9

785 27 0
                                    

Puing-puing itu ada sebelum aku membangun sebuah istana
Diatas selembar kosong yang telah ku siapkan
Bagaimana aku menyatukan Serpihan-serpihannya
Bila sakit itu mendera tanganku yang mencoba meraihnya

**********************************

" Jangan temui dia apapun alasannya...." kenapa perkataan itu terlontar dari bibir Leonar tadi pagi, alasan apa sehingga ia mengekang dan menyimpan Neira untuk dirinya sendiri? karena pernikahan bodohnya itukah? Atau karena ia benar-benar cemburu.

Cemburu?? Dari mana lagi kata tersebut menyeruak mempengaruhi pikiran Leonar, tidak!!...ia bahkan tidak punya tempat untuk sekedar menikmati rasa itu bahkan ia sendiri tidak ingin dikuasainya apalagi dengan wanita semacam Neira Sophie Eirella.

Bahkan, Apakah ia benar-benar bisa disebut sebagai wanita dengan hati yang sungguh tidak peka seperti itu. Saat Leonar mencoba menciumnya tadi pagi dan memperlakukannya seperti itu, tidak ada raut wajah yang ditemukannya dari wanita itu, seperti layaknya wanita yang senang karena disentuh pria yang disukainya, tidak ada sama sekali. Hanya raut wajah datar dipandangannya saat itu yang membuatnya benar-benar sangat kecewa. Apa yang kurang dari diri Leonar sehingga wanitanya itu tidak menginginkannya, bahkan sudah berjalan lebih dari dua bulan pernikahan itu.

Leonar membanting dokumen yang tadi diberikan Hota, tatap matanya mengelam, ia benar-benar tidak ingin rasa itu menderanya ataupun membelenggunya. Ia tidak ingin kehilangan kebebasannya hanya karena wanita itu. Ia tidak ingin menjadikannya sebagai titik kekemahan dan kerapuhannya.

Didekatnya, wanita itu selalu tanpa Expresi, tapi kenapa dengan laki-laki seperti Andreas, ia bisa tersenyum atau menangis.

Leonar mengacak rambutnya frustasi. Apa ia salah kalau bilang bahwa Neira menyimpan rasa pada Andreas, tapi kenapa harus dengan dia.

Pria ini menghapus foto-foto yang dikirimkan oleh bodyguard yang melindungi Neira dari laptopnya, ia tidak ingin Neira menganggapnya stalker dan benar-benar membencinya.

Foto-foto Neira dengan Andreas juga Selina, dan foto Andreas dengan seorang wanita (Leonar menyuruh orang untuk menyelidiki tentang Andreas).

Sekali lagi Leonar menatap layar laptopnya dan menutupnya keras, ia mengusap wajahnya gusar dengan kedua telapak tangan dan menghembuskan nafas beratnya.

Terhuyung ia bangkit dan melangkah
"Ach... Kenapa selalu saja dengan wanita!.." Teriaknya sambil memukul meja dengan kepalan tangannya, dan itu membuat Hota memasuki ruangan dengan terburu-buru. Khawatir dengan keadaan sang bos, bukannya tadi ia tidak menerima tamu seorangpun apalagi dengan seorang wanita.

"Anda tidak apa-apa sir?" Hota menghampirinnya yang kini berdiri di tengah ruangan. Ia mendapati wajah serius sang bos dengan  Tatapan mata mengerikan itu, tatapan yang begitu kelam dan dingin, tatapan yang membuat para pembisnis bergetar dan tatapan yang bisa membuat apapun yang diinginkannya menjadi miliknya. Apa yang membuatnya kembali seperti itu? Tender yang tidak dimenangkan-kah? Tapi tidak ada yang seperti itu, mereka selama ini selalu memperoleh kemenangan dari tender-tender tersebut.

"Aku ingin istirahat sebentar Hota, atur penerbangan ke Amerika hari Ini secepatnya" Suara Leonar seperti biasanya, tak ada yang berubah hanya tatapan itu, tatapan sebelum ia menikah dengan Neira.

" Ke Amerika? "Hota menatap sang bos resah, kenapa harus Amerika, bukankah disana tempat dimana Leonar terkenal dengan kejeniusannya yang mematikan langkah-langkah lawannya, sehingga hampir semua tender dia menangkan.

"Aku tidak ingin banyak pertanyaan Hota, jadi jangan menundanya" Leonar melangkah ke pintu kamar pribadinya.

" Untuk sementara hendle pekerjaan disini selama aku disana" kata Leonar lagi sebelum hilang di balik pintu.

Hota menatap pintu tersebut, apa sebenarnya yang terjadi dengan sang bos, ia terlihat sangat lelah sesaat sebelum memasuki kamar pribadinya itu.

---**--,,--**----

Mengguyur tubuhnya dibawah shower, Leonar mencoba mendinginkan kepalanya yang seolah mengepul dengan panas yang hampir meledakkan emosinya.

Ia masih saja tidak bisa mengurangi pekerjaannya untuk bisa berada bersama istrinya, mungkin waktu ia bersamanya sangat terbatas sehingga wanita itu tidak bisa membuka hati untuknya apalagi menerimanya, memikirkannya saja membuat emosi Leonar sungguh tersulut.

Apakah dimata wanita itu, Leonar sungguh tidak ada apa-apanya, tidak ada istimewanya sama sekali, sehingga wanita itu menganggapnya tidak penting.

Sebagai laki-laki normal, selama ini Leonar cukup bersabar menahan dirinya untuk tidak memaksakan kehendaknya pada Neira selayaknya seorang suami.

Tapi kenapa wanita itu tidak menunjukkan perasaan tertarik padanya sama sekali. Sikapnya selalu acuh, bahkan seolah tiada rasa cemburu terselip dari sikapnya yang baik-baik saja kalau ada seorang wanita lain didekat Leonar saat Neira benar-benar melihatnya.

Memakai bathrobe ditubuhnya, Leonar keluar dari kamar mandi, ia masih berada di ruangan pribadinya dikantornya siang ini. Ada jadwal meeting yang harus ia hadiri beberapa sebelum terbang ke Amerika.

Ia tidak ingin ada beban karena meninggalkan Neira tidak dalam jangkauannya, ia inginkan fokus dalam langkah selanjutnya. Apalagi pesaing di Amerika cukuplah berat.

Mengetahui foto wanita yang pernah dikenalnya bersanding dengan Andreas, membuat Leonar sedikit risau akan keamanan Neira saat ia tidak berada disisi wanitanya itu, tapi bukankah bodyguard yang ditugaskannya bekerja dengan baik menjaganya.

Sungguh, ia tidak begitu tenang dengan kepergiannya kali ini. Apakah Leonar harus membawa wanitanya itu pergi?

**(Tbc...)

17-08-2019/20-06-2019

Republish
30-06-2020

TOUCH MY HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang