MG; sembilan

2.8K 198 11
                                    

Rani menyusuri koridor sekolah seperti biasa. Beruntung hari ini dia bangun pagi, itu semua berkat Bik Surti yang membangunkannya. Namun, ada yang beda sekarang. Hampir semua murid menatap tajam kearahnya. Rani jadi bingung.

Rani segera berlari masuk ke kelasnya. Beruntung Zira sudah datang, segera Rani bertanya.

"Zi, gue aneh ya? Rambut gue berantakan? Apa rok gue kependekan? Lipstick gue ketebelan? Baju gue keketatan?"

"Lo kayak cabe aja nanya gituan. Nih, liat." Zira memberikan ponselnya pada Rani.

Didalam ponsel Zira terdapat foto Rani dan Adam yang sudah tersebar seantero sekolah.

"Bangsat! Siapa yang masukin?! Pantes aja pada liatin gue!"

"Iri kali tuh orang," komentar Zira.

"Kalo gitu lo harus cari tahu Zi."

"Gue bukan babu."

"Bukan gitu Zi, Lo kan stalker handal. Pasti tahu."

"Gue digaji nggak nih?"

"Berapa Lo mau?"

"Gue nggak mau uang."

"Terus mau Lo apa?"

"Jangan pernah percaya sama Reyhan."

Rani terkejut mendengarnya. Dia tidak paham arah pembicaraan Zira.

"Reyhan?"

"Ketua Enjoy sekaligus anak pemilik Darmawangsa."

"Dia anak pemilik sekolah? Kok gue baru tahu."

"Gue juga baru tahu."

"Terus masalah sama Reyhan apa?"

"Nih surat cinta lo hari ini plus kadonya." Zira meletakkannya dimeja. Rani langsung membuka surat cinta itu.

Rani mengambil surat dari Reyhan dan membacanya. Tumben.

Hai,
Lo pasti nggak kenal gue. Lo kalo mau kenal gue, ntar istirahat temuin gue dikantin tepat dimeja nomor tiga. Itu sih kalo lo mau, kalo nggak mau gue yang temuin Lo.

Dari Reyhan buat cewek cantik.

Rani tertegun. Maksudnya apa?

"Zi, Reyhan nyuruh gue ke kantin buat temuin dia. Gimana nih?" panik Rani.

"Jangan."

"Tapi kalo nggak gue temuin, dia bakal nyamperin gue."

"Biarin."

•••

Ketika semua sedang istirahat dikantin, Rani dan Zira sibuk dengan ponselnya. Mereka diam dikelas dengan ponsel kesayangannya.

"Penasaran gue yang nyebarin tuh foto," gerutu Rani sembari fokus pada ponselnya.

"Gue lagi cari orangnya."

Rani langsung memeluk sahabatnya. "Aaa, jadi terharu. Makasih ya Zi udah mau jadi sahabat gue."

"Gue juga Ra. Tapi terpaksa."

Rani langsung melepaskan pelukannya. "Jahat banget lo Zi."

"Bodo," ledek Zira. "Oh iya Ra, kok lo bisa sama om gue?" Zira penasaran.

"Ya bisalah, apasih yang Rani nggak bisa. Om lo, gue paksa."

Zira terbelalak kaget. "Tumben dia mau dipaksa? Gue aja sering dikacangin kalo ngomong. Om gue nggak pernah berubah. Dari dulu sifatnya kaku, cuek bebek."

"Alhamdulillah."

"Kok Alhamdulillah, Ra?"

"Itu pertanda kalo dia suka sama gue." Rani meloncat kegirangan.

"Bodo amat."

"Zi, harusnya lo seneng, siapa tahu gue jodohnya Om lo. Kan jadi saudara kita."

"Mau, tapi nggak mungkin."

Rani menggerutu dalam hati dan kembali fokus pada ponselnya.

Membuka Instagram adalah hobinya. Tidak lupa pula men-chatt Adam melalui line.

Line

Selamat siang, calon Imam.

Benar-benar gila. Tanpa malunya Rani mengetik seperti itu.

Pesan dari Adam.

Rani terbelalak saat menerima balasan dari Adam. Secepat itukah? Mimpi apa semalam.

Adam:
Saya sibuk.

Aku mau cerita.

Adam:
?

Ada cowok yang ngajakin aku ketemuan di kantin sekolah. Tapi aku nggak mau. Zira juga nggak nyuruh.

Adam:
?

Kamu nggak marah?

Adam:
Klien saya datang.

Read..

Rani menggerutu kesal. Namun rasa bahagia sedikit mendominan. Rani melebarkan senyumnya saat Adam mau membalas pesannya.

"Kenapa lo Ra?"

Rani menoleh. "Om lo balas pesan gue. Sumpah, gue seneng banget."

"Nggak percaya gue."

Rani menyodorkan ponselnya pada Zira dan melihatkan balasan dari Adam. "Masih nggak percaya?"

Zira manggut-manggut. "Keren. Gue doain kalian jodoh."

"Amin." Rani memeluk Zira sesaat. "Tapi nggak yakin kalo Om lo suka sama gue."

"Gue juga. Tapi tenang aja Ra, gue bantu kok."

Rani menadahkan tangannya, berdoa. "Ya Allah, semoga Adam jodohku. Jangan jadikan Dia jodoh orang lain selain Rani. Ranisha Dwi jangan Rani yang lain."

"Amin."

Zira yang mendengar mengamini. Sedikit lucu mendengar sahabatnya berdoa dengan ekspresi serius.

Dan ponsel Rani tiba-tiba berdering. Ada yang menelpon.

Calon Imam is calling...

~Next~

Apakabar kalian? Suka nggak sama cerita MG ?

Komentar dong, jangan lupa share ke teman juga.

Votmen ya.

Luv yu.

IG: @elsamhri__

I'm Yours Last [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang