52. Tangga dan Kata Terakhir

267 20 2
                                    

Warna-warna baru dalam hidup hanya bisa dirasakan ketika ada seseorang yang tidak pernah lelah mencairkan kristal yang membelenggu hati ini. Dan kamulah orangnya, Orly.
Arthur

Zaiyan menatap pabrik tua yang terlihat angker dari luar dengan bulu tangan yang sudah menegang.

Jika dilihat dari kondisinya sepertinya pabrik tersebut sudah bertahun-tahun tidak beroperasi, hal tersebut ditandai dengan rerumputan yang cukup tinggi dan kondisi bangunan pabrik yang sudah rusak dibeberapa sudut.

Zaiyan meneguk ludahnya. Ia tak habis pikir kenapa pesan misterius tersebut memintanya untuk datang ke pabrik tua yang berjarak sekitar 4 km dari sekolahnya.

Dan Zaiyan juga merutuki dirinya yang dengan mudahnya langsung mengikuti permintaan pesan misterius tersebut tanpa pikir panjang.

Zaiyan dengan terpaksa memasuki pabrik tua tersebut, mau bagaimanapun dirinya sudah terlanjur melangkah terlalu jauh mengikuti permintaan pesan misterius tersebut.

Setibanya di dalam gudang tersebut Zaiyan mencoba mengikuti cahaya lilin yang terlihat sengaja diletakkan di lantai oleh seseorang.

Semakin Zaiyan mengikuti cahaya lilin tersebut entah kenapa rasanya Zaiyan seperti diikuti sesuatu, namun Zaiyan berusaha menyingkirkan pemikirannya yang aneh-aneh dan terus menundukkan kepalanya. Dasar Zaiyan penakut!

Tidak bisa dipungkiri bahwa setelah Zaiyan memijakkan kakinya ke dalam pabrik tua tersebut terlihat lebih menyeramkan, dibandingkan bagian luarnya.

Jika seperti ini lebih baik Zaiyan melakukan negosiasi dengan pengirim pesan misterius tersebut agar berbicara di luar dan tidak merasakan bagaimananya rasanya merinding hingga sekujur tubuh dan diselimuti rasa takut.

Namun Zaiyan harus ingat bahwa tujuannya datang kesini adalah salah satu rencananya untuk mendapatkan dua buah berlian. Jangan sampai lupa!

Dan satu lagi. Zaiyan juga ingin melihat wajah dari sosok yang mengiriminya pesan misterius.

Langkah Zaiyan terhenti ketika lilin yang sengaja diletakkan di lantai tersebut adalah lilin yang terakhir.

Zaiyan mencoba memberanikan dirinya dengan mendongakkan kepalanya dan menatap ruangan di depannya yang tidak memiliki pintu dan hanya ada kegelapan yang sedang menunggunya untuk masuk.

Sebenarnya Zaiyan tidak ingin masuk ke dalam ruangan gelap tersebut namun entah darimana gendang telinga Zaiyan menangkap suara berbisik seseorang yang menyuruhnya untuk masuk ke dalam ruangan tersebut.

Zaiyan memasuki ruangan tersebut dengan langkah kaki yang sudah gontai dan sesuatu yang mengejutkan serta membuat suhu tubuh Zaiyan dalam hitungan detik langsung merasakan panas dingin pun terjadi.

Lampu? Zaiyan seketika terperanjat di tempat saat cahaya kuning langsung memenuhi ruangan yang sebelumnya begitu gelap.

Sebutir keringat muncul di sekitar kening Zaiyan saat matanya menangkap seseorang yang sedang berdiri menatapnya dengan berpakaian serba hitam dan menggunakan masker yang juga berwarna hitam di wajahnya. Begitupun dengan telapak tangannya yang juga mengeluarkan buliran-buliran keringat dingin. Menyeramkan!

Seseorang berjaket hoodie hitam tersebut menatap Zaiyan dengan sorot mata yang begitu mirip dengan vampir di film-film yang pernah Zaiyan tonton. Tajam, dingin, dan penuh kilatan amarah. Tentu saja nyali Zaiyan sebagai laki-laki langsung menciut. Ternyata Zaiyan orangnya lemah juga!

"Saatnya untuk memulai rencana." Ujar seseorang yang tidak jauh dari belakang tubuh Zaiyan dengan suara perempuan, namun mampu membuat Zaiyan refleks menoleh ke belakang untuk melihat seperti apa penampilan seseorang yang berada di belakangnya.

Raja KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang