" Kamu sungguh ingin meninggalkanku" Leonar mengeratkan pelukan di perut Neira merasakan wanitanya menahan nafas cukup lama, ia mengulum senyum. Apakah Neira melakukannya karena sentuhannya.
" Bernafaslah Nei, jika kamu tidak ingin mati dipelukanku, aku bahkan tidak merelakanmu untuk itu" Meletakkan dagu dipuncak kepala Neira sedikit merasakan pergerakan juga nafas panjangnya. Leonar masih tidak melepas pelukannya membuat Neira membalikkan badan dan mendorong tubuh Leonar yang tidak sedikitpun bergeming.
Tatapan keduanya sejenak bertemu sebelum Neira dengan tiba-tiba mencengkram pinggang Leonar lantas menggigit dadanya kuat.
Terhenyak, pria ini melepas tubuh Neira dan menapakkan tangannya dipintu, merasakan begitu sakit Neira menggigitnya.
" Ah, Sial!!" runtuknya dalam hati, kenapa seperti ini wanitanya bereaksi, apakah dia kesal dan marah dengan kata-katanya, bukankah apapun yang dikatakannya dari tadi masuk di akal, tapi kenapa respon tubuh Neira tidak seperti apa yang dibayangkan dalam benaknya. Kalau saja tangan kirinya tidak terbalut gips, Leonar tidak akan peduli lagi menjaga kesabaran untuk menahan hasratnya." Tidak inginkan bagian lainnya? Apakah hanya cukup disana saja? Lanjutkanlah dimanapun kamu menyukainya" Ujar Leonar saat Neira melepas gigitannya walau Perih itu yang dirasanya.
Bergetar tangan Neira menyentuh bagian dada pria yang berposisi tak berjarak itu darinya, bekas gigitannya memberikan luka yang berdarah disana
"Maaf, sungguh maafkan aku" Suara Neira serak, tidak tahu apa yang musti harus ia lakukan, ia benar-benar ceroboh tadi, akal sehatnya dikalahkan mendengar kata-kata Leonar yang bertubi seolah menelanjanginya kasar." Aku rela kamu menandai semua bagian tubuhku, tapi kamu harus memberi kesempatan untukku membalasnya, juga merelakannya sepertiku"
Neira mengangkat wajahnya, lagi-lagi senyuman itu yang ada dibibir Leonar dan ia benar-benar tidak pernah menyukainya.
" Hentikan Leo! Lebih baik kamu diam dan tidak bicara!" Neira menutup mulut Leonar dengan dua tangannya, rasanya ia ingin sekali menangis saat ini juga. Sungguh, apakah Leonar mengerti bahwa saat ini ia sangat menyesal dan benar-benar malu.
" Kamu sungguh merasa kesal?!" Menyingkirkan tangan Neira, Leonar menatapnya heran.
" Atau Kamu sungguh sudah ingin memberikan kepolosanmu dan kegadisanmu untukku, suamimu?"
Bugh!!...kepalan tangan kecil Neira bersarang diperut Leonar, sungguh mulut pria ini tidak ingin diam, padahal malam begitu larut jam sudah menunjukkan pukul dua lebih. Apakah dia tidak ingin diam dan tidur saja di king size itu, apakah ia tidak akan berhenti menjahilinya, menggoda Neira.
" Aku bilang cukup Leo! Jangan ingatkan terus bahwa kita sudah menikah, dan kamu sah suamiku" Neira benar-benar menangis sekarang dan itu membuat Leonar tergelak, puas. Tangan besarnya meraih tubuh Neira merengkuh dalam dekapnya.
" Beradalah disisiku, Nei. Aku selalu ingin melindungimu dan menjagamu" Bisik Leonar disela nafasnya yang menderu. Saat ini ia hanya ingin fokus pada wanita di rengkuhannya, pikirannya tidak ingin terpecah oleh pekerjaan yang menunggunya, juga pak Wint yang mulai menangkap pion-pion penggelap dana perusahaan di Cina, walau ia sendiri tahu benar siapa ratunya, Frentina raufagle. Leonar tidak akan melepas dan memberi kesempatan padanya kali ini.
---**--**---
Menyalakan hanya sebuah lampu meja dikamar hotelnya, seorang pria muda masih terlihat duduk di sisi pembaringan dalam temaram sinar lampu yang tidak begitu jelas menampakkan wajahnya.
Tangannya mengakhiri sebuah panggilan diponsel yang ada ditangannya, seseorang masuk dengan langkah berat karena suara sepatunya memecah keheningan.
" Tuan muda Edward belum tidur?" Suara orang tersebut bertengger disisi pria yang masih diam duduk disisi pembaringan. Ia melihat wajah pria itu tanpa expresi meski terlihat keletihan bergayut disana.
" Eros, bagaimana keadaan adikku?Apakah dia baik-baik saja" Tanpa basa-basi pria yang di panggil Edward itu menanyakan prihal adiknya, siapa lagi yang dimaksudkannya kalau tidak Neira Shophie eirella.
Pertemuannya dengan pihak Pt. GSN di sebuah mall tempo hari membuatnya bisa melihat sosok cantik sang adik, ia bukan lagi gadis kecil yang bergayut manja dilengannya, ia seorang yang benar-benar berpenampilan sangat sederhana, bedak tipis dan pemerah bibir warna netral menghiasi wajah yang kepucatan. Meski harta yang ditinggalkan almarhum sang ayah sungguh sangat melimpah, tapi itu sekarang diambil alih oleh ibu kandung Edward, tiada tersisa untuk Neira. Gadis kecil itu hanya mendapatkan sebuah rumah dan Edward sungguh tidak yakin Neira dapat membayar biaya pemeliharaan dan pajaknya. Sehingga diam-diam ia mengatur pemeliharaan dan lain-lain mengenai rumah itu tanpa sepengetahuan sang ibu.
Sungguh benar-benar serakah ibu kandung Edward, selama ini dia mencari Neira demi pengalihan aset milik sang ayah atas namanya, meski mereka sudah bercerai cukup lama tapi entah kenapa ibu kandungnya masih mengincar harta benda itu.
Edward tidak mungkin mendekati Neira saat ia berpapasan dengannya, ia takut untuk menyapanya, khawatir jikalau orang-orang ibunya mengetahui itu, pasti mereka akan membawa Neira paksa dan menyiksanya.
Tidak berdaya, itu adalah hal yang sekarang Edward rasa, dan menjadikan dirinya tidak berguna untuk melindungi Neira. Yang bisa ia lakukan sekarang hanyalah menuruti keinginan sang ibu demi melindungi adik satu-satunya.
Meski begitu tersiksa karena kerinduannya pada sang adik, Edward harus tetap berusaha menahannya, sampai dapat berdiri tegak untuk benar-benar bisa melindunginya.
Edward begitu hawatir saat melihat ada seorang yang mendorong tubuh Neira di mall tempo hari mencelakainya, saat benar-benar panik untuk mendekat ingin menolongnya, seseorang bahkan lebih dulu melakukan itu mewakilinya membuat rasa penasaran di benak Edward akan siapa sebenarnya pria sang penolong adik beda ibunya itu.
" Nona baik-baik saja, tuan muda. Anda tidak perlu menghawatirkannya, sepertinya ada yang menjaganya saat ini" Jelas Eros.
" Maksudmu, Andreas Yogi Pranata?" Edward mengingat-ingat laki-laki yang terakhir berada disamping adiknya, sebelum ia menghilang meninggalkannya. Ia sejenak terlihat gusar, keluarga Andreas bahkan tidak cukup kuat dari pada keluarga ibunya. Bagaimana ia bisa melindungi Neira dari kejamnya sifat ibunya.
" Saya kira bukan dia, laki-laki itu sudah menikah, bahkan Nona tidak pernah menghubunginya"
Menghela nafas lega Edward menaruh ponselnya diatas nakas. Ada sebuah harap terbersit dari tatap matanya.
" Sepertinya, Nona sangat dijaga ketat. Setelah kejadian di mall tersebut, orang-orang kita bahkan tidak bisa mendekat untuk sekedar tahu bagaimana keadaannya"
" Bagaimana kalau aku menemuinya, Eros? Aku ingin memastikan siapa yang bersama adikku saat ini"
" Jika orang tersebut mengizinkan, pasti dia akan membuka jalan untuk anda" Eros terlihat begitu tenang, itu membuat Edward berpikir siapa yang begitu kuat melindungi adik kesayangannya.
Ada senyum kelegaan tersembul dibibir tipis Edward, menyisihkan raut kelelahan diwajahnya. Semoga saja yang ada disisi adiknya benar-benar bisa melindunginya.
Tbc..........
Minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin.
Selamat hari raya ied fitri 2020
Selamat ulang tahun untuk putriku
Nailatun Nahda Elfarosi
Yang ke-5
23-05-2020Thanks for readers atas vote dan komennya
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCH MY HEART
General FictionKata orang pernikahan adalah hal yang sakral, ikatan yang suci untuk menyatukan hati dan jiwa dua insan. Tapi apa kata Leonar membuat hati Neira benar-benar kehilangan tautan. Ia tidak ingin pulang kerumah pria itu setelah dengan seenaknya menikahi...