13. Wanita Pertama

575 39 4
                                    


Suasana Sekolah yang kala waktu itu mulai terasa sunyi, setelah bel pulang Sekolah berbunyi beberapa menit yang lalu dan ratusan murid telah pulang ke rumah mereka masing-masing.

Arthur yang sedang membaca buku di meja paling ujung Perpustakaan dengan ruangan Perpustakaan yang terisi oleh buku dan dirinya. Sedangkan, Bu Maria baru saja pergi menuju ruangan rapat guru untuk membahas beberapa hal penting dengan seluruh guru SMA Trijayanda.

Di ruangan Perpustakaan yang hanya terdapat Arthur tiba-tiba muncul seorang perempuan menggunakan seragam Sekolah SMA Trijayanda sambil memasuki Perpustakaan.

Perempuan tersebut berjalan mendekati Arthur yang sedang membaca buku di meja paling ujung dengan menggendong tas yang berada di punggungnya. Kemudian, menarik kursi yang berada di hadapan Arthur dan berkata, "Tumben belum pulang." Perempuan tersebut, kemudian duduk di kursi yang telah ia tarik.

Arthur hanya fokus membaca buku dan tidak meladeni ucapan perempuan yang sedang berada dihadapannya.

"Oh, iya. Belum kenalan." Cewek tersebut mengajak Arthur berjabat tangan, namun Arthur mengabaikannya dan secara perlahan cewek tersebut melipat kedua tangannya diatas meja.

"Nama gua Isabel kelas XII dan gua boleh curhat dikit gak? Tapi jangan bilang-bilang." Isabel menopang wajahnya dengan sebelah tangannya sambil melihat Arthur yang terus bersikap dingin.

"Karena lu diem terus, jadi gua anggap boleh. Lu percaya sama hantu?" Arthur mengabaikan ucapan Isabel dan membuka halaman selanjutnya.

"Gua anggap iya. Gua tuh dari kecil udah bisa ngeliat hantu, apalagi orang tua gua juga ada hubungan sama ilmu hitam dan kalo ada orang yang menyakiti gua, gua bakalan nyuruh kedua orangtua gua untuk menggunakan ilmu hitamnya."

"Lu gak takut sama gua?"

"Untuk apa saya takut dengan seorang penipu?" Tanya Arthur dengan nada dingin dan menusuk.

"Lu gak yakin? Tuh di sudut Perpustakaan ada seorang wanita dengan pakaian putih kotor dan dari wajahnya yang retak keluar tetesan darah." Isabel melirik sudut Perpustakaan dan mencoba untuk berpura-pura tenang.

"Oh, iya. Lu kan manusia biasa, berbeda sama gua yang bisa melihat mereka karena gua spesial." Ucap Isabel dengan nada sombong dan memandang rendah Arthur.

"Anda juga manusia biasa. Yang anda ucapkan hanyalah kebohongan." Ucapan Arthur yang semakin menusuk membuat Isabel mulai terpancing emosi.

"Lu kalo ngomong jangan sembarangan! Besok gua bakalan ngebuat lu jadi milik gua!!"

"Silahkan." Jawab Arthur dengan nada datar.

Isabel langsung berdiri dan mengentakkan kedua tangannya dengan keras di atas meja.

Dan,

Brak!

"GUA INI KAKAK KELAS LU! SEHARUSNYA LU MENGHORMATI GUA!!" Ucap Isabel dengan nafas yang tidak teratur karena telah termakan amarah.

"Apakah saya perlu menghormati penipu?" Arthur membuka halaman selanjutnya dan mengabaikan Isabel yang tengah berdiri dihadapannya dengan ekspresi wajah yang penuh amarah.

"TARIK UCAPAN LU!" Perintah Isabel sambil menunjuk kasar Arthur.

Arthur menutup halaman bukunya, kemudian pergi melewati Isabel dengan mengenakan sebelah tali bahu tasnya.

"LU TAKUT KAN SAMA GUA?! MAKANYA LU PERGI." Untuk kedua kalinya Isabel mengentakkan kedua tangannya di atas meja.

Arthur yang baru beberapa langkah melewati Isabel langsung tertegun dan berkata, "Apakah saya perlu takut terhadap seorang manusia biasa?"

"DASAR LU BA-"

"Nama anda Isabel Fransisca, bukan? Orang pertama yang langsung mengutarakan rasa cintanya terhadap saya, ketika saya baru masuk SMA Trijayanda." Arthur memotong ucapan Isabel agar ia tidak perlu mendengarkan kalimat yang tidak pantas untuk didengar.

"TERUS KENAPA?!" Ucap Isabel sembari menoleh ke arah Arthur.

"Tujuan anda datang kemari untuk mengungkapkan perasaan cinta anda kembali, bukan?"

"KALAU GUA SUKA SAMA LU WAJARKAN?! GUA JUGA WANITA NORMAL YANG MENCINTAI SEORANG LAKI-LAKI GANTENG!"

"Perlukah saya berkata tidak?"

"MAKSUD LU?"

"Bukankah anda telah mendengarnya?"

Arthur berjalan keluar Perpustakaan sembari membaca buku, sedangkan di dalam Perpustakaan Isabel menangis tersedu-sedu karena untuk kedua kalinya ia gagal mengungkapkan perasaan cintanya kepada Arthur.

"AWAS AJA LU NANTI, THUR! ADA SAATNYA GUA BALAS DENDAM SAMA LU!!"

Reaksi kalian bakalan gimana kalo ketemu seseorang mengancam kalian dengan ilmu hitam? Apakah kaget? B aja? Atau langsung menghindar?

Jangan lupa komen, vote, dan share kalo kalian suka sama cerita Raja Kelas.

Salam FSR,

*****
About me?

Follow Instagram: basztian11.2

Raja KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang