Bima, Arthur, dan Kyle sibuk mencari buku yang mereka butuhkan masing-masing terutama Bima yang terlihat kebingungan di bagian rak buku musik untuk membelikan Chandra buku aransemen musik.Aransemen komputer atau aransemen fingerstyle? Bima menatap kedua buku tersebut secara bergantian dan Bima yang tidak ingin semakin bingung langsung mengambil kedua buku tersebut, kemudian pergi ke bagian rak buku tentang penelitian.
Kyle yang berada di rak buku paling ujung, yaitu rak buku tentang buku pelajaran Sekolah mencari buku kelas XII yang belum dia punya.
"Kayaknya gua udah punya semua." Gumam Kyle sambil memperhatikan kembali setiap buku pelajaran kelas XII.
Kyle yang sudah memiliki seluruh buku pelajaran kelas XII berjalan menuju sekumpulan buku ilmu bela diri yang tersimpan diatas meja buku. Kyle yang sedikit penasaran dengan buku ilmu bela diri mencoba untuk membaca beberapa halaman, menurutnya ilmu bela diri lebih baik langsung dipraktekkan, daripada membaca bukunya.
Arthur yang berada di bagian rak buku tentang sejarah mencari novel atau buku sejarah baru yang belum ia miliki dilemari buku rumahnya.
"Kamu lagi?" Kejut seorang wanita ketika melihat Arthur sedang mengambil buku sejarah yang berada di rak buku paling atas.
Wanita tersebut adalah Orly dengan menggunakan warna senada berwarna biru muda, mulai dari dress, jepitan rambut berbentuk bunga yang menghiasi rambutnya, sepatu dan tas selempangnya.
"Pasti lagi nyari buku baru yah?" Orly berjalan mendekati Arthur dengan memegangi tali tas selempangnya.
Arthur membaca buku yang ia ambil dari rak buku paling atas dan mengabaikan Orly yang berada disampingnya.
"Kok diam melulu sih? Padahal, Orly nanya baik-baik lho."
"Perlukah saya menjawabnya?"
"Ikhhh, padahal Orly cuman pengen ngajak ngobrol doang. Masa gak boleh?" Tanya Orly dengan ekspresi wajah cemberut.
"Perlukah saya mengulangnya kembali?" Arthur menaruh kembali buku yang ia ambil dari rak buku paling atas dan mengambil buku yang berada di depannya.
"Ikhh, nyebelin." Orly, kemudian mencoba menggapai buku yang berada di rak buku paling atas. Namun, Orly yang lebih pendek dari Arthur menjinjitkan kakinya agar dapat meraih buku tersebut. Sayangnya, percobaan pertama gagal.
"Arthur, tolong ambilin buku yang diatas, dong." Rengek Orly dengan mata memelas.
Namun, Arthur yang berhati cristal memilih untuk membaca buku dan mengabaikan Orly yang merengek dengan mata memelas.
"Arthur!" Rengek Orly dengan menaikkan volume suaranya.
"A-R-T-H-U-R! Arthur!" Percobaan kedua Orly gagal, Arthur yang berada disamping Orly tidak memiliki niat untuk membantu Orly yang tengah kesusahan untuk mengambil buku di rak paling atas.
Bima dan Kyle yang memiliki indra pendengaran cukup tajam langsung terkejut ketika telinga mereka menangkap suara seorang wanita memanggil nama Arthur.
Seketika Bima dan Kyle langsung berjalan menuju rak buku tentang sejarah yang jaraknya sekitaran 40 meter dari Kyle, sedangkan dari Bima sekitaran 35 meter.
Orly yang tidak patah semangat mencoba untuk melakukan percobaan ketiga dengan berjinjit sambil sesekali melompat-lompat kecil.
Arthur yang berada di samping Orly hanya fokus membaca buku dan membuka halaman selanjutnya.
Namun, percobaan ketiga Orly tetap gagal. Akhirnya Orly melakukan percobaan keempat, yaitu dengan melompat setinggi-tingginya.
Orly meloncat setinggi-tingginya dan secara tidak sengaja jari tangannya menyeret beberapa lembar halaman buku tersebut, namun kaki kirinya kehilangan keseimbangan saat ingin menginjakkan lantai.
Dan,
Bruk!
Tubuh Orly bersandar di bagian depan tubuh Arthur sambil memegang erat kedua tepian baju Arthur yang berwarna putih dengan memejamkan mata. Sedangkan, Arthur memegangi lengan kanan bagian atas Orly dan tangan kanan Arthur memegangi dua buah buku yang telah tertutup rapat.
Arthur menatap Orly dengan tatapan dingin, namun Orly yang berada di pelukan Arthur malah ketakutan sambil memejamkan kedua matanya di pelukan Arthur.
Bima dan Kyle yang baru saja datang langsung terkejut melihat adegan seorang wanita bersandar di bagian depan tubuh Arthur.
"Gila!" Teriak Kyle hingga menyadarkan Bima yang berada disampingnya.
Bima dan Kyle langsung menghampiri Arthur, kemudian melepaskan genggaman wanita tersebut dari baju Arthur. Bima dan Kyle menatap wanita tersebut yang tengah berdiri dengan kedua tangan bergetar.
"Lu lagi?!"
"Ky, kayaknya dia punya trauma." Ucap Bima sambil mengamati tangan Orly yang bergetar.
Bima menatap mata Orly yang sedang ketakutan dan deru nafasnya yang memburu dapat terdengar oleh Bima.
"Lu cuman perlu melakukan apa yang gua suruh. Hilangkan seluruh rasa trauma atau ketakutan lu di masa lalu, kemudian tenangin pikiran lu dan secara perlahan-lahan jauhkan ingatan tersebut. Setelah itu, atur nafas yang benar."
"Lu yakin itu bakal ampuh?" Tanya Kyle yang tidak percaya.
"Yakin, yang namanya orang punya trauma atau ketakutan di masa lalu. Seharusnya, bisa belajar mengendalikan traumanya, ya setidaknya mungkin diberi obat penenang pikiran sesuai dosis dokter." Ucap Bima dengan rinci.
Bima dan Kyle memperhatikan Orly yang berangsur-angsur membaik, kemudian Orly dengan cepat mengambil obat dan air minum di dalamnya tasnya. Setelah itu, meminumnya secara bersamaan.
"Terimakasih yah, udah ngebantuin Orly." Ucap Orly sambil memasukkan kembali obat dan air minumnya kedalam tas.
"Ngapain lu kesini lagi?"
"Ummmm, Orly nyari buku sejarah terus janjian sama temen." Ucap Orly sambil menempelkan jari telunjuk pada dagunya.
Arthur memberikan buku yang diambil Orly sambil membaca buku yang berada ditangan satunya lagi.
"Yey! Untung aja buku ini selamat." Ucap Orly dengan penuh kegirangan.
"Jangan seneng dulu, ada beberapa hal yang mau gua tanyain sama lu. Apa maksud lu ngelakuin adegan begituan sama Arthur?"
"Adegan begituan? Maksudnya gimana, yah? Orly gak ngerti. Padahal, Orly cuman pengen ngambil buku yang ada di rak itu terus karena loncatnya ketinggian jadi jatuh untung aja Arthur nyelamatin Orly." Kata Orly sambil menunjuk rak buku yang berada di belakangnya.
"Emang lu gak bisa minta bantuan sama orang lain?"
"Udah, sama Arthur. Tapi, dia-nya diam melulu." Jawab Orly dengan polos.
"Terserah lu aja lah." Kyle menggeleng-gelengkan kepalanya karena untuk pertama kalinya dia menemukan seorang wanita yang dapat membuat emosinya seperti diombang-ambing.
Arthur menutup sampul bukunya, Bima dan Kyle yang langsung mengerti bahasa tubuh Arthur. Membiarkan Arthur berjalan terlebih dahulu melewati mereka.
"Arthur udah nemuin buku sejarah yang baru? Rak bukunya yang mana? Orly kan juga mau, bukannya bilang-bilang."
"Perlukah saya mengulangnya kembali?"
"Ikhh, jawabannya itu-itu melulu. Oh, iya Orly baru inget kalo besok Orly bakalan-" ujar Orly yang baru ingat, namun saat dirinya ingin berbicara beberapa kata langsung dipotong Kyle.
"Gak peduli!" Tegas Kyle di depan wajah Orly.
"Auah, kalian bertiga mah pada nyebelin banget." Ucap Orly dengan menembamkan pipinya.
Bima, Arthur, dan Kyle berjalan meninggalkan Orly yang sedang menatap mereka dari belakang dengan ekspresi wajah gemas.
Gimana reaksi kalian setelah membaca part ini? Ada yang sama kayak yang Orly rasain?
Salam FSR,
*****
About me?Follow Instagram: basztian11.2

KAMU SEDANG MEMBACA
Raja Kelas
Novela JuvenilKisah cinta anti-mainstream antara selembar kertas putih polos dengan setetes darah biru dingin yang tidak sengaja saling bertemu. Pertemuan tersebut membawa mereka ke dalam takdir cinta. Hanya takdir yang bisa menyatukan Arthur dan Orly. Jangan per...