Menyerahkan tangungjawab bagian keuangan pada orang lain untuk beberapa hari kedepan adalah suatu hal yang sulit bagi laki-laki setengah baya tersebut. Apalagi pria muda dihadapannya ini sulit mempercayai orang baru.
" Apakah harus saya yang pergi ke cina? Bukankah lebih bagus anda yang kesana untuk memastikan siapa dalang dari penggelapan dana perusahaan anda" pak Wint menatap tajam Leonar yang masih serius membaca data di tangannya.
" Akan lebih baik ada orang lain yang ada disana, bukan saya" Leonar begitu tenang menanggapi laki-laki yang begitu gusar didepannya.
" Apakah saya bisa mempercayai Neira untuk memegang posisi saya disini?" Pak Wint menekankan keamanan perusahaan Leonar.
" Apakah saya menyuruh untuk anda berangkat sekarang juga?"
Laki-laki setengah baya itu tercengang, bukannya salah satu perusahaan di cina begitu menghawatirkan, kenapa pria di depannya ini terlihat biasa-biasa saja seolah tanpa gangguan.
" Maksudnya?"
" Diskusikan strategi kedatangan anda dengan Hota, anda harus cukup persiapan untuk menangkap rajanya bukan?" Leonar selesai membaca data ditangannya, pria ini menaruh dokumen diatas meja dan menatap pak Wint tajam.
" Demi keselamatan anda, saya harap ada komunikasi yang baik selama anda disana, tidak ada jaminan mereka tidak menyakiti anda atau menghilangkan nyawa anda"
Pak Wint membenarkan letak kacamata bacanya, ia sangat ingat karena kecerobohannya dulu, ia hampir kehilangan nyawanya dan itu meninggalkan bekas luka memanjang di punggungnya.
Waktu itu Leonar sangat kecewa padanya, karena itu ia memindah tugaskan pak Wint di perusahaan pusat yang berada di Indonesia.
" Hota akan menyamarkan jadwal kedatangan anda disana, anda tidak usah menghawatirkan apapun disini"
Terdengar pak Wint membuang nafasnya panjang, jalan yang ditempuh sang bos setelah meninggalkan dunia mafia sungguh tidak membuat itu bersih dari musuh dan rintangan, apalagi pria muda tersebut terkenal dengan kegigihannya mendapatkan apa yang di inginkannya bahkan ia tidak pernah main-main dengan apapun.
Apakah karena keselamatan istrinya sehingga pria muda ini menyembunyikan pernikahannya dari semua orang, wanita seperti apa yang sanggup berdiri disampingnya.
" Anda memikirkan apa pak Wint? Sebaiknya anda tidak menyentuh hal diluar pemikiran anda"
Kata-kata Leonar membuat pak Wint gelagapan. Laki-laki ini tersenyum kecut, apa pikirannya terbaca semudah itu?
---**---**----
Langkah pria muda itu begitu tergesa-gesa, ia hanya membalas sapaan para bawahannya dengan tatapan tajam menyiratkan bahwa saat ini ia tidak ingin menerima gangguan apapun didepannya.
" Nona Neira meminta pulang, tadi saya mengantarnya ke rumah anda sekalian mengambil file di sana"
Sambut Hota di ruang kerjanya.Sedikit menaikkan sebelah alisnya, Leonar menghempaskan tubuhnya diatas sofa, tangannya mengeluarkan ponsel dari balik jas dongkernya.
" Grif, bisa kamu naik sekarang!"
Hota menatap tajam pada sang bos, untuk apa ia berhubungan dengan Grifson, seorang spiyer dari dunia hitam itu. Apakah ini masalah bisnis, atau yang lainnya.
" Hota, temui pak Wint dan atur masalah di Cina seperti yang kita bicarakan tempo hari, pastikan untuk menemukan orang itu"
Ah... Apakah Leonar mengusirnya, tidak menginginkan dia tahu masalah apa yang akan dibicarakan Leonar dengan pria yang namanya disebut sang bos tadi.
Padahal, Hota sangat ingin bertemu dengan Grifson memastikan bagaimana sosok laki-laki itu. Hota sangat penasaran karena dulu sampai saat ini ia hanya mendengar namanya disebut-sebut.
" Cepatlah Hota! Jangan biarkan pak Wint menunggu" Leonar menatap heran Hota yang masih tidak bergegas, ia masih bisa bersabar menghadapi Hota yang akhir-akhir ini banyak berfikir sebelum mengerjakan perintah darinya. Ada apakah dengan Hota akhir-akhir ini.
" Maaf sir, sebenarnya kenapa anda masih berhubungan dengan Grifson? Sepengetahuan saya, anda sudah lama tidak bergabung dengan dunia mafia" Hota memberanikan diri mengutarakan rasa penasarannya.
" Kamu juga dari dunia itu Hota, apakah ada dua jalan yang bisa dilalui sekaligus diwaktu yang sama"
Leonar memberi jawaban yang begitu singkat dan itu membuat Hota segera pamit meninggalkan dirinya sendiri di ruangan besar tersebut.
Leonar mendesah panjang, ia tidak ingin siapapun tahu hidup macam apa yang ia jalani sekarang.
" Masuklah Grifson!" Leonar beranjak dari duduknya, ia menyambut kedatangan Grifson yang melangkah masuk dan menghampirinya. Laki-laki tinggi kurus itu membungkuk padanya.
" Semua file tentang keluarga nona Neira ada disana" Grifson memberikan sebuah map tebal pada Leonar, pria ini menerimanya.
" Kamu sudah tahu semua tentangnya? Apakah bisa mereka bertemu?" Leonar sebenarnya begitu gelisah jika istrinya bertemu dengan kakaknya, yang sebenarnya beda ibu.
" Kakak dari nona Neira sebenarnya sangat menyayanginya, ia selalu mengawasinya dari jauh. Saya bertemu dengan orang yang mengawasi Nona Neira saat didepan rumah anda"
" Apakah orang itu tahu kalau Neira menikah denganku?"
" Sepertinya belum" Grifson memastikan.
" Tapi, ada tekanan dari keluarga Tuan Edward sehingga ia tidak bisa bertemu dengan nona Neira"
" Mereka pasti tidak menyisakan sedikit harta untuk kehidupan Neira. Bukakankah begitu?"
Grifson mengangguk, membenarkan kata-kata Leonar.
" Apakah anda masih ingin mempertemukan mereka?" tanya Grifson hati-hati.
" Ada baiknya mereka bertemu, Grifson. Tidak ada yang bisa menghalangi kasih sayang antara kakak beradik"
" Keluarga mereka pasti tidak mengizinkan"
" Kalau begitu, mereka akan berhadapan denganku"
Grifson menatap Leonar tajam, tidak ada yang membuat pria muda itu gentar, kekuasaan keluarga manapun.
" Jika itu keinginan anda, saya akan mendukung anda dengan yang lainnya"
" Trimakasih Grifson, kamu selalu ada untukku"
" Tidak perlu sungkan sir, sudah seharusnya kami selalu ada didekat anda"
Grifson pamit segera meninggalkan Leonar dengan pikirannya.
Ada sesak di dada Leonar, bagaimana Neira melalui itu semua setelah kedua orang tuanya meninggal.
Dengan buru-buru Leonar keluar, ia memutuskan untuk menemui Neira di rumahnya tidak sempat untuk memberitahu Hota. Ia meninggalkan pekerjaannya tidak peduli jadwal meeting yang akan dihadiri olehnya.
Dalam pikirannya hanya ada Neira, wanita itu yang memenuhi benaknya. Ia tidak begitu fokus kalau wanita itu tiada dalam jangkauan penglihatannya.
Sejak kapan?... Sejak kapan wanita itu selalu mengganggunya, akh... Ini benar-benar gila!
Ragu Leonar meraih hendel pintu rumahnya, apakah Neira sudah pergi tanpa menunggu kedatangannya seperti waktu ia meninggalkannnya dulu ke cina.
Sepi, tapi ada makanan tersaji di atas meja makan, masih panas karena kepulannya terlihat menguap.
Tbc...............
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCH MY HEART
General FictionKata orang pernikahan adalah hal yang sakral, ikatan yang suci untuk menyatukan hati dan jiwa dua insan. Tapi apa kata Leonar membuat hati Neira benar-benar kehilangan tautan. Ia tidak ingin pulang kerumah pria itu setelah dengan seenaknya menikahi...