35. Definisi Nebeng

332 31 5
                                    

Ada yang rindu cerita Raja Kelas?

Maka, part ini adalah pengobat rasa rindu kalian para pembaca Raja Kelas.

Author gak update beberapa minggu cerita Raja Kelas karena beberapa faktor:
1) Belajar Daring
2) Kesibukan belajar dan baca buku pembelajaran
3) Waktu yang kurang memadai untuk bikin cerita (Hanya Malam)
4) Suka ditinggalin sementara, lalu besok malam dilanjutin

Dah, cuman itu aja faktor dari keterlambatan update. Semoga kalian mengerti.

Selamat Membaca😉

Hujan. Manik mata Orly tak bisa lepas dari ribuan tetesan air yang menghadangnya untuk pulang ke istananya. Diantara ratusan murid SMA Trijayanda, mungkin hanya dirinya saja yang terjebak di Sekolah karena hujan.

Hilangnya Retha secara tiba-tiba saat pulang sekolah membuat Orly harus berkeliling seantero sekolah, tidak seperti Retha yang biasanya. Memang sudah dari seminggu yang lalu Retha selalu menghilang tiba-tiba saat pulang sekolah di hari Kamis.

Dan payahnya Orly lupa menanyakan hal tersebut kepada Retha.

Manusia mana yang terjebak ke dalam rasa penasarannya terhadap seseorang? Yap! Itu adalah Orly. Hanya karena rasa penasarannya kemana Retha pergi, membuatnya tidak bisa pulang.

Orly hanya bisa duduk pasrah di pos satpam sekolahnya menerima rencana Tuhan, bahkan Pak Wibowo pun telah pulang ke rumahnya, walaupun terpaksa harus menerobos hujan karena disuruh pulang istrinya. Wajar saja, namanya juga suami cinta istri.

"Ikh, kok Mamah belum jemput Orly? Atau Mamah masih di kantor?" Harapan Orly satu-satunya untuk pulang adalah Sang Mamah, namun bila yang diharapkan tak kunjung datang mau gimana lagi.

Lalu pada siapakah Orly harus berharap? Orly memejamkan matanya, mulutnya mulai berkomat-kamit untuk berdoa kepada Tuhan agar Orly diberikan Harapan kedua.

Di sisi lain Arthur yang sedang berjalan di tengah hujan dengan payung hitamnya tak sengaja menemukan Orly di Pos Satpam.

Arthur berjalan menuju Pos Satpam bukan untuk menghampiri Orly, melainkan untuk menunggu Pak Dio menjemputnya.

Arthur memandangi Orly yang sedang berkomat-komit, Arthur dapat mendengar dengan jelas doa yang dipanjatkan Orly.

"Semoga aja ada harapan kedua." Orly membuka matanya dan belum menyadari Arthur yang beberapa langkah ada di sampingnya.

Semakin lama Orly menunggu di Pos Satpam tubuhnya semakin kedinginan, memang hal tersebut sangat wajar karena Orly berada di ruangan terbuka dengan hujan yang diiringi hembusan angin.

Orly menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya, kemudian mengusapnya ke setiap bagian lengannya yang kedinginan.

Sudut mata Orly tak sengaja melihat seorang laki-laki berseragam putih-abu tengah bersandar di tembok sambil memegangi payung hitamnya dan tatapannya hanya memandang lurus ke depan.

"ARTHUR!!!" Orly berteriak heboh ketika melihat sosok Arthur berada di sampingnya. Entah sejak kapan Arthur berada di sampingnya, bukankah sejak dari tadi Pos Satpam hanya ada Orly seorang. Mungkin Tuhan telah mengabulkan doa Orly!

Tatapan Arthur masih memandang lurus ke depan dan tak menggubris Orly yang tengah berteriak heboh sendiri karena telah menemukan harapan kedua.

"YEYYEYYEY! HARAPAN KEDUA! KEDUA!! KEDUA!!" Semangat Orly. "Akhirnya bisa nebeng pulang, YEY!"

"Arthur, Orly boleh ikut nebeng kan?" Tanya Orly dengan lekukan senyum yang sangat lebar.

"Tidak." Jelas, singkat, dan padat. Itulah Arthur. Mendengarkan perkataan Arthur yang singkat membuat ekspresi wajah Orly serasa berputar 180°, kini wajahnya berubah menjadi cemberut tampak seperti anak kecil yang sedang ingin marah.

Raja KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang