus pada jalanan.
"Zira, Om lo gue bawa pulang boleh?"
"Mau lo apain om gue?" Zira yang tadi fokus pada ponselnya menjadi teralihkan fokusnya.
"Gue jemur biar nggak dingin. Terus biar nggak plin-plan jadi orang," sindir Rani.
"Terserah lo sih, itupun kalo Om Rully mau."
Rani menatap Adam yang fokus menyetir. Beruntung dia duduk didepan. Ini berkat dirinya yang tidak tahu malu.
"Adam?"
"Hm."
"Kalo udah suka bilang ya."
Adam diam, malas menggubrisnya.
"Diam berarti iya." Rani mendengus kesal. "Adam kenapa mau jemput sih? Heran nih Rani."
"Mengisi waktu luang."
"Udah tahu. Selain jawaban itu, ada nggak?"
"Nggak."
"Dasar Om-om."
"Saya bukan Om."
"Tapi Adam Om nya Zira."
"Saya bukan Om kamu."
"Ya udah, terus apa?"
"Laki-laki."
"Oh, Laki-laki yang dikirim Tuhan buat Rani. Ternyata Adam orangnya." Rani kegirangan. "Semoga kita jodoh. Aminin dong," suruh Rani.
"Adam, aminin," pinta Rani lagi.
"Nggak amin."
"Ih, kok nggak mau jodoh sama Rani? Ya udah, awas kalo Rani jadi jodoh orang lain. Jangan harap Rani mau sama Adam lagi."
Adam menoleh menatap Rani sejenak. Membuat Rani deg-degan.
"Saya ikhlasin."
Rani memasang wajah kesal. Benar-benar menjengkelkan.
"SEMOGA KITA NGGAK JODOH. SEMOGA RANI NGGAK JODOH ADAM. TOLONG RANI YA ALLAH."
Zira tertawa terbahak-bahak. Sedangkan Adam menahan tawanya.
"Adam kalo mau ketawa, ketawa aja nggak usah ditahan!"
"Sok-sok'an nahan ketawa, ntar kalo Rani ketawa sama cowok lain Adam nggak bisa ikut ketawa, mau?"
Adam menatap Rani sebentar. "Nggak akan."
"Apanya?"
"Nggak akan ada cowok lain yang deketin kamu. Cukup satu, saya."
Deg..
Rani ingin terbang rasanya.
"Keliatan bohongnya. Tadi katanya ikhlasin. Sekarang kok malah baperin. Rani nggak suka ya sama cowok php."
"Sama, saya juga nggak suka cewek manja."
"Apa? Rani manja? Bukan manja, tapi kurang kasih sayang," celetuk Zira yang sibuk dengan ponselnya.
Benar-benar menjengkelkan, ponakan dan Om sama saja. Rani hanya bisa diam saat dia dipojokan. Im fine yang penting pulang.
****
Rani sedang sibuk dengan ponselnya. Bermain instagram adalah hobi pertama.
"Udah lama nggak post foto baru."
Rani memilih foto yang bagus untuk di posting, guna memperbanyak endors. Jangan salah Rani itu selebgram.
"Nah ini keren." Rani menambahkan caption di postingannya.
❤ 🗨
ranishdw Mencari bahagia itu sulit, jadi jangan mencari kesalahan jika tak mau sakit.Rani tersenyum geli membaca caption yang dia buat.
"Pinter banget gue bikin caption."
Baru beberapa menit like dan komentar sudah banyak. Selebgram jarang post, sekali post ya gitu.
Kruk..kruk..
Cacing dalam perut Rani benar-benar tidak bisa dikontrol. Dia segera beranjak ke dapur untuk nencari makanan.
"Bik, pop mie masih ada nggak?
"Masih non." Bik Surti mengambilnya dalam lemari. "Mau bibik buatin apa non?" tanya Bibik.
"Aku aja, lagian cuma buat mie."
Bik Surti beralih pada pekerjaan lain yaitu menyapu. Sedikit bahagia memiliki majikan yang tidak manja. Senang namun kadang terharu melihat Rani selalu kesepian tanpa orang tua.
Rani telah selesai meracik mie. Dia membawanya ke kamar.
Diletakkannya di atas meja dan beralih pada ponsel yang tergeletak.
Rani mengecek instagram.
Rully.adm menyukai postingan Anda.
Rani kaget dan meloncat saat tahu postingannya di like oleh Adam.
~Next~
Terimakasih yang udah baca cerita MG. Jangan lupa share ke yang lain ya.
Ditunggu Votmennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours Last [END]
Teen FictionAWAS BAPER ⚠️ "Suka sama Om-Om? Bodoh amat. Orang gue yang suka," kata Rani kesal. Menyukai seseorang tidak ada salahnya, kan? Lagipula itu adalah hak seseorang. Terserah kalian mau bilang apa. Bagi Rani, laki-laki dewasalah yang pantas menjadi pen...