27

659 29 0
                                    

Menutup wajah Neira meruntuki dirinya sendiri, kenapa tadi ia menendang Leonar saat pria itu mengatakan ingin mengobatinya, tubuhnya reflek merespon saat jemari besar milik Leonar masuk kedalam gaunnya dan menyentuh perutnya.

Pria itu jatuh dilantai dengan wajah yang memerah terlihat ia bangkit dan seperti tidak terjadi apa-apa masuk ke dalam selimut

" Maaf, harusnya aku tahu batasannya" Suara Leonar berat.

Neira menurunkan kedua tangannya melihat kearah Leonar yang berusaha tidur di bad king sizenya, rasa penyesalan menghantam dadanya, bukankah sejak ia setuju untuk menandatangani surat nikah itu Leonar berhak atas dirinya tapi kenapa tadi ia begitu bodohnya untuk melakukan hal tersebut.

Neira menggigit bibirnya, apakah ia harus tidur di sofa karena Leonar memilih tidur di king size tersebut? Neira serba salah, beringsut ia menempatkan guling diantara mereka dan mencoba tidur di sisi yang lainnya, berbaring menghadap sisi lain ia mengacak rambutnya masih menyesali perlakuannya tadi pada Leonar hingga akhirnya ia terjatuh pulas.

****

Apakah Leonar masih marah sehingga pagi-pagi sekali ia pergi meninggalkannya dan sekarang ia berhadapan dengan papa liang, satu-satunya orang yang tidak hadir kemarin karena perjalanan bisnisnya.

" Berapa kali kita bertemu, Neira?" Suara laki-laki tersebut menggetarkan hati Neira, wanita ini tidak bisa berucap apapun dihadapannya.

Seharusnya Leonar menemani Neira sampai akhir dalam menghadapi keluarganya, tapi ia benar-benar meninggalkannya di situasi yang sulit untuk dihadapinya, bagaimana pria tersebut benar-benar begitu tidak berperasaan padanya.

Papa Liang tersenyum memandang wajah tegang Neira, wajah itu mengingatkannya pada seorang kenalan lama.

" Kamu putri Dimitri Maulana? Dari istrinya yang ke dua"

Neira masih diam, Dimitri Maulana memang ayahnya, tapi kenapa laki-laki ini menyebut ibunya sebagai istri yang kedua, Neira tidak pernah tahu kalau ibunya adalah istri kedua ayahnya, ada sesak yang tiba-tiba menghantam dada Neira.

" Anda kenal ayah saya?" Neira menggenggam kedua tangannya menyembunyikan rasa yang menguasai sekujur tubuhnya.

" Ah,,rupanya aku menemukanmu. Dimitri sangat terkenal dibidangnya, ia tidak ingin orang-orang mengexspos kehidupan pribadinya, hanya orang-orang tertentu saja yang tahu hal tersebut" jelas papa Liang membuat Neira semakin penasaran.

" Seberapa dekat anda dengan ayah saya" tanya Neira.

Laki-laki yang duduk di hadapannya itu meraih gelas air dan meminumnya.

" Apakah kamu sangat ingin mengetahuinya?" Papa Liang menarih kembali gelasnya.

Terdengar Neira menghela nafas panjang, mungkinkah Papa Liang salah seorang sahabat dekat ayahnya, Neira sangat berharap tapi dengan gestur tubuh laki-laki tersebut seolah dia tidak ingin menceritakan tentang ayahnya.

"Aku tidak begitu dekat dengan ayahmu, hanya saja kamu sangat mirip dengan ibumu, terakhir kami bertemu saat aku mencari Leonar di Amerika setahun sebelum tragedi kecelakaan itu, aku melihatnya di berita tv" terang papa Liang

Mendengar itu Neira menundukkan wajahnya, ternyata benar papa Liang tidak mau bercerita tentang ayahnya.

" Papa lega karena Leonar menemukan dan memilihmu, papa yakin kamu sekuat ayahmu, jadi papa minta tolong padamu, jangan pergi dari sisi Leonar apapun yang terjadi, walaupun itu terdengar egois tapi kamu adalah yang terbaik untuknya"

" Maksud Anda?"

" Jangan kira dengan mengatakan ini papa merestui hubungan kalian, papa hanya mengajukan syarat apakah kamu mampu bertahan disisinya?"

TOUCH MY HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang