Bagaimana bisa sepagi buta mama ke rumah dan mencari Neira, membuat Leonar harus mencari alasan kalau istrinya itu sedang tugas luar kota dan belum pulang, asal saja mama Anggela langsung marah-marah dan menggubungi Neira, beruntung ponselnya tidak aktif.
"Mama sudah kenyang dengan semua alasanmu Leo, suami istri itu harus serumah, kamu terus saja bohongi mama"
" Jadi suami itu yang tegas sedikit sama istri kamu, apalagi istri kamu itu cantik bagaimana kamu tega membiarkan mantu mama tinggal diluar sana"
Leonar yang baru saja pulang dari joging melangkah menuju dapur membuat teh untuknya dan mamanya.
Menaruh dua gelas diatas meja makan, Leonar duduk meraih roti selai memotongnya kecil-kecil diatas piring.
" Jangan kamu ngurusin kerja terus Leo, mama juga kan pengen cucu"
Ah,, mama Anggela tidak mau berhenti menceramahinya. Wanita ini duduk disebelah Leonar.
" Kan mama sudah punya cucu dari Hirosi"
Leonar meminum teh hangatnya dan memasukkan sepotong kecil roti selai kedalam mulutnya
"Leo! Kamu itu ya, mama itu punya dua putra bagaimana kamu yang putra kesayangan mama tidak mau membuatkan cucu buat mama"
"yah.. Itu, harusnya mama menjadikan Hirosi putra kesayangan juga, cumak dua ini anaknya. Gak adil juga tuh mama"
Leonar menghabiskan rotinya dan meneguk tehnya sampai tandas, seolah tidak terganggu dengan omelan mamanya.
" Jangan mengalihkan pembicaraan Leo"
Mama Anggela benar-benar heran dengan ke acuhan anaknya ini, bagaimana bisa ia sudah menikah dan tidak masalah istrinya tinggal di luar rumah.
" Tehnya diminum mah.. Mama kan belum sarapan, tadi bangun tidur langsung kesini?"
Leonar memandangi sang mama dengan tersenyum.
"Atau mama gak tidur semalaman?, kan jauh jarak rumah ke sini, pak Wito kasihan juga kalau disuruh nyetir subuh hari begitu"
Mendengar kata-kata Leonar, mama Anggela melunak, wanita ini terlalu sayang padanya, apapun itu yang penting putranya bahagia. Ia tidak ingin kehilangan putra bungsunya. Tapi tentang menantunya ia butuh penjelasan dari putranya tersebut.
" Tapi Leo_" kata-kata Mama Anggela menggantung, ia mendapati Leonar sudah melangkah meninggalkannya.
"Aku ada meeting pagi ini ma, istirahat saja di kamar"
--**---**,,**---
Waktu meeting seolah begitu lama, meeting bulanan dengan kepala setiap divisi di kantor pusat membuat kepala Leonar pusing, tidak biasanya.
Apakah karena tadi pagi mama Anggela datang seperti itu dengan seabrek kata-katanya, ia tidak akan datang diwaktu yang khusus tersebut kalau tidak ada yang memberitakannya sesuatu hal.
Dari mana mama Anggela tahu kalau ia tidak tinggal serumah dengan Neira, apakah ada orangnya yang memberitahunya?
"Hota langsung ke ruanganku" menutup meeting, Leonar langsung melangkah keluar tanpa menunggu reaksi Hota akan perintahnya.
Duduk di kursi kerjanya Leonar langsung menyalakan laptopnya, mengecek pekerjaan di cina.
" Ada masalah sir? " Hota sudah masuk ke ruangannya, beberapa saat ia dibiarkan menunggu lama.
" Apa yang kamu sembunyikan dariku Hota"
Leonar meletakkan stylus di meja dan bangkit dari duduknya.
"maksud anda? "
"Apa kamu ditugaskan mama untuk mengamati dan melaporkan kehidupanku dengan Neira?"
Leonar menghampiri asistennya itu, merasa tidak di beri jawaban langsung, ia mengalungkan lengan dileher Hota.
"Katakan!" geramnya, mengeratkan legan itu dileher Hota membuat laki-laki ini terbatuk.
Hota sendiri mencoba melepaskan lengan itu dengan menariknya dan menghentakkan kakinya.
"Apa maksud anda, saya tidak mengatakan apapun pada nyonya besar"
"Ayolah Hota, kamu tahu aku tidak suka itu" Leonar membawa Hota ke tengah ruangan, setidaknya kalau mereka berduel tidak akan terkena meja atau dokumen lainnya.
"Tidak sir, saya bukan mata-mata nyonya Anggela"
" Lantas katakan yang sebenarnya, hanya kamu yang tahu kami sudah menikah"
Leonar tidak melepas leher Hota, ia mendekatkan wajahnya di telinga laki-laki itu, Hota memegangi lengan sang bos ingin segera terlepas darinya.
"Kalian..!!! " Seorang memasuki ruangan dan terpaku di ambang pintu, ia memegangi dadanya seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya di ruangan tersebut.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCH MY HEART
General FictionKata orang pernikahan adalah hal yang sakral, ikatan yang suci untuk menyatukan hati dan jiwa dua insan. Tapi apa kata Leonar membuat hati Neira benar-benar kehilangan tautan. Ia tidak ingin pulang kerumah pria itu setelah dengan seenaknya menikahi...