Jangan lupa cek typo teman.
Sok atuh di Votmen. Gratis kok.Happy readeng 🌞
****
Senyum kamu terngiang dalam ingatan. Boleh ulang sekali lagi?
--REDAM****
Waktu sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam. Selepas menelpon Zira, Adam menghubunginya agar bersiap-siap. Ternyata Adam benar-benar akan mengajaknya jalan.
Rani sudah siap dengan style-nya. Ponselnya berdering. Menandakan pesan masuk.
Pesan dari Calon imam❤
Saya didepan pintu.
Betapa kagetnya Rani. Segera dia memakai sepatunya dan melangkah menuju pintu depan. Dengan rasa yang tak karuan, Rani memberanikan diri memanggil Adam.
"Adam," panggil Rani.
Adam yang membelakangi Rani lantas berbalik. Melihat Rani berpenampilan anggun malam ini membuat perasaan Adam bertambah untuk Rani. Adam mengakuinya bahwa dia telah jatuh hati pada gadis dihadapannya. Namun Rani tidak boleh tahu mengenai perasaannya.
"Sudah siap?" tanya Adam dengan muka datarnya.
"Udah, nih. Gimana aku cantik kan?"
"Sudah sehat?" tanya Adam lagi. Dia sengaja mengalihkan pembicaraan. Sungguh dia terpana dengan pesona Rani malam ini.
Rani berdecak kesal, "Aku udah sehat. Gimana aku cantik nggak?"
Adam tidak berniat menjawabnya. "Kita berangkat," ucap Adam.
Rani mendesis. Adam masih saja kaku dan cuek padanya. Padahal dia sudah berusaha membuat Adam menyukainya.
Saat didalam mobil Rani hanya bisa diam. Malas mengajak Adam berbicara, tidak akan merespon. Jika merespon pasti pendek.
Seketika Rani teringat perihal Zira yang memberitahu tentang siapa yang menyebar berita terhadapnya. Salah apa Rani pada orang itu? Besok pagi Rani akan menemui orangnya.
Lain dengan Adam yang sedang fokus menghadap ke depan. Namun sesekali dia melirik wajah Rani yang terlihat beda. Rasanya dia ingin bertanya. Namun gengsi tinggi.
Dengan membuang rasa gengsi-nya, Adam memulai pembicaraan.
"Ada apa?" tanya Adam. Sontak membuat Rani terkejut.
"Ha, nggak kok, nggak ada apa-apa."
"Saya siap dengar cerita kamu."
Deg. Rani memancarkan senyumnya. Adam begitu paham dengan dirinya yang ada masalah. Tumben.
"Di sekolah ada yang nyebar berita nggak-nggak tentang aku sama kamu."
"Saya tahu."
"Kok tahu?" Rani dengan rasa penasarannya.
"Zira beritahu saya," jawab Adam.
Oh, Rani paham. Ternyata Zira sudah menceritakan semuanya pada Adam. Ada baiknya juga sih hal itu. Namun membuat Rani canggung saat bersama Adam.
"Kamu nggak marah sama orang yang udah nyebarinnya?" tanya Rani yang terlihat lugu.
"Saya tidak mengurus hal seperti itu."
"Tapi aku malu," lirih Rani. "Satu sekolah ngomongin aku jadi simpanan om-om." Wajah Rani berubah sendu.
"Nanti saya selesaikan," ucap Adam. Entah mengapa dia sangat peduli dengan Rani. Mungkin karena dia sudah jatuh hati padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours Last [END]
Teen FictionAWAS BAPER ⚠️ "Suka sama Om-Om? Bodoh amat. Orang gue yang suka," kata Rani kesal. Menyukai seseorang tidak ada salahnya, kan? Lagipula itu adalah hak seseorang. Terserah kalian mau bilang apa. Bagi Rani, laki-laki dewasalah yang pantas menjadi pen...