Arthur berjalan menuju Perpustakaan sendirian dan ia merasakan keberadaan seseorang di belakangnya. Namun, Arthur tidak tertarik dengan orang yang mengikutinya secara diam-diam."Ssssst.... Untung aja dia gak liat kebelakang." Desih seseorang.
"Udah tau maksud kita, mungkin."
"Tuh dia udah masuk Perpustakaan, ayo!"
"Ntar dulu!"
"Kagak usah dijambak juga rambut gua! Disangkanya panjang kali nih rambut."
"Auah, rembulan. Tunggu beberapa menit dulu." Ucapnya lirih.
"Ya udah, gua mau duduk dulu di lantai. Pegel nih kaki."
"Ayok! Cantik." Ucap Rin dengan semangat sambil menarik tangan Cantik dengan kuat ke depan hingga membuat Cantik tertelungkup di lantai.
"Aduuuuuuuh! Baru juga mau duduk malah di tarik, lu mah jahat amat." Cantik mengangkat badannya dari keadaan tertelungkup.
"Namanya juga manusia." Ucap Rin sambil tersenyum lebar.
"Gua juga manusia kali." Kata Cantik sambil mencibirkan mulutnya.
"Udah tau, daripada banyak cang cing cong mendingan ayo!"
"Okay, my princess i'm coming."
"Yang bener prince kalo princess buat kita, PEA." Ralat Rin.
"Berarti princess-nya ada dua? Prince Arthur mah gak mungkin milih dua." Celetuk Cantik.
"Lu cari aja mean-nya." Ucap Rani berjalan mendahului Cantik.
"Mean matematika?" Tanya Cantik.
Rin bergumam tak peduli dengan pertanyaan Cantik dan ia terus berjalan mendahului Cantik hingga masuk ke Perpustakaan Sekolah.
Mata Rin dan Cantik menelusuri seluruh seisi ruangan Perpustakaan. Kedua mata mereka membelalak ketika melihat Arthur berada di meja paling ujung.
"Tuh, Rin my honey prince di paling ujung." Ucap Cantik sambil menepuk pundak Rin dengan kencang hingga membuatnya hampir kehilangan keseimbangan.
Rin menyingkirkan pundaknya dari tepukan tangan Cantik dan berkata, "Sabar kali, sakit nih pundak gua gara-gara keganasan lu."
Sesekali Rin mengusap-usap pundaknya sambil berjalan dengan hati-hati agar tidak ketahuan Arthur. Kemudian, mereka mengumpat diantara sela-sela rak buku.
"Terus kita ngumpat doang sambil liatin dia?" Tanya Cantik dengan nada bosan.
"Ya kalo mau, lu foto. Ya kali kita harus nyamperin dia? Kaki gua aja udah lemes liat dia dari jauh, apalagi kalo liat dari deket yang ada melayang nih arwah." Ucap Rin dengan menasihati Cantik.
"Iya juga sih, apalagi kita kan real cewek yang harusnya ngejar kita kan cowok." Jawab Cantik dengan arogan.
"Usaha boleh, tapi jangan malu-maluin harga diri kita sebagai kaum hawa." Ucap Rin sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Tapi, Rin. Kalo cowoknya seganteng Arthur mana kuat harga diri gua."
"Ya gak usah sok kuat." Jawab Rin dengan santai.
"Lah? Tadi kata lu 'jangan malu-maluin harga diri kita sebagai kaum hawa' jadi, lu maunya apa sih?" Tanya Cantik dengan terheran-heran hingga membuat otaknya seperti mengelilingi galaksi.
Tanpa sepengetahuan Rin dan Cantik, Arthur pergi dari Perpustakaan sambil membaca buku dengan berjalan.
"Rin! Arthur mana?" Ucap Cantik yang baru sadar bahwa meja paling ujung telah hampa seperti dirinya tanpa suara sirine ambulans.
Rin menengok kebelakang dan berkata, "Lah? Kok ilang!"
"Yah game over." Ucap Cantik dengan kecewa.
"Udahlah balik aja, capek gua begini terus. Lelah hati ini menunggu kepastian." Desah Rin dengan pasrah.
*****
Arthur berjalan melewati lorong Sekolah dan menunggu Pak Dio sambil membaca buku.
Secara remang-remang indra pendengaran Arthur menangkap suara yang kurang mengenakkan untuk di dengar bagi dirinya.
Arthur mendongakan kepalanya sedikit dan melihat Bu Angrini sedang berbicara dengan seseorang melalui telepon.
Arthur, kemudian melihat jam tangannya dan kembali membaca bukunya. Karena menurutnya itu lebih dari cukup untuk mengetahui kebenarannya.
Arthur beranjak dari tempat duduknya sambil membaca buku dan menghampiri mobil yang sedang menunggu kehadiran Arthur untuk naik.
Arthur melewati Bu Angrini yang sedang fokus menelepon tanpa menghiraukan kehadirannya.
Arthur berjalan memasuki mobil dengan sebelah tangan membuka pintu mobil dan sebelah lagi memegang buku.
Saat hari Senin Arthur akan berbicara tentang apa yang dibicarakan Bu Angrini saat ditelepon di depan seluruh siswa SMA Trijayanda.
Karena menurutnya, dunia butuh seseorang yang adil dan jujur.
Mohon bersabar untuk menunggu, rahasia Arthur.
I'm comeback to Wattpad!
Salam FSR,
*****
About me?Follow Instagram: basztian11.2
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja Kelas
Teen FictionKisah cinta anti-mainstream antara selembar kertas putih polos dengan setetes darah biru dingin yang tidak sengaja saling bertemu. Pertemuan tersebut membawa mereka ke dalam takdir cinta. Hanya takdir yang bisa menyatukan Arthur dan Orly. Jangan per...