MG; delapanbelas

2.5K 155 2
                                    

Cek typo sayang.

Happi readeng 🤗

****

Hal yang sepele bisa membuatmu meninggi. Namun disalah arti.
--REDAM

****

Rani sudah siap berangkat sekolah. Dia sedang menunggu Adam selepas sarapan.

Calon Imam 💜:
Saya ada diluar.

Rani tersenyum membacanya dan langsung bergegas keluar. Terlihat Adam sedang berdiri didepan mobil dengan style ala kantoran.

"Hallo," sapa Rani pada Adam.

Namun sapaan Rani tidak digubris. Adam masuk kedalam mobilnya.

Rani berdecak kesal. Pagi hari sudah bikin mood nya hilang. Dia langsung masuk kedalam mobil Adam, membanting pintunya dengan kencang saat menutupnya. Spontan Adam melihat ulah Rani di pagi hari.

"Pelan-pelan nutupnya," tegur Adam dan mulai menjalankan mobilnya.

Rani tidak berniat untuk menanggapi.

"Kamu marah sama saya?" Adam menggemaskan.

"Iya." Rani memalingkan wajahnya seperti anak kecil yang sedang merajuk.

"Saya salah apa? Telat jemput?"

Rani geram. Adam benar-benar tidak peka. "Kamu aku sapa malah diem."

Adam terkekeh, "Karena itu?"

Rani mengangguk.

"Lucu."

"Kamu orang kesekian yang bilang aku lucu," ucap Rani dengan gayanya.

"Jadi saya ketinggalan bilangnya?"

"Kita baru ketemu Adam. Lagian banyak yang suka sama aku. Mereka suka kasih kado. Soalnya aku lucu."

Adam tidak berniat menggubris.

Rani sengaja menggoyangkan tangan Adam karena rasa kesalnya. Namun tangannya ditepis secara kasar oleh Adam. Hal itu membuat Rani mengeryit bingung.

"Jangan coba-coba sentuh saya. Bahaya." Adam menatap gadis disampingnya sekilas. Lalu kembali menatap arah jalan.

"Maaf," gumam Rani.

"Dimaafkan."

Rani kembali terseyum, menatap ketampanan Adam dari samping. Hidung mancung, alis tebal dan kumis tipis, membuat pria disampingnya itu terlihat sempurna.

Adam menyadari jika Rani sedang menatapnya secara lekat. "Jangan ditatap terus wajah saya."

Rani menyudahi tatapannya. "Mama kamu ngidam apa pas hamil kamu?" tanya Rani sesuai kata hatinya.

"Kacang ijo."

"Boong."

"Mau ketemu mama saya?"

"Eh." Rani terlihat gugup. Jelas dia belum siap jika bertemu camer nya.

"Pulang sekolah nanti saya jemput. Kita kerumah saya."

Deg. Oksigen terasa menipis. Adam sungguh membuat Rani terkejut. Lagipula pertanyaannya tadi hanya iseng. Mengapa sekarang dia akan berurusan dengan camernya? Adam benar-benar tidak bisa ditebak.

****

Rani tertawa melihat Zira jatuh terpeleset saat hendak masuk ke kelas. Lantai yang baru di pel menjadi penyebabnya. Beruntung kelas masih sepi.

I'm Yours Last [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang