Bima yang terbangun dini hari untuk melakukan penelitian darah yang ia temukan di depan kelas X-IPA 3 setelah ekstrakurikuler.Mata Bima yang masih sayu-sayu berjalan menuju ruang Laboratorium yang berada disebelah kamarnya, Bima membuka pintu Laboratorium dengan tangan kirinya. Sedangkan, tangan kanannya ia gunakan untuk menggosok-gosok matanya.
Bima menyalakan lampu Laboratorium, kemudian mengambil jas Laboratorium yang menggantung di sebelah pintu dan memakai beberapa peralatan pelindung lainnya, seperti sepatu keselamatan, masker, dan kaos tangan.
Bima berjalan menuju incubator penyimpanan darah yang berada di sudut kanan ruangan.
Bima membuka incubator penyimpanan darah dan menarik rak paling atas, setelah itu Bima mengambil plastik khusus penyimpanan darah yang bertuliskan "unknown."
Bima membawa plastik darah tersebut ke atas meja yang terdapat mikroskop, pipet, tabung reaksi, dan batang pengaduk.
Bima mengambil darah yang berada di plastik darah dengan pipet dan meneteskannya di atas kaca preparat. Bima mencoba mengatur lensa objektif sambil melihat lensa okuler dengan sebelah matanya.
Bima mulai melakukan penelitian terhadap darah tersebut dan menemukan suatu hal yang janggal pada darah tersebut, Bima melihat VHB (Virus Hepatitis B).
Bima yang merasa berhalusinasi mencoba untuk menggosok-gosokkan kedua matanya dan melihat kembali darah tersebut dengan lensa okuler.
Ternyata matanya tidak salah melihat bahwa di dalam darah tersebut terdapat Virus Hepatitis B.
Bima yang masih belum yakin dengan adanya Virus Hepatitis B pada darah tersebut, membuatnya berpikir untuk meminta tolong kepada seseorang dan hanya ada satu orang yang dapat ia percaya, selain Kyle dan Arthur.
Bima menghisap kembali darah yang ada di atas kaca preparat tersebut dengan menggunakan pipet dan memasukkannya kembali kedalam plastik darah.
*****
Bima berjalan menuju Taman belakang Sekolah dengan terburu-buru agar tidak ada yang membuntutinya dari belakang. Suasana Sekolah yang kala hari itu masih pagi dan murid-murid yang berdatangan ke Sekolah masih sedikit, Bima sempat-sempatkan bertemu dengan seseorang yang ia kenal dari kecil.
Bima melihat Chandra yang sedang duduk santai di bangku Taman belakang dengan mengalungkan headphone di lehernya sambil mengangkat kaki kanannya dan menaruhnya di paha kirinya.
Chandra yang sadar dengan kehadiran Bima di sisinya langsung menoleh memandang Bima yang baru sampai.
"Ada apa, Bim? Tumben banget lu pagi-pagi udah ngechat gua ngajak ketemuan di Taman belakang Sekolah." Chandra merupakan saudara dari Ayahnya Bima, Bima sering melakukan penelitian dengan Ayahnya Chandra, Adam.
"Nih, gua pengen Om Adam ngeliat sampel darah ini dan menjawab pertanyaan gua tentang virus yang ada di darah ini." Bima menyodorkan plastik darah yang ada di tangan kanannya ke Chandra dan Chandra mengambilnya dengan cepat.
"Bapak gua? Emang ada virus apaan? Dan kenapa lu nulis unknown?" Chandra memutar plastik darah yang berada di tangannya dan memasukkannya ke dalam tasnya.
"Iya, Om Adam, kan lu tau kalo Om Adam kerja di Laboratorium RSUD. Apalagi, Om Adam di rumahnya juga punya alat-alat yang biasanya ada di Laboratorium. Gua juga masih belum yakin kalo darah tersebut ada Virus Hepatitis B dan alasan gua nulis unknown di atas plastik tersebut karena gua juga gak tau itu darah punya siapa."
"Jadi maksudnya lu asal nemu nih darah?" Tanya Chandra yang langsung tercengang dengan jawaban terakhir Bima.
"Betul sekali."
Chandra yang mulai penasaran langsung menanyakan kepada Bima lokasi dimana ia mendapatkannya, "Lu ngambil dari mana ini darah?"
"Lain kali gua kasih tau."
"Oke, tapi selesainya sekitaran 3 hari. Karena Bapak gua akhir-akhir ini sibuk."
"Oke, lagipula juga gak masalah."
"Ya udah, gua mau ke kelas dulu."
Chandra memakai kembali headphonenya yang masih terhubung dengan handphone yang berada di saku celananya dan berjalan santai meninggalkan Bima di Taman belakang Sekolah.
Bima yang tengah berjalan di Taman belakang Sekolah melihat Alfa sedang berjalan menghampirinya dengan beberapa bagian wajah di balut plester.
Alfa yang semakin dekat dengan Bima langsung mengepal tangan kanannya dan mengarahkannya ke wajah Bima.
Namun, Bima dengan mudah mencengkeram tangan kanan Alfa. "Percuma, lu mau mukul gua juga." Kata Bima dengan santai.
"BILANGIN SAMA TEMEN LU YANG UDAH NGEBANTING GUA DI DEPAN KELAS X-IPA 3! GUA JAMIN SALAH SATU DIANTARA KALIAN BERTIGA BAKALAN GUA HAJAR SAMPE BABAK BELUR!" Alfa memfokuskan seluruh kekuatannya pada kepalan tangan kanannya yang sedang di cengkeram Bima.
"Oh, silahkan. Dan terimakasih untuk jawabannya." Bima dengan santai mencengkram kepalan tangan Alfa yang semakin kuat dan melempar kepalan tangan Alfa ke samping tubuh Bima hingga membuatnya nyaris terjatuh.
"BRENGSEK!!!" Alfa menyerang Bima dari belakang, namun Bima untuk kedua kalinya dengan mudah mencengkeram tangan kanan Alfa.
"Masih kuat aja. Gak kasihan sama tubuh sendiri yang udah kena Virus Hepatitis B?" Ucap Bima dengan tersenyum licik.
"LU TAU DA-dari mana kalo gua kena Virus Hepatitis B?! Alfa yang sedang menggebu-gebu langsung terkejut dengan perkataan Bima karena yang seharusnya mengetahui jika dirinya terkena Hepatitis B adalah kedua orangtuanya dan dirinya.
"Simpel aja, gua yang gak sengaja lewat depan kelas X-IPA 3 terus ngeliat tetesan darah. Kemudian, gua bawa pulang pake plastik khusus dan gua teliti pake mikroskop." Ucap Bima dengan singkat agar Alfa mudah mencerna perkataannya.
"Terus? Lu kemanain sampel darah gua?!"
"Tadinya gua gak yakin kalo Virus yang gua liat di mikroskop Hepatitis B, tapi karena lu udah ngebantu gua menjawab pertanyaan utama. Kayaknya 98% gua percaya kalo di dalam darah lu ada Virus Hepatitis B dan untuk sampel darah lu ada di Om gua yang punya Laboratorium di rumahnya." Bima melepaskan cengkeraman kepalan tangan Alfa yang mulai tak bertenaga.
Alfa yang sudah pasrah dan berdecak kesal, pergi meninggalkan Bima yang sudah menang telak. Sedangkan, Bima menarik nafas lega dan melangkahkan kakinya kembali menuju kelas.
Jangan lupa ninggalin jejak vote, share, dan komen.
dan untuk incubator di Laboratorium Bima bukan yang paling mahal, tapi yang harganya standar.
Salam FSR,
*****
About me?Follow Instagram: basztian11.2
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja Kelas
Novela JuvenilKisah cinta anti-mainstream antara selembar kertas putih polos dengan setetes darah biru dingin yang tidak sengaja saling bertemu. Pertemuan tersebut membawa mereka ke dalam takdir cinta. Hanya takdir yang bisa menyatukan Arthur dan Orly. Jangan per...