Tertampak dalam sunyi, memberi cahaya ketika luka. Sayangnya itu hanya mimpi. --REDAM
****
"Kamu marah?" tanya Rani.
"Enggak."
"Tapi muka kamu keliatan marah." Rani masih saja bertanya seakan dirinya bersalah.
"Itu perasaan kamu." Adam menjawab dengan wajah datarnya.
"Kirain perasaan kamu," ucap Rani sambil memalingkan wajahnya.
Tadi selepas Adam selesai bicara empat mata dengan mamanya, dia langsung mengajak Rani pulang segera. Gadis itu kebingungan saat Adam membawanya ke dalam mobil. Rani mengira bahwa dirinya melakukan kesalahan, namun Adam selalu menjawabnya tidak.
"Adam," ucap Rani.
Adam menoleh sekilas lalu kembali fokus menyetir mobil. "Kenapa?" tanya Adam.
"Kita beneran pacaran?"
"Iya."
Rani terkekeh. Adam mengerut dahi melihat reaksinya. "Enggak nyangka. Padahal aku orangnya malu-maluin."
"Dirubah sifat jeleknya," balas Adam yang membuat Rani tersenyum.
"Iya aku usahain," ucap Rani. Kemudian ide briliannya muncul. "Eh, kamu mau ketempat tongkrongan aku enggak?" tanya Rani tanpa sungkan.
Mendengarnya saja Adam sudah bergidik ngeri. Bisa-bisanya gadisnya itu terdorong masuk kedalam dunia bebas. "Dimana?" tanya Adam.
"Beneran mau?"
"Iya."
Rani bersorak ria. Tidak menyangka Adam berubah secepat itu. "Tempatnya di jalan Merpati. Nanti dipersimpangan belok kiri," ucap Rani memberi arahan pada Adam.
Segera Rani mengambil ponselnya, kemudian mengirim pesan pada Zira.
Rani: Lo mau tau enggak? Gue lagi mau ketongkrongan, dong.
Ziranjink: Sama om gue?
Rani: Yoi, keren enggak tuh? Kita udah jadian, om lo nembak gue tadi.
Tiba-tiba Zira menelponnya. Rani tahu, pasti sahabatnya itu sangat ingin tahu.
"DEMI APA LO JADIAN SAMA OM GUE!?" teriak Zira dengan suara cemprengnya.
Rani menjauhkan telinganya dari ponsel. Dia sengaja membesarkan volume panggilannya.
Adam yang mendengar pun tidak berniat untuk merespon. Dugaannya benar. Gadis itu pasti akan memberitahu Zira--keponakannya.
Rani terkekeh, wajah cantiknya terlihat mempesona. Adam hampir saja oleng mengendarai mobil karena melihatnya.
"Zi, om lo denger, nih," ucap Rani memberitahu. Matanya melihat Adam dengan senyum jahil.
"OM, KOK MAU SAMA RANI!?"
"Heh, Zira, lo gimana, sih? Katanya mau bantu gue, tapi sekarang malah gak setuju." Rani mengerucutkan bibirnya, kesal terhadap Zira.
"OM LAGI ENGGAK KESAMBET KAN PAS NEMBAK RANI?"
"Sembarangan lo, Zi," balas Rani. Melirik Adam, namun tidak ada reaksi. "Udah dulu, ah, entar gue telpon lagi," ucap Rani, lalu mematikan panggilan.
Panggilan selesai.
Dia mematikan nada dering ponselnya agar kelak Zira menghubungi tidak terdengar. Rumit jika membahasnya lewat angin, lebih enak bertatap muka.
Rani menoleh kearah Adam. Laki-laki itu fokus menyetir.
"Kamu enggak marah, kan?" tanya Rani hati-hati.
"Buat?"
"Zira barusan."
"Saya sudah tau. Lagipula dia sahabat kamu, semua keluh kesah kamu diutarakan ke dia, iya, kan?" Adam sudah tahu mengenai latar belakang Rani. Hal itu dia dapatkan dari keponakannya. Sebelum Adam mengutarakan perasaannya, dia harus tahu tentang gadisnya.
Rani menatap tidak percaya. Sejauh mana Adam tahu dirinya?
"Iya, Zira sahabat dari kecil. Semua masalah aku, dia pasti tahu." Suara Rani terdengar sendu.
Adam tersenyum. "Percaya sama Tuhan, dia kasih kamu masalah karna kamu kuat," ucap Adam tanpa menoleh kearah Rani. Namun senyumnya terlihat jelas.
Rani ikut tersenyum. Ternyata Adam sudah benar-benar berubah. "Makasih, sekarang aku udah enggak punya masalah lagi," ucap Rani.
Membuat Adam mengerut dahi tanda tidak paham. "Itu tanda Tuhan dengar doa kamu."
"Bukan," balas Rani sambil menggeleng.
"Terus?"
"Itu karna kamu senyum barusan."
Seketika Adam mengubah ekspresinya menjadi datar kembali.
"Lho, kok, marah?" tanya Rani.
"Belok mana habis ini?" tanya Adam, seperti mengalihkan pembicaraan.
Rani menghela napas dalam, dia tahu Adam tidak suka digoda. Namun, menggoda Adam menjadi hobinya sekarang.
"Kiri," jawab Rani.
Kemudian ponsel Adam berbunyi. Dia menolak mengangkat panggilan tersebut. Membuat Rani kebingungan.
"Kok enggak diangkat?" tanya Rani.
"Takut kamu cemburu."
--REDAM--
Emang ya kalo lagi puasa banyak godaan.
Semangat menjalankan Ibadah Puasa kesayanganku! Banyak cari amal ya.
Gimana, lancar halu nya?
Share ya keteman kalian buat baca ceritaku. Oh iya, baca juga lapak sebelah. 'Tentang Kita' udah Completed tuh!
Dont forget to follow my instagram @elsamhri__
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours Last [END]
Teen FictionAWAS BAPER ⚠️ "Suka sama Om-Om? Bodoh amat. Orang gue yang suka," kata Rani kesal. Menyukai seseorang tidak ada salahnya, kan? Lagipula itu adalah hak seseorang. Terserah kalian mau bilang apa. Bagi Rani, laki-laki dewasalah yang pantas menjadi pen...