Arthur duduk di kursi Perpustakaan sembari membaca buku dengan suasana yang berbeda.Suasana yang sepi di perpustakaan dan hujan yang turun sangat deras di luar.
Hampir seluruh murid telah pulang ke rumahnya masing-masing, kecuali yang mengikuti ekstrakurikuler.
"Itu foto." Ucap seorang perempuan dengan lirih, yang ingin memfoto Arthur.
"Gak bisa, galeri gua penuh sama foto Calon Menantu Luar Biasa." Kata seorang perempuan yang mengumpat di belakangnya.
"Ya elah, tinggal di hapus foto yang jelek-jelek." Ucap seorang perempuan sambil memutar bola matanya dan menoleh ke temannya.
"Ya gak mungkin lah, Rin. Foto-fotonya gak ada yang jelek." Ucap seorang perempuan yang berada di belakang punggung Rin.
"Mana gua mau liat fotonya." Rin menyodorkan tangannya ke temannya yang berada di belakangnya.
"Makasih, Cantik." Puji Rin setelah di beri kesempatan untuk melihat galeri Hp Cantik.
"Emang gua cantik karena nama gua Cantik."
Rin melihat foto Arthur di galeri Hp Cantik, Hatinya hanya ingin berkata, astaghfirullah.
"Lu gila kali yah? Fotonya pada ngeblur." Kata Rin sambil mengembalikan Hp Cantik.
"Biarin ngeblur. Kan yang ganteng Arthur bukan fotonya, lagipula juga Arthur hidupnya di dunia nyata bukan di foto." Jelas Cantik.
"Cantik, gua mau nanya. Otak lu dimana?" Tanya Rin.
"Otak mana? Otak besar atau otak kecil?"
"Tau akh." Geram Rin.
"Terus kita di sini ngapain? Berdiri doang? Capek gua, Rin." Ucap Cantik yang sejak tadi berdiri di belakang Rin.
"Tinggal jongkok kayak gua."
"Lu aja jadi tempat duduk gua."
"Ngarep."
Di luar Perpustakaan terdapat seseorang berjalan mengenakan seragam hitam, celana hitam, sepatu hitam dan membawa payung hitam.
Orang tersebut menaruh payung hitamnya di dekat pintu Perpustakaan dan masuk ke dalam Perpustakaan dengan sepatu yang sedikit basah.
Orang tersebut menemukan dua perempuan yang sedang mengintip Arthur dan berencana untuk mengerjai perempuan tersebut.
Laki-laki tersebut melangkah dengan perlahan dan berdiri di belakang Cantik. Kemudian, menepuk bahu Cantik dan berkata, "Neng."
"Nung nang neng. Nama gua Cantik bukan nengnong. Di kira suara bell apa." Ucap Cantik yang belum menoleh ke belakang.
"Penyakit gila lu kayaknya makin bertambah deh. Dan kayaknya menuju tahap permanen." Kata Rin yang berjongkok sambil mengintip Arthur.
"Cantik." Kata orang yang di belakang punggung Cantik.
"Hadir!" Jawab Cantik dengan tegas.
"Gila lu yah?!" Kata Rin yang tiba-tiba kaget.
"Gua mah waras." Kata Cantik.
"Apa yang sedang kalian lakukan di sini?" Kata orang yang di belakang Cantik dengan nada suara yang mengerikan.
"Rin! Rin! Jangan liat belakang." Cantik menepuk bahu Rin hingga beberapa kali.
"Berisik! Siapa juga yang mau liat ke belakang? Arthurnya juga di depan." Kata Rin yang terus mengintip Arthur dengan sebelah matanya.
"Mendingan lu liat ke belakang gua, tapi bareng-bareng. Saran gua."
"Terserah lu, palingan juga cuman firasat lu."
"1."
"2."
"3!"
"WAHHHHHHHHHHHHHH!!!" Raung orang yang di belakang Cantik dan membuat mereka pingsan di tempat.
"Pingsan? Makanya kalo jadi anak muda jangan nonton film yang romantis melulu. Sesekali tuh nonton film horor, biar kuat mentalnya."
"Tapi, kasihan juga pingsan kayak begini."
"Tapi, bukan muhrim laki-laki nyentuh perempuan. Mendingan di biarin aja lah."
Laki-laki tersebut tak lain dan tak bukan adalah sopir Arthur yang bernama Pak Dio. Beliau sudah bekerja saat Arthur masih SD.
Dan wajar saja jika beliau tau tempat biasanya Arthur menunggu saat sedang hujan, yaitu Perpustakaan.
Pak Dio meninggalkan Rin dan Cantik yang tergeletak mengenaskan di lantai Perpustakaan.
Pak Dio menghampiri Arthur yang sedang membaca buku dan berkata, "Den Arthur, hujannya udah rada reda."
Arthur bangkit dari kursinya tanpa menjawab sepenggal kalimat dari ucapan Pak Dio.
"Den, apa gak sebaiknya bukunya di masukin tas? Biar gak kehujanan." Ujar Pak Dio.
"Gak Perlu Pak. Sebaiknya Bapak liat keluar, hujannya sudah berhenti." Ucap Arthur dengan suara yang datar dan dingin.
"R-rin, g-gua liat Arthur di bawa ma-malaikat I-izrail." Kata Cantik ketika membuka matanya yang masih remang-remang.
"Mungkin lu, yang h-h-halu."
Don't Forget Vote, Coment, and Share.
Dan mohon maaf atas keterlambatan updatenya 🙏
Maafin yah, Hehehe.
Salam FSR,
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja Kelas
Novela JuvenilKisah cinta anti-mainstream antara selembar kertas putih polos dengan setetes darah biru dingin yang tidak sengaja saling bertemu. Pertemuan tersebut membawa mereka ke dalam takdir cinta. Hanya takdir yang bisa menyatukan Arthur dan Orly. Jangan per...