33

575 27 0
                                    

" Ah, terimakasih" Sahut Neira dengan nafas yang tidak teratur.

" Nei...kamu tidak apa-apa" Suara itu begitu panik terdengar. Selina yang datang langsung memeluk Neira khawatir. Wanita ini hanya diam termangu, apakah barusan tadi hanya mimpi tetapi hal itu bahkan benar-benar terjadi.

Bruk....Neira jatuh terduduk setelah Selina melepaskan pelukannya, wanita ini benar-benar merasa pening menguasai kepalanya menyadari orang-orang kembali mengerumuninya dengan rasa penasaran. Merasa bahwa dirinya benar-benar lelah dengan apa yang di alaminya hari ini.

" Nona tidak apa-apa?" pria sang penolong itu berjongkok meraih  tangan Neira dan memeriksanya, ada luka goresan yang berdarah disana. Ternyata itu yang membuat Neira merasa sakit di tangannya tadi. Dan apakah mungkin seorang yang mencoba menjatuhkan Neira tadi juga melukai tangannya.

" Siapa yang mencoba bunuh diri, maaf minggir.." dua orang security menyeruak masuk ke dalam kerumunan dan mendapati sang pria penolong, Neira dan Selina sedang duduk di dekat pagar kaca.

" Kalau tidak tahu apa-apa sebaiknya kalian tidak bicara hal yang kalian tidak tahu kebenarannya" pria sang penolong bangkit dan menghadapi dua orang securuty tersebut.

" Ach, sebaiknya kalian ikut ke kantor karena menyebabkan keributan di mall ini" Ucap seorang dari security tersebut.

" Kalau kami menolak?" Sang pria penolong kembali bersuara.

" Sebaiknya anda ikut kami nona, sepertinya anda terluka" seorang security lainnya yang memakai tage name zaini mengulurkan tangannya pada Neira.

" Saya tidak apa-apa" suara Neira sedikit gemetar. Tapi ia akhirnya menyambut uluran tangan tersebut.

Entah keputusan Neira mungkin salah karena mengukuti kemauan para securuty tersebut, dan ia sekarang dihadapkan pada layar monitor yang memperlihatkan pertengkarannya dengan wanita yang menuduhnya selingkuh dengan suaminya tadi siang. Belum lagi pertanyaan para security tersebut yang membuat Neira bingung.

" Anda sungguh sengaja menjadikan mall ini sebagai tempat bunuh diri karena anda merasa kecewa?" Zaini bertanya serius pada Neira di ruangan tertutup itu, sebuah ruangan yang persis dengan ruangan isolasi, tidak ada jendela atau fentilasi apapun disana hanya sebuah pintu yang tertutup itu. Tapi kenapa dalam ruangan security ada ruangan seperti ini.

Selina dan pria sang penolong tadi entah kenapa tidak diperbolehkan masuk ke dalam sementara Neira diperlakukan layaknya seorang yang bersalah.

" Hanya berdasarkan gambar yang tidak jelas itu anda menuduh saya akan melakukan bunuh diri di mall ini dan mengakibatkan kerugian, anda benar-banar picik" Neira menatap Zaini tepat di manik matanya, kenapa laki-laki muda ini menyerangnya dengan pertanyaan yang tidak masuk akal.

" Anda sudah tahu perbuatan anda akan mengakibatkan kerugian tapi masih melakukannya"

" Sudah saya bilang saya di dorong oleh seseorang, apakah cctv anda bisa menunjukkan rekaman saat saya akan jatuh secara lengkap tidak ada yang terpotong"

Zaini mengernyit, Neira masih menatapnya walau dengan tatapan rapuh karena lelah.

" Tidak ada yang terpotong disana, dan sudah jelas anda melamun dan menjatuhkan diri anda ke bawah" elak Zaini bersikukuh menuduh Neira

" Tapi menurut saya dibagian itu tidak begitu jelas terlihat, anda harusnya tidak memanipulasi bukti" Neira masih mencoba untuk membela dirinya karena memang seperti itu kenyataannya.

Brak....seorang tiba-tiba masuk dan membisikkan sesuatu pada telinga Zaini dan itu membuatnya beranjak meninggalkan ruangan tanpa pamit pada Neira yang termangu karena orang yang barusan masuk tadi memberi hormat padanya dengan membungkukkan badannya.

TOUCH MY HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang