42

687 29 0
                                    

Dengan kesal, sesendok nasi itupun akhirnya masuk kemulut Neira, bagaimana bisa Leonar meninggalkannya lagi sendirian padahal tangan dan punggung pria itu masih belum sembuh dari cideranya. Ach... Tidak, ada pria muda itu yang begitu tenang menungguinya makan dengan secangkir kopi ditangannya, ia masih setia duduk disana, disudut meja makan bersamanya.

Rasanya ia malas untuk menyuap sepiring nasi dengan lauk sambalado teri didepannya, ia memasaknya asal tadi karena keterbatasan bahan yang didapatnya dari kulkas dirumah Leonar, Hota melarangnya untuk keluar berbelanja bahan makanan.

" Makanlah dengan tenang, nona tidak perlu sungkan karena saya berada disini bukan suami nona" Hota menyeruput kopinya tanpa memandang kearah Neira.

Menekuk wajahnya, Neira menatap Hota tajam. Setidaknya pria itu tahu dimana Leonar berada, tapi sejak kemarin ia turun dari kamar Leonar tanpa menemukannya dimanapun, Hota hanya menutup mulutnya tanpa memberitahu dimana suaminya.

" Pak Hota tetap tidak mau mengatakan dimana suamiku berada" tidak dapat menahan kesabaran atas rasa penasarannya, wanita ini menaruh sendoknya diatas piring dengan kesal.

" Anda hanya perlu makan untuk saat ini, sejak dari kemarin anda tidak menyentuh nasi sama sekali, hanya minum jus dan susu yang ada dikulkas"

" Bagaimana tidak seperti itu, disana tidak ada bahan makanan-pun dan pak Hota tidak memperbolehkanku keluar. Bagaimana suami saya bisa hidup seperti itu, bahkan pak Hota tidak berinisiatif untuk mengisi kulkas itu dengan bahan makanan layak makan"

Hota menaruh gelas kopinya, ia membalas tatapan menghujam milik istri bosnya. Memang tidak merepotkan untuk menjaga Neira yang cenderung penurut tapi mulutnya benar-benar membuat Hota ingin berlari menjauh darinya. Pria muda ini menyangsikan bagaimana bisa Leonar begitu mudah memutuskan untuk langsung menikahinya padahal yang Hota tahu, Leonar bahkan tidak pernah akrab dengan pegawai berwajah cantik melibihi rata-rata seperti Neira, Hota hanya tahu sang bos lebih menjaga jarak dengan para pegawainya yang cantik tidak tampan seperti dirinya. Alias Leonar tidak pernah dekat dengan yang namanya wanita. Walapun rumor yang beredar bos-bos kaya seperti Leonar tidak mungkin tidak bermain dengan wanita diluar sana.

" Harusnya anda yang tinggal disini dan membuat semuanya sempurna untuk Mr. Leo, kenapa nona menyalahkan saya untuk itu" Hota benar-benar terlalu sabar melihat sang bos tiap hari bahkan tidak pulang mengurusi pekerjaan yang bagi Hota sendiri sangat melelahkan, mungkin itu adalah pelampiasannya karena Neira tidak menginginkan untuk tinggal bersamanya.

" Harusnya pak Hota yang menjamin kenyamanannya"

" Lha, kenapa jadi saya terus yang anda salahkan, rumah ini adalah prifasi Mr. Leo dan selama ini tidak ada yang berani menginjakkan kakinya disini tanpa seizinnya. Anda juga tahu saya bukan istrinya, saya laki-laki normal dan saya hanya asistennya"

Mendengkus lelah, Neira bangkit dari kursinya. Memang benar apa yang dikatakan Hota barusan, tapi untuk memulai tinggal bersama Leonar untuk selamanya ia benar-benar belum siap, ia belum ingin masuk lebih kedalam dunia milik Leonar, menyadari pria itu pergi dengan tidak memberitahunya seperti sekarang membuatnya seolah jauh dari gapaiannya, lantas bagaimana mungkin Neira pantas terus bersanding disisinya.

" Anda tidak harus menyalahkan siapapun, saya ataupun diri nona Neira sendiri. Mr. Leonar tahu batasan akan dirinya dan ia tahu keinginan dalam pikirannya. Yang pasti saya harap anda bisa berada disini, anda akan tahu siapa sebenarnya Mr. Leonar kalau anda tinggal bersamanya, anda tidak akan lagi meragukannya apalagi mengkhawatirkannya"

Uraian panjang Hota membuat Neira masih tidak beranjak dari tempatnya berdiri. Kata-kata itu benar-benar tajam menusuknya.

" Apakah ada raut kekhawatiran diwajah saya yang anda artikan itu adalah kekhawatiran akan Mr. Leo?"

TOUCH MY HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang