7

906 28 0
                                    

Seluruh hatiku menyusun indahnya awan biru
Tapi angin terus saja membawanya tanpa dapat kusentuh
Satu demi satu ku kagumi indahmu
Namun tak jua jadi peraduan tempatku merindu

☁😞☁☁☁☁😞☁

Merasa senang karena mama Anggela menemaninya selama kepergian Leonar, Neira benar-benar merasa seperti disamping mamaya sendiri, apalagi mama Anggela memperlakukannya seperti gadis kecil kesayangannya.

Leonar melarangnya untuk pergi bekerja selama itu, karena Hota sudah mengatur pekerjaan Neira di kantor.

" Kapan-kapan kamu bisa mengajak Leo untuk pulang kan, Nei?" pinta mama Anggela pagi ini ketika mereka di meja makan. Wanita ini menyodorkan segelas susu hangat pada Neira yang diterimanya dengan senyum merekah dibibirnya.

" Terimakasih. Memangnya Leo tidak pernah pulang ma?" Neira meneguk minumannya, terasa hangat diperutnya.

Mama Anggela menggelengkan kepalanya, ada raut kesedihan yang dalam diwajahnya.
" Leo hanya pulang saat menikah denganmu, setelah lima tahun lebih ia tidak pernah pulang kerumah" tutur mama Anggela dengan suara lirihnya.

Neira menatap mama Anggela butuh penjelasan, ia tidak pernah mengenal Leonar sebelumnya, jadi apapun tentang Leonar, Neira masih belum bisa mengetahuinya, apalagi pria itu tidak pernah bercerita tentang dirinya.

" Waktu itu papa menjodohkannya dengan putri sahabat mama, orang asal Amerika tapi dia menolak dan pergi tanpa kembali" Mama Anggela mengaduk jusnya, seperti tidak berselera untuk meminumnya.

" Leo sangat keras hati, ia tidak penurut seperti kakaknya Hirosi. Mama berharap kamu bisa mengajaknya pulang ke rumah suatu hari nanti, sayang"

Neira masih menatap mama Anggela dengan penuh penasaran tentang Leonar, tapi dia menekan rasa penasarannya dengan tidak bertanya apapun tentang pria yang tiba-tiba menikahinya tanpa persetujuannya. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Leo dan Keluarganya? padahal kelihatannya mereka baik-baik saja. Neira menutup mulutnya, ia mengangguk kecil saat mama Anggela membalas tatapannya dengan pandangan penuh harap.

---***----**,,**---

Menghubungi Leonar adalah hal yang tidak pernah Neira lakukan, toh kalau ada perlu pria itu yang menghubungi dulu atau langsung mendatanginya.

Tapi mama Anggela terus saja mendesak Neira untuk menelfonnya karena sudah empat hari Leonar belum kembali, dan setiap itu juga ponsel Leonar tidak pernah aktif.

Beruntung saja mama Anggela pamit pulang sore ini karena ada urusan di butiknya, jadi Neira tidak susah hati lagi kalau mama Anggela mendesaknya untuk menelfon Leonar.

" Ach, apakah itu dia" Gumam Neira saat ponselnya memanggil, menghenyakkannya dari kesibukannya membersihkan dapur.

Leonar tidak merasa cocok untuk memiliki pembantu rumah tangga, karena ia hanya hidup sendiri dan jarang ada dirumah.

Mengira bahwa Leonar yang menghubunginya, dengan buru-buru Neira meletakkan piring yang sudah dilapnya diatas rak yang tersusun dalam lemari kaca.

Nomor tidak dikenal, tapi jari kecilnya menerima telfon tersebut.
" Halo Neira!!! Syukurlah nomor ponselmu tidak ganti. Bisa jemput aku di bandara cepet gak, please!!!.."
Suara Selina di sebrang sana tanpa menunggu jawaban langsung menutupnya.

TOUCH MY HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang