18. Rasa (Tidak) Suka

438 33 0
                                    


"Ada apa Orly?" Tanya Pak Arfan dengan tatapan mata yang heran.

"Itu tuh ada orang yang nyebelin." Jawab Orly sambil menatap orang tersebut.

"Yang mana?"

"Itu tuh yang itu, yang itu sama yang itu." Tunjuk Orly dengan bergantian.

"Oh, Bima, Arthur, dan Kyle. Orly cinta sama mereka?" Goda Pak Arfa sambil menatap Orly yang polos.

"Cinta? Cinta tuh kayak temen?" Tanya Orly sambil menatap balik Pak Arfa.

"Bukan, cinta tuh kayak suka." Jelas Pak Arfa.

"Orly mah suka Pak Mulyana sama Pak Arfa."

"HAH?!" Teriak beberapa murid yang berada dikelas dengan mulut yang terbuka lebar dan sebagian lagi nampak shock dengan perkataan Orly.

Retha yang berada di samping Orly melihat berbagai macam ekspresi wajah beberapa murid yang terkejut.

"Kenapa Orly suka Bapak sama Pak Mulyana?"

"Karena Pak Arfa baik terus Pak Mulyana ramah sama Orly dan Retha. Gak kayak mereka bertiga, yang satu orangnya kayak robot, yang satunya lagi aneh, dan yang satunya lagi galak. Jadi, Orly gak suka sama mereka." Jelas Orly sambil menunjuk Arthur, Bima, dan Kyle dengan wajah yang cemberut.

"Tapi, mereka kan ganteng. Apalagi, yang lagi baca buku di depan Orly. udah gantengnya luar biasa, pintar, berprestasi, dan hobi baca buku. Emang Orly gak tertarik sama salah satu dari mereka?" Tanya Pak Arfa sambil melirik Arthur yang sedang membaca buku.

"Tapi, kalau menurut Orly mereka bertiga gak ganteng. Apalagi, Arthur. Arthur dimata Orly orangnya paling jelek."

"HAAAH?!" Kejut beberapa siswa dengan memegangi jantung mereka sambil mengatur nafas karena terkena serangan gelombang kejut.

Untuk pertama kalinya ada seorang wanita yang langsung blak-blakan berbicara tidak menyukai Arthur. Padahal, Arthur adalah suami idaman bagi ratusan murid di SMA Trijayanda. Bahkan, para wanita di luar sana langsung kehilangan akal sehat mereka ketika melihat ketampanan Arthur.

Retha mencoba berpikir untuk memecah keributan agar Orly dan dirinya tidak menjadi buah bibir di SMA Trijayanda.

"Mohon maaf, Pak. Bolehkah saya dan Orly duduk?" Tanya Retha dengan kaki yang sedikit pegal.

"Sampe lupa Bapak. Silahkan, silahkan duduk di meja dan kursi kosong yang telah disediakan."

"Terimakasih, Pak." Retha berjalan menuju dua buah kursi kosong paling belakang yang berada di samping jajaran kursi Arthur, sedangkan Orly membuntutinya dari belakang.

Orly dan Retha duduk di bangku mereka masing-masing, kemudian melepaskan tali bahu yang ada di bahu mereka dan menaruh tasnya di sandaran kursi.

Dan, kelas pun di mulai.

*****

"Retha, kayaknya Orly bakalan betah Sekolah disini. Apalagi, gurunya ramah semua dan materinya juga langsung masuk otak Orly." Ucap Orly sambil menunjuk keningnya.

"Retha juga suka."

Orly dan Retha berjalan di lorong Sekolah sambil menggendong tas mereka masing-masing. Beberapa murid SMA Trijayanda menatap asing Orly dan Retha.

"Retha, Orly sedikit penasaran sama ranking 1, 2, dan 3 di SMA Trijayanda. Siapa tau aja mereka mau berbagi ilmu sama Orly dan Retha." Ujar Orly dengan menyipitkan jari tangan kanannya.

"Karena Orly penasaran. Retha bakalan ngasih unjuk ranking 1, 2, dan 3 SMA Trijayanda."

"Caranya?" Tanya Orly dengan wajah polosnya.

Raja KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang