21

622 26 0
                                    

"Kalian!! "

Seseorang memasuki ruangan dan terpaku diambang pintu, ia memegangi dadanya seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya diruangan tersebut.

"Apa yang kalian lakukan ini tidak pantas! "

Mama Anggela masih berdiri kaku di ambang pintu, wajahnya menyiratkan kekecewaan yang sangat.

Leonar melihat posisinya dan Hota yang sekarang, masih tidak ingin melepaskan lengannya dari Hota.

"Maaf sir, bisa lepaskan dulu lengan anda, posisi kita... Nyonya besar pasti salah faham"

Hota berbisik, menyadarkan Leonar akan kebenaran kata-kata Hota, asistennya tersebut menggosok lehernya yang terasa sakit dan beranjak menjauh beberapa langkah setelah Leonar melepasnya.

"Mama kenapa kesini? " Leonar bergeming di tempatnya.

"Bilang apa kamu! Kalau mama tidak kesini, mama tidak akan tahu kelakuanmu dan asistenmu"

Mama Anggela sudah berdiri di depan Leonar, putranya.

" Mama... Itu tidak seperti yang mama pikirkan" Leonar berusaha menjelaskan kesalah fahaman mama Anggela.

"Mama tidak butuh penjelasan, Harusnya mama tahu lebih awal kenapa kamu sampai menolak wanita-wanita yang mama kirimkan padamu, padahal mereka sangat cantik-cantik dan putri orang terpandang"

"Asy.. Ma... Itu tidak.. "

" Cukup Leo, Apakah karena wanita itu kamu berubah seperti ini, kamu dulu tidak seperti ini"

Leonar menarik nafas panjang, ia tidak ingin mendengar nama wanita itu disebut mamanya, ia segera beranjak ingin keluar

"Ah,, sial" umpat Leonar pada dirinya sendiri hampir tak terdengar, Hota menahan tawanya melihat wajah sang bos yang memerah seperti kepiting rebus.

Seorang bos yang di segani dan ditakuti dikalangannya kini tidak berkutik didepan seorang wanita tak lain mamanya sendiri.

" Keluarlah Hota, kenapa kamu senyam senyum disini? " Leonar yang menyadari kelakuan Hota berdiri tepat didepannya, menyuruhnya pergi.

"Kamu tidak boleh pergi Hota, kamu juga harus menjelaskan apakah kalian adalah pasangan gay? "

Kata-kata mama Anggela yang sudah blak-blakan membuat telinga Leonar gatal, ia ingin menghindari sang mama tapi kata-kata itu tadi,, kenapa sang mama tidak percaya sama sekali, dan masih ngotot dengan fikiran negatifnya.

"Ma... Sudah, jangan melebih-lebihkan. Itu tadi mama salah faham"

Leonar berbalik menghadap mama Anggela.

"Salah faham bagaimana? Apakah pernikahanmu itu upaya kalian untuk menutupi hubungan gelap kalian? "

"Kenapa kamu malah memperalat mantu mama seperti itu?"

"Pantas saja kamu membiarkan Neira tinggal di luar rumah, dan kamu juga tidak berniatan mengadakan resepsi pernikahanmu dengan Neira"

Cukup sudah, Leonar tidak ingin mendengar kemarahan mamanya lagi. Ia segera menghampiri wanita itu dan memeluknya. Sedang Hota keluar dengan cepat dan menutup pintu ruangan.

"Ma... Sudahkah?"

Pelukan Leonar membuat wanita cantik itu terdiam, ia menggenggam tangan putranya gelisah setelah pelukan itu lepas darinya. Merekapun sama-sama duduk disofa.

" Itu tidak benar kan Leo? Apa yang mama ucapkan tadi? "

Leonar menatap manik mata sang mama, apa yang menjadi pikiran wanita ini, dan dari mana ia tahu kalau Neira tidak tinggal di rumahnya.

"Tidak benar ma, soal aku dan Hota"

"lantas dengan Neira?"

Sejenak Leonar terdiam, apakah ia harus mengatakan yang sebenarnya pada sang mama, atau ia harus terus menutupinya.

" Ma.. Aku tidak tahu mama tahu dari mana kalau Neira tidak tinggal bersamaku"

"Kan.. Benar apa yang mama bilang, tapi kalian sudah menikah Leo? "

" Ma... Bisa minta tolong untuk tidak menanyakan alasannya? "

Mama Anggela melepas tangannya dari genggaman putranya, harusnya Leonar menjelaskannya sekarang juga. Tapi belum sempat ia berkata untuk mendesak Leonar agar memberitahukan alasannya, Hota sudah memasuki ruangan tersebut.

"Maaf sir, nona Neira sejak tadi diluar. Saya menahannya untuk tidak pergi karena sepertinya dari awal nona Neira mendengar pembicaraan.."

Tidak menunggu Hota untuk bicara lebih, Leonar langsung menghambur keluar. Dengan sifatnya yang seperti itu mana mungkin Neira menunggunya, menunggu penjelasan tentang apa yang dia dengar.

Benar saja, wanita itu sudah berada di depan lift menunggunya terbuka.
Leonar segera menyambar tubuh Neira ketika akan memasuki lift tersebut.

"Nei...ikut aku" Leonar mengajaknya turun ke parkiran khusus mobilnya, sedang wanita itu hanya diam saja tenggelam dalam pikirannya.

Tbc....

TOUCH MY HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang